Bagian 3

10.1K 575 5
                                    

Vote sebelum baca ya:)

***
Setelah selesai bersiap ia keluar dari kamarnya menuju meja makan.

"Buruan sini makan dulu sayang." Ucap ibunya yang sudah duduk di meja makan.

Rio mengkerutkan keningnya bingung.

"Kevin? Ngapain pagi-pagi kesini Bun?" Tanya Rio sambil duduk di samping ibunya.

"Mungkin untuk seminggu sampai sebulan kedepan Kevin tinggal bersama kita. Kebetulan papanya Kevin sedang ada kerjasama dengan ayah, makanya Haryo menitipkan Kevin disini."

"Hm." Rio mengangguk sambil meneguk susunya.

"Berarti mulai hari ini kalian berangkat bareng ya. Bunda mau kalian akur, jangan ada berantem-berantem lagi."

Uhukkk..

Hampir saja menyembur. Rio segera memukul dadanya karna tersedak.

"Hati-hati sayang." Bundanya memberikan minum kepada Rio.

"Kan dia ada motor sendiri bun."

"Semua barang disita sama ayah, Yo. Makanya sekarang aku di titippin di rumahmu." Sela Kevin dengan malas.

"Rio selalu bareng Riana bun. Gak bisa."

"Kan ada mobil. Kamu naik mobil aja, biar bisa bareng-bareng berangkatnya. Kasian kalok Kevin berangkat sendiri."

Rio melirik kesal Kevin, dan laki-laki itu hanya diam melanjutkan sarapannya dengan santai.

"Pakai mobil itu bikin macet bun, romantissan naik motor kalok bareng Riana."

"Ngebet banget sih bareng cewek culunmu itu." Ucap Kevin penasaran. Rio langsung diam, rahangnya mengeras mendengar Kevin mengatai Riana gadis culun.

"Yaudah bun mana kunci mobilnya?" Ucapnya pasrah, meredam emosi sekuat mungkin.

Karna Rio memilih menggunakan motornya, mobil yang sempat ayahnya berikan berkat prestasinya yang sering ia dapatkan jadi jarang di pakai dan terkadang justru ibunya yang menggunakan mobil Rio jika pergi berbelanja.

"Bentar Bunda ambil di kamar dulu."

Setelah ibunya pergi ke kamar untuk mengambil kunci mobil. Rio langsung membanting sendoknya.

"Sekali lagi ikut campur kaloknorang lagi ngomong! Aku robek mulutmu. Ngerusak suasana aja."

Kevin hanya tersenyum acuh. Tak mengubris perkataan Rio.

***
"Duduk dulu aja. Paling kejebak macet." Ucap ibunya.

"Apa jangan-jangan Rio lupa ya mah?"

"Coba kamu telpon."

Riana meraih ponselnya di saku dan menghubungi Rio.

Tapi sedetik setelah itu Riana langsung mematikan sambungan telponnya.

"Rio lagi naik motor. Bahaya kalok angkat telpon mah."

"Yaudah, palingan juga sebentar lagi."

Riana mengangguk dan duduk di teras rumahnya.

***

"Pacaran sama Ana, Yo?" Rio menoleh sekilas ke arah Kevin.

"Gak usah sok tau! Bukan urusanmu." Jawab Rio seketus mungkin. Karna kenyataannya Riana menyuruhnya untuk bungkam.

"Cuma nanya juga."

Rio mengumpat dalam hatinya dan mencoba untuk tidak menjawab pancingan Kevin.

Silent ✔Where stories live. Discover now