Bagian 43

4K 232 2
                                    

Vote sebelum baca, karna ini langsung up 2 bagian.

***
Pukul 11.15 mobil yang membawa Riana mulai memasuki kawasan SMAnya. Sedangkan di depan gerbang gedung sekolah sudah ada Nando yang menunggu kedatangan Riana.

"Nando, kami titip Riana ya. Kalau sudah selesai acaranya segera hubungi kami lagi." Nando mengiyakan dengan sopan kepada kedua orang tua Riana, lalu dengan penuh hati-hati ia membantu Riana turun dari sana.

"Sukses ya sayang." Ibundanya mencium kening Riana lalu mereka pamit pergi dari sana.

"Pelan-pelan aja An." Ucap Nando sambil menuntun gadis itu jalan memasuki gedung sekolah yang sudah terdengar meriah dari luar sini.

***

"Parah sih OSIS tahun ini ngundang GAC, sama penyanyi lainnya. Mana banyak banget orang luar yang dateng." Seru beberapa murid yang antusias dengan event ulang tahun sekolah yang begitu meriah.

Event ini sengaja di buka untuk umum pada pukul 10 pagi saat pengadaan konser musik dari beberapa bintang tamu yang di undang. Karna kerja keras Rio yang mendapatkan beberapa sponsor, sekolah dapat mengundang segelintir artis yang sedang naik daun dan di dukung juga dengan penjualan tiket yang laku di pasaran.

Rio mengamati sekeliling dari atas lantai 2 gedung sekolahnya, yang langsung memperlihatkan suasana panggung acara yang terlihat megah dan meriah.

"Sehabis ini pensi di mulai, semua peserta pensi segera mempersiapkan diri." Ucap Rio melalui walky talky atau kebanyakan orang sering menyebutnya HT (Handy Talky)

"Rio." Panggil seseorang dengan langkah mendekat.

"Nih aku bawain kamu minum." Zoya berdiri samping Rio dan menyodorkan air mineral ke pria itu.

"Aku lagi sibuk Zoy. Mending kamu siap-siap buat maju pensi." Zoya menepuk bahu Rio.

"Kamu gak liat aku udah secantik ini pakai baju dance? Nanti juga tinggal maju doang, masalah gerakan aku udah siap juga. Lagian, aku cuma mau perhatiin kamu Rio, biar kamu juga bisa kasih perhatian ke aku walaupun sebentar."

"Artis udah turun panggung, peserta pertama pensi segera menempatkan diri." Ucap Rio pada beberapa anggota panitia pengurus event melalui walky talkynya. Sedangkan gadis yang berada di sampingnya mengerutu kesal.

"Rio, kamu dengerrin aku gak sih." Zoya mengubah posisi Rio hingga berhadapan dengannya.

"Mau sampek kapan kamu giniin aku sih Yo. Aku kurang apa buat kamu?"

"Banyak." Jawab Rio singkat.

Zoya menghela nafasnya. Tapi ia tak putus asa dengan sikap Rio yang selalu mengacuhkannya. Dengan agresif Zoya melingkarkan tangannya di leher Rio. Membuat pria itu cukup terkejut.

"Zoy. Apa-apaan kamu." Rio melepas tangan Zoya yang melingkar di lehernya. Tapi gadis itu tetap teguh pendirian mengeratkan tangannya, hingga Rio pasrah membiarkan gadis itu.

"Rio sekali aja. Liat ke arahku dulu." Zoya menyentuh dagu Rio dengan satu tangannya. Menyuruh pria itu untuk menatapnya.

"Aku tau kamu lagi ada masalah. Pasti karna cewek penyakitanmu itu ya." Tak ada gunanya ia memarahi ataupun membentak Zoya dengan semua hinaan gadis itu untuk Riana. Rio hanya diam, menahan gejolak emosinya dalam diam dan mengalihkan matanya dari gadis yang sedang bermanja di hadapannya.

"Aku bisa bikin kamu lebih bahagia Rio. Kasih aku waktu buat buktiin kalau aku lebih layak buat kamu." Tangannya kembali melingkar di leher Rio. Jujur saja, Zoya memang cantik dan sexy. Tubuhnya bak model barat yang selalu menggiurkan kaum adam di sekelilingnya. Namun bagaimanapun pendirian Rio, ia malah muak dengan wanita macam Zoya seperti ini.

Silent ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang