elf

901 69 1
                                    

ETHAN memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, berusaha untuk mengurangi dinginnya cuaca yang menusuk permukaan kulit telapak tangannya.

Pasalnya, hari ini kampusnya mentidakadakan kelas hari ini, dikarenakan terjadinya renovasi pergantian musim.

Cowok itu seharusnya berada di dalam kamar dormnya, meringkuk di bawah selimutnya yang lembut, sambil bermain ponsel atau pun bersantai-santai.

Namun, apa daya. Penghangat ruangannya berkata lain. Penghangat itu rusak, yang menyebabkan kamarnya sedingin Antartika. Sehingga, Ethan memutuskan untuk pergi ke mal, menghangatkan diri di sana—di mana penghangat ruangan di mal tergolong mahal dan juga canggih.

Sudah hampir dua jam Ethan memutari mal terlengkap di kota Munich, melihat-lihat pakaian musim dingin yang sedang promo. Cowok itu bosan.

Dulu sekali, di hari libur ini ia akan berjalan-jalan dengan teman atau pun keluarganya—sewaktu di Prancis. Namun sekarang, Ethan sadar bahwa ia sendirian di sini.

Mengingat tentang keluarga, Ethan kembali merasa lesu. Ia membuka kontak di ponselnya, mencari apakah ada orang yang bisa ia ajak curhat.

Mata dan tangannya berhenti ketika menangkap nama 'Angela' di ponselnya. Ia menatap nama itu lamat-lamat, kemudian sambil menghela napas kembali menscroll layar ponselnya.

Ditemukannya nama 'Felicia', dengan cepat, ia menelpon gadis itu. Ia adalah perempuan yang bisa curhat dengannya untuk saat ini—tentang keluarganya, yang bisa mendengarkannya dengan baik atau pun seksama.

"Ethan!"

Panggilan dari belakangnya membuat Ethan menghentikan jarinya. Ia tersenyum kecil ketika menengok ke belakang. Seorang gadis tengah melambai padanya.

"Baru saja aku ingin mengajakmu ke sini," senyum Ethan.

"Yah, aku habis membeli beberapa barang. Kau?"

"Penghangatku rusak. Aku bosan di sini. Ingin menjadi teman nongkrongku?" tawar Ethan—disambut anggukan halus Felicia.

"Bagaimana kalau kau menemaniku ke toko buku sebentar. Aku ingin membeli beberapa buku kedokteran," pinta Felicia.

"Tentu,"

Mereka berdua memasuki toko yang sudah mulai bernuansa salju atau pun musim dingin. Ethan menatap toko buku itu, sambil melihat-lihat majalah di sekitarnya.

Tatapan mata Ethan terfokus kepada sepasang perempuan dan lelaki seumurannya, tampak tertawa bersama dengan ceria.

"Kau bertemu dengannya, yah?" ucap Felicia yang tiba-tiba berada di sampingnya. "Ayo, sapa mereka." ajaknya.

"Tolong, jangan." tolak Ethan.

"Ayo," ajak Felicia paksa, sambil menarik tangan Ethan. Gadis itu menyelipkan jari-jari tangan kirinya di antara jari-jari tangan kanan lelaki di sebelahnya.

Mereka bergandengan.

Tak lama, gadis itu melihat sebuah senyuman kepercayaan diri mengembang di bibir cowok itu.

"Halo, Angela." sapa Ethan sambil melambaikan tangan kanannya yang masih menggengam tangan Felicia. Mata Angela menatap tangan yang saling menyatu itu tanpa suara.

"Oh, maaf," ucap Ethan, sambil melepas tangan Felicia, lalu kembali melambaikan tangannya.

"Halo," balas Angela pelan.

"Ngapain lo di sini? Jalan-jalan?" tanya Ethan ramah, sambil melirik cowok di sebelah Angela—Hubert.

Angela mengganguk pelan, tanpa mengucapkan sepatah kata.

Nach Sieben JahrenWhere stories live. Discover now