Bagian 14

5.9K 308 2
                                    

"Kenapa gak bilang-bilang kalok dateng. Aku kan juga mau jemput kamu. Curang." Omel Vanny di hadapan Bagas.

"Baru sampai udah kena omel aja. Gak kangen apa?"

"Kangen lah gila!!" Ucap Vanny histeris lalu memeluk Bagas erat.

"Aku seneng dengernya. Hehehe." Vanny segera melepas pelukannya.

"Rio mana?" Yang tadinya sedang sumringah tiba-tiba langsung memasang wajah flat.

"Heh wajahmu, kenapa langsung begitu." Tanya Vanny yang ngeh.

"Habisnya aku yang dateng, yang di cari yang gak dateng. Ya udah aku pulang aja."

"Baperran banget sih, gitu aja di ambil hati. Ayo masuk dulu, mama bakal heboh nih kedatengan tamu kamu." Ucap Vanny sambil menarik Bagas masuk ke rumahnya.

"Calon mantu yakan. Hehehe."

"Ih! Mimpimu ketinggian."

Bagas masuk ke dalam rumah Vanny. Sudah sejak SMP Bagas memendam rasa pada Vanny, tapi selalu saja pengakuan cintanya selalu di anggap lelucon oleh gadis itu, semua karna sifat Bagas yang humoris dan menurutnya 'pengakuan' yang Bagas ucapkan selalu adalah sebuah candaan.

***

"Terimakasih ya An. Maaf nih nitip motor jadi ngerepottin. Makasih tante, om."

"Iya Nad santai lah. Kayak sama siapa aja." Jawab Riana sambil tersenyum.

"Mau langsungan nih nak Nadin? Cepet banget, gak mau mampir?" Tanya Ibu Riana.

Riana mencoba untuk bersikap biasa, padahal perkiraannya Nadin akan langsung pamit pulang, tapi dari tatapan Nadin.

"Wah sebenarnya mau tante, cuma kerjaan rumah di hari Minggu belom kelar. Lain kali aja ya Tan. Makasih tawarannya."

"Rajin ya nak Nadin ini. Yaudah hati-hati pulangnya ya. Salam buat orang tua."

"Oke tante, Nadin pamit ya, om, Ana."

"Iya Nad. Hati-hatinya di jalan."

"Oke." Lalu Nadin mulai melajukan motornya pergi dari rumah Riana.

Kedua orang tua Riana kembali masuk ke dalam rumah, saat menyadari anaknya tak mengikuti mereka, keduanya berbalik dan menanyakan pada Riana.

"Loh kok gak masuk?" Tanya papanya.

"Rio sebentar lagi dateng pah, Ana mau nunggu."

"Oh yaudah, nanti suruh masuk dulu. Papa mau ngomong sama dia."

"Oke sip." Jawab Riana sambil mengacungkan jempolnya.

Riana duduk di teras rumahnya sambil bolak-balik mengecheck ponsel.

Tak lama kemudian terdengar suara mobil Rio. Belakangan ini Rio jadi sering menggunakan mobil ketimbang motor.

Riana berdiri bermaksud menghampiri Rio di gerbang.

"Assalamualaikum." Ucap Salam Rio.

"Waalaikumsalam. Ayo masuk di tungguin papa lho. Mau di ajak ngomong katanya."

"Hah!? Serius kamu? Aku berantakan nih, kan grogi."

"Kayak apaan aja. Ayo masuk."

"Nih aku bawain makanan plus makanan pesenan kamu juga. Untung aku bawa oleh-oleh lebih."

"Pengertian deh." Goda Riana sambil tertawa geli.

Di balik gerbang rumah Riana, masih ada Nadin yang berdiri di balik sana.

Silent ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang