sechs­und­dreißig

82 10 2
                                    

"AH, pengalihan, ya?"

Zevano balas menatap Angela kaku, namun berusaha tersenyum santai, "Enggak, dia kayaknya harus mengurus sesuatu tentang ketetapannya di Indonesia."

"Tapi perginya sama Felicia?"

"Ya karena Felicia juga harus mengurusnya, dia kan warga negara asing," jawab Zevano.

"Jadi Felicia mengurus visa sementara Ethan temanin dia?" tanya Angela—disambut anggukan Zevano, "Udah deh, gak usah bohong. Ini pengalihan salah satu acara penting Ethan, kan? Gue tau kok," senyum Angela, "Sekarang, mana pekerjaannya?"

Zevano memberi tumpukkan kertas pada Angela, "Tolong hitung pajak yang harus perusahaan gue bayar bulan ini."

Angela mengangguk mantap, kemudian duduk di salah satu sofa Zevano dan lekas menghitung dengan teliti.

Tok! Tok!

Tak lama setelah ketukan itu, pintu kantor Zevano terbuka dan Raisa memasuki ruangan itu dengan wajah datar.

"Raisa—sayang! Ini bukan yang kamu lihat, kok! Aku cuma lagi—" ujar Zevano gugup dengan wajah yang langsung berubah pucat.

"Gapapa, aku ngerti," jawab Raisa kalem, "Kamu boleh tolong keluar dulu, gak? Aku mau ngomong sesuatu sama Angela."

Wajah Zevano kian memucat mendengar omongan Raisa, namun ia akhirnya keluar dari kantornya sendiri.

Raisa berjalan mendekati Angela, dan duduk di sofa seberangnya berhadapan dengan Angela.

"Hai," senyum Angela malu-malu, "Gue di sini cuma bantu Zevano hitung pajak, kok."

Raisa menatap Angela, kemudian memajukan badannya, "Iya, gue tau kok," ujarnya sambil tersenyum, "Lo sahabat gue dan gue percaya lo gak akan mengkhianati gue.

"Justru gue ke sini mau minta maaf karena udah tiba-tiba marah kemaren. Pasti lo bingung banget, kan? Kemaren gue sempet stress karena kerja, makanya langsung ngamuk gitu."

Angela tersenyum lega, "Iya, maaf ya."

"Kenapa minta maaf? Kan gue yang salah."

"Gue yang minta maaf juga, karena gue juga ada salah," senyum Angela, "Jadi, temanan lagi?"

Raisa mengangguk antusias, "Iya."

"Kerjaan lo, lagi gak sibuk?" tanya Angela.

"Gak, karena lagi gak ada klien yang buru-buru, makanya santai banget," jawab Raisa enteng.

"Gimana kalo besok kita jalan-jalan? Lo ijin kerja juga aja sama Carly, berhubung lo lagi santai dan bos lo itu pacar lo sendiri," usul Angela, "Gue pengen ajak Ethan refreshing, karena kasihan dia jenuh banget sama acara keluarganya."

"Hmm, boleh," angguk Raisa, "Tapi, ke mana?"

* * *

SEPOI-sepoi angin laut membelai lembut kulit para pengunjung, menerbangkan rambut para pengunjung.

Ombak menggulung dan berdebur kuat menghanyutkan karang mati, pasir, dan bertengkar hebat dengan karang-karang di pinggir pantai.

Kepiting-kepiting kecil berlarian ketakutan menuju sarang mereka masing-masing.

Angela mengelar tikar di atas pantai, dan merapikannya dengan gesit agar teman-temannya dapat duduk di atasnya.

Teman-temannya pun duduk bersama sambil menikmati air kelapa yang disuguhkan di pinggir pantai.

Ethan menyipitkan mata menatap deburan ombak, ditambah burung laut yang bercuit-cuit ria. Ini bisa menjadi refreshing yang baik untuk dirinya.

Nach Sieben JahrenWhere stories live. Discover now