dreizehn

832 53 5
                                    

ETHAN sudah memutuskan.

Pemikiran dewasa Ethan sudah memutuskan.

Lelaki itu harus menjadi seseorang yang dewasa, tidak lagi bertingkah laku seperti anak SMA yang labil karena perasaannya.

Ada tiga hal yang telah ia putuskan. Salah satunya, adalah bercerita dengan teman sekamarnya—teman yang selalu menemaninya sejak pertama ia datang ke Jerman.

Louis memang teman yang pengertian baginya, yang terkadang bijaksana, pengertian dan dewasa—walaupun terkadang bertingkah laku seperti anak kecil.

[flashback on]

"Kenapa sih lo? Dari tadi ngeliatin gue mulu, lo emang nggak ngerjain tugas dari Sir Johnson?" tanya Louis sambil menatap curiga Ethan.

"Tugas dari Sir John udah gua kerjain," ucap Ethan sambil menelan ludahnya gugup, "Lo mau dengerin gue cerita gak?" tanyanya.

Louis tersenyum, kemudian mengubah arah duduknya yang menghadap laptop berbalik menatap Ethan, "Lo kaya baru kenal aja. Siapa yang dengerin curhatan lo dari pertama kali ke sini? Gue, kan? Udah, cerita aja."

Ethan menghela napasnya pelan, lalu menatap lurus Louis, "Bro, kayaknya gue naksir Felicia," ucap Ethan gugup dan tidak yakin, "Soalnya jantung gue berdebar pas lagi sama dia kemarin."

Tanpa disangka Ethan, Louis malah tertawa lepas.

"Emang ada yang lucu?" tanya Ethan polos.

Dengan setengah tawaan yang ada, Louis berucap, "Lo ingat yang pas lo sedih karena dapat telepon dari adik lo?" tanya Louis yang dibalas dengan anggukan kepala Ethan, "Gue kan udah bilang kalo lo suka Felicia. Pas Angela datang aja, lo gak membaik. Eh, pas Felicia datang? Langsung sembuh lo."

Ethan mengganguk pelan, "Berarti gue bisa PDKT-in dia, dan move on dari Angela?"

"Tergantung lo, lo bisa gak move on dari Angela?" tanya Louis membuat Ethan terdiam kaku, "Lagian, percuma kalo lo suka Felicia tapi di hati lo masih ada Angela.

"Gue kan udah dengerin curhat lo tentang Angela sama Hubert dari jaman kapan gitu Than. Gue saranin, lo bersikap dewasa menghadapi ini, jangan kaya anak kecil yang ngambek-ngambek aja sama Angela. Ngomong, bicarain baik-baik sama mereka, jangan malah salah paham sendiri."

"Gue udah memutuskan untuk jadi dewasa, bro. But, what should I do now?"

"Kan udah gua bilang, ngomong secara terbuka." saran Louis.

[flashback off]

Itulah sebabnya mengapa sekarang Ethan mengigiti sedotan kopi dinginnya sambil menatap sekitar kantin kampus yang tampak sepi itu. Sepasang matanya mencari seorang lelaki bule yang telah ia janjikan untuk bertemu—berbicara jujur empat mata.

"Ethan!"

Panggilan tersebut membuat Ethan menoleh dan tampak lebih gugup lagi, ia berdiri sambil mengigit bagian dalam pipinya, mempersilahkan lawan bicaranya untuk duduk di hadapannya.

"Tak kusangka kau akan mengajakku bicara, ada apa?" tanya Hubert ramah sambil melempar senyum pada lawan bicaranya.

Hati Ethan mendesis kecil menatap lelaki itu, kemudian melihat sikapnya yang begitu ramah dan tekadnya untuk bersikap dewasa mengurungkan niatnya bersikap jutek atau pun ketus.

Nach Sieben JahrenWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu