vierzehn

792 56 3
                                    

"MAAF Angela, jika selama ini aku bersikap kekanakan, atau pun selalu memaksakan hubungan kita berdua seperti dahulu lagi. Aku tahu aku telah bersikap egois. Maafkan aku, Angela."

Ethan terdiam menatap bayangan dirinya di cermin sebentar, kemudian kembalk menghembuskan nafas kasar dan tangannya meninju tembok di kanannya.

Ia berjalan menuju sebelah kiri, kemudian kembali berjalan ke depan cermin, kemudian berbalik lagi, dan begitulah seterusnya.

Ia galau.

"Kenapa?" tanya Louis sambil melepas pandangan dari buku di hadapannyaz

Ethan berjalan keluar dari kamar mandi, kemudian duduk di hadapan Louis dengan pasrah.

"Oh, gua tau," ucap Louis sembari tersenyum simpul, "Masalah pendewasaan diri itu, kan? Lo mau ngomong empat mata, sama Angela?" terka Louis.

Ethan mengganguk pelan.

"Ckck," Louis menggelengkan kepalanya, "Emang bocah bener lo ini." ejeknya sambil menaruh bukunya di atas meja, "Ada banyak cara untuk minta maaf. Tapi sebenarnya yang paling penting adalah, jadi diri sendiri."

"Gimana? Gue pasrah banget kalo soal ini, udah gua jadi childish, gak pede." keluh Ethan.

"Coba, gaya bicara lo kan biasa, terus santai gitu kan," ucap Louis disambut anggukan bingung Ethan, "Lo coba ngomong kaya gini, 'Angela, gua minta maaf ya kalo selama ini bla bla', kaya gitu kan santai, dan lo bisa jadi diri lo sendiri."

"Tapi apa rasanya gak aneh?"

"Bukannya, Angela suka sama lo beberapa tahun yang lalu karena diri asli lo?" senyum Louis simpul.

"Itu beberapa tahun yang lalu," tepis Ethan pesimis.

"Ambil sisi positifnya aja, Ethan," tegur Louis, "Jadi, lo udah tau mau gimana ngomongnya?" tanya Louis lagi.

"Omongan lo bener, tapi gimana kalo—"

Tok! Tok!

Ethan menenguk ludahnya panik, lalu menatap Louis tajam, "Dia datang! Gimana nih?!" serunya panik.

"Jadi diri lo sendiri." ujar Louis, sambil menyuruh Ethan untuk membukakan pintu.

Dengan langkah ragu dan napas tertahan, Ethan berjalan membuka pintu dan telah mendapati seorang gadis cantik berdiri di balik pintu itu.

"Di mana-mana, bukannya cowok ya, yang jemput ceweknya?" ujarnya sambil mengerucutkan bibirnya, namun tertampang kegembiraan di wajahnya.

Ceweknya? batin Ethan, kemudian kembali ke dalam realita.

"Maaf, agak susah bagi anak kos untuk pergi keluar." senyum Ethan canggung.

Ehem!

Dehaman Louis membuat Ethan menoleh kepadanya, Louis segera memberi kode agar Ethan bersikap seperti dirinya sendiri.

"Gimana kalo kita jalan-jalan ke New City Hall?" ajak Ethan.

"Gimana kalo gua masuk dulu?" tolak Angela sambil berjalan masuk ke dalam kamar dorm Ethan tanpa permisi.

Dengan mulut ternganga, Ethan menatap gadis yang tengah asyik duduk di atas kasurnya.

"Ngapain?" tanya Ethan sambil mengusir Louis.

"Duduk dulu, jauh tau dari rumah gua ke sini." jawab Angela santai.

"Sebenarnya Angel," ucap Ethan ragu, "Gua mau ngomong sesuatu sama lo, serius." lanjutnya tambah ragu.

Nach Sieben JahrenWo Geschichten leben. Entdecke jetzt