eins

4K 166 6
                                    

SELAMAT DATANG!

Di sekuel dari cerita BACKSTREET.

* * *

CUACA sore ini di kota Munich bisa dibilang ekstrim, dikarenakan derasnya butiran air yang turun dari langit. Temperatur udara turun drastis. Petir menyambar lapangan-lapangan kosong, membuat suasana terasa suram.

Tapi, dua pasang hati milik perempuan dan lelaki berusia dua puluh dua tahun tidaklah muram. Mereka duduk di dalam kafe di ujung jalan, saling mengobrol, tertawa, dan bercanda-ria. Kebahagiaan kedua insan tersebut bak orang baru memenangkan uang sebesar lima triliun rupiah.

Keduanya menggunakan berbahasa asing dengan fasih, membuat pelanggan restoran lain merasa kebingungan dan juga takjub.

Itu karena,

Ini adalah pertemuan pertama mereka di Jerman,

Setelah terpisah selama tujuh tahun lamanya, dengan rasa rindu yang menusuk,

Pertemuan yang mereka dambakan selama bertahun-tahun.

* * *

[Tadi siang]

SEORANG mahasiswi cantik berjalan menuju kafetaria kampusnya dengan sepasang earphone di telinga, sambil membaca buku-buku yang ada di tangannya.

"Angela, meine erste Klasse ya!" senyum seorang pria berdarah Jerman asli pada Angela.

Angela membalas senyuman pria tampan itu, ramah.

Hidupnya berubah 180 derajat, sejak ia pacaran dengan Ethan. Dari backstreet, lalu berbagai masalah yang ada, dan Axel yang harus dirawat di Jerman yang menyebabkan seluruh keluarganya harus pindah ke Jerman, dan kehidupannya sekarang. Berbeda. Ia yang dulunya bodoh dalam pelajaran, sekarang sudah menjadi salah satu mahasiswi S2 terpintar di universitasnya. Dan, seluruh materi pelajarannya berbahasa Jerman dan ia sangat fasih berbahasa Jerman.

"Halaman 120.. Materi baru lagi.." gumam Angela sambil menatap bukunya pelan, mulai membaca.

DUAK!

"Tut uns Leid!" kata Angela malu.

[Maaf]

Satu hal yang tidak pernah berubah dari dirinya, ceroboh.

"Tut uns Leid! Ich weiß nicht absichtlich!" ucap Angela meminta maaf sambil mengambili buku-bukunya yang berserakan di tanah.
Sekilas, Angela menatap orang yang ia tabrak. Orang itu menatap Angela lama.

[Maaf, aku tidak sengaja.]

Oh!

Dia bukanlah orang Jerman ataupun Eropa, tapi ia berkulit sawo matang dan berambut hitam. Ya, dia pasti orang Indonesia!

"You're Asian?" tanya orang itu sambil menatap Angela yang masih jongkok mengambili bukunya.

"Indonesian, and you? You can't speak German language?" tanya Angela.

"Saya juga dari Indonesia. Kamu berasal dari jurusan apa? Saya berasal dari jurusan kedokteran," kata orang itu halus.

Angela tercengang. Ia mengenal suara ini.

Nach Sieben JahrenWhere stories live. Discover now