acht­und­dreißig

80 10 0
                                    

LAPANGAN parkir kafe dan bar, pukul satu malam waktu Indonesia tengah.

Angela meringkuk kedinginan di atas paha Ethan, sementara pemadam kebakaran mengevakuasi para pengunjung yang masih berada di dalam kafe dan bar.

Para petugas medis bekerja semakin gesit sementara korban yang diselamatkan semakin banyak.

Ethan masih beruntung dapat keluar lebih dahulu dan mendapatkan pertolongan medis lebih cepat. Jika ia terlambat, ia tidak tahu apa yang akan terjadi pada Angela.

Setelah diberi pertolongan dan diberi selimut, Ethan duduk di atas rerumputan dengan Angela berbaring di pahanya, menunggu temannya yang tak kunjung datang menjemput.

Tiiiiiiin!

Carly, Raisa, dan Felicia langsung membanting motor mereka dan memeluk Angela khawatir, "Kalian gapapa kan?" tanya mereka cemas.

Angela menggeleng pelan, sambil membalas memeluk teman-temannya.

Sementara Zevano segera menghampiri Ethan yang terlihat baik-baik saja meski pun tinjunya terluka dan sudah diobati oleh tim medis.

"Maaf gue lama. Bali jam satu malam pun masih ramai!" keluh Zevano sambil duduk di samping Ethan.

"Gue kira gue akan kehilangan dia," lirih Ethan sambil menatap Angela yang tengah berpelukan dengan para sahabatnya, "Gue udah kehilangan gue sebagai cewe gue. Gue gak mau kehilangan dia dalam hidup gue."

Zevano menatap Ethan prihatin, namun tidak tahu harus menjawab apa.

* * *

PARA gadis berdiri di pinggir kolam, melipat tangan di depan dada sambil menggerutu kesal. Menatap kedua lelaki yang kesusahan memompa floaties.

Sudah sejak setengah jam yang lalu—pukul tujuh pagi—para gadis ingin berenang di kolam berenang pribadi dalam villa mereka, sambil bersantai di atas floaties yang mereka sewa kemarin.

Namun setelah setengah jam kemudian, mereka masih harus menunggu floaties mereka selesai dipompa kedua lelaki itu.

"Cepatan dong, nanti keburu panas," gerutu Raisa, mencelupkan kaki ke dalam kolam.

"Sabar babe, ini mompanya tuh butuh tenaga yang besar, aku capek tau," jawab Zevano sambil mengelap keringat yang bercucuran di pelipisnya.

Raisa berdiri di samping Zevano, menyuruh lelaki itu untuk minggir. Ia mengumpulkan tenaga sekuat-kuatnya, lalu memompa floaties itu.

Tada!

Semenit kemudian, floaties flamingo yang baru terisi setengah sejak setengah jam yang lalu, langsung mengembung setelah dipompa beberapa kali oleh Raisa.

"Sini, yang itu juga," ucap Raisa sambil menyuruh Ethan untuk minggir juga.

dan benar saja, beberapa saat kemudian floaties berbentuk semangka itu langsung mengembung dengan sempurna.

"Makanya, pake tenaga cewe, dong! Strong!" cibir Raisa sambil menaiki floaties flamingo, "Ayo girls, kita naik!"

Angela, dan Carly langsung dengan semangat menaiki floaties semangka, dan duduk di sana dengan asyik.

"Iya, terserah lo deh," balas cibir Ethan, "Bagi tempat dong, gue juga mau cobain floaties-nya kali."

Nach Sieben JahrenWhere stories live. Discover now