sieben­und­dreißig

81 7 6
                                    

MAKAN malam romantis di pinggir pantai yang menyajikan makanan mewah dan anggur merah, diiringi lantunan musik klasik dari instrumen band. Ditambah lilin-lilin dan bunga mawar sebagai hiasan.

Terlalu sering dan biasa bagi para pemuda ini.

Dengan menaiki motor, mereka beramai-ramai pergi untuk makan malam di salah satu cafe bar dekat pantai.

Cafe bar ini ramai dengan pengunjung lokal dan juga turis. Makanan yang disajikan pun tidak begitu mahal dan rasanya enak.

Yang paling menyenangkan adalah, disk jockey di tengah lapangan yang memasang lampu sorot warna-warni dan lagu pop kencang membuat orang-orang bernari-nari ria di cafe bar tersebut.

Lupakan soal makan malam. Sesampainya di sana, Angela langsung bergabung dengan para kerumunan dan ikut menari.

Gadis itu menari sambil menatap Ethan, menjulurkan tangannya—mengajak Ethan untuk menari. Ethan menggeleng, menunjuk restauran karena ia ingin makan terlebih dahulu.

Angela mengerucutkan bibirnya, lalu menunjuk Zevano dan Raisa yang sudah berdansa di tengah kerumunan. Ethan menunjuk Carly dan Felicia yang sudah duduk dan memesan makanan di restauran.

Sadar karena rayuannya tidak bisa berguna pada Ethan, akhirnya Angela mengangguk dan membiarkan Ethan untuk makan dan melanjutkan tariannya sendiri.

Tepat setelah Ethan pergi, seorang turis lelaki seusianya mendekatinya dan bernari dengannya.

"Sendiri saja?" tanya turis itu.

"Enggak, gue datang sama teman-teman gue. Cuma mereka sibuk sendiri," jawab Angela ramah.

"Ooh, sepertinya kita adalah partner menari malam ini," senyum turis itu balas bersikap ramah.

"Sepertinya tidak." jawab Ethan dingin sambil merebut Angela dari turis itu, dan menariknya menuju restauran.

"Apa yang kau lakukan, Ethan? Aku bahkan belum sempat menanyakan namanya!" protes Angela kesal.

"Menanyakan namanya?" tanya Ethan dengan suara yang besar—karena suasana di sana memang berisik, "Tak ada tarian lagi malam ini untukmu, Angela!"

"Apa, kau marah?!" tanya Angela.

Ethan tidak menjawab, kemudian membawa Angela ke meja tempat mereka duduk, "Aku telah memesankanmu makanan."

Angela menatap Carly dan Felicia dengan tatapan protes sambil melirik Ethan. Carly dan Felicia hanya bisa mengangkat bahu kebingungan.

Melihat Angela yang diseret duduk, Zevano dan Raisa pun menghentikan tarian mereka dan datang ke meja itu.

"Nari sama gue, yuk!" ajak Angela pada Raisa dan Zevano dengan mata berbinar.

"Gak ada nari lagi malam ini, Angel!" seru Ethan marah, "Lo hampir dijahatin sama turis cowo itu tau gak!"

"Jahat? Dia cuma nemenin gue nari kali!" debat Angela, "Lo kalo cemburu jangan terlalu parah deh!"

"Hah. Gue gak cemburu," tepis Ethan, "Intinya, gak ada lagi tarian malam ini."

"What?!" seru Angela.

"Udahlah Ethan, ini liburan, jangan berdebat dan jangan terlalu dibawa serius. Kita kan ke sini mau santai," ujar Raisa sambil membela sahabatnya, "Menurut gue Raisa benar," timpal Felicia.

Ethan menghela napas, "Ya udah, nanti lo nari lagi, habis makan. Tapi cuma boleh sama gue, gue gak mau lo direbut turis lagi," ucapnya.

"Ya elah, cemburu," ejek Felicia sambil mengacak rambut adiknya disambung koor teman-temannya yang mengejek Ethan.

Nach Sieben JahrenNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ