Bagian 24

5.3K 243 3
                                    

Aku melarangmu itu artinya aku sayang, kalau aku memarahimu berarti aku tidak mau kamu mengulagi kesalahan itu lagi. Kalau aku sudah membiarkanmu berarti mulai detik itu, aku tidak akan peduli dengan kehidupanmu lagi. Selanjutnya terserah padamu.

***
Malam ini adalah malam yang tak terpikirkan oleh Rio maupun Riana. Dengan manis Riana menyenderkan kepalanya di pundak Rio sambil keduanya menikmati jagung bakar yang menambah keindahan lampu-lampu jalan raya dan rumah dari atas daratan tinggi semakin terlihat menakjubkan.

"Keren ya dari atas." Ucap Rio mengagumi pemandangan yang sederhana ini. Riana hanya mengangguk.

"Abis ini kita mau kemana?" Tanya Rio.

"Pulang aja. Aku kedinginan." Jawab Riana dalam posisi yang sama. Rio mengangguk setuju,  ia tidak boleh terus membawa Riana keluar rumah dalam keadaan gadisnya masih sakit.

"Masih pusing? Abis ini di minum obatnya." Tanya Rio.

"Aku gak ngerasa apa-apa. Papa sama mama aja yang selalu khawatir banget kalok aku sakit dikit."

"Itu berarti mereka sayang banget sama kamu."

"Ya kadang jadi kesel juga. Cuma sakit dikit kadang di suruh tidur terus. Istirahat di kamar. Aku gak suka. Mereka kadang terlalu protektif. Ya, kayak kamu." Ucap Riana yang di kata terakhir membuat Rio menoleh.

"Kamu gak suka?" Tanya Rio.

"Bukannya gitu. Aku cuma gak mau kalian terlalu protektif gitu. Seolah aku tu lemah banget. Aku gak suka." Ucap Riana yang sudah duduk tegap.

"Gimana aku gak protektif ataupun posessif sekalipun, kalok kamu ada apa-apa gak pernah bilang. Sakit diem, lagi ada masalah diem. Aku bukan pesulap yang bisa nebak kamu dalam sekali tatap." Jelas Rio yang membuat Riana terkekeh.

"Bahasamu bikin geli aja." Ucap Riana sambil tertawa.

Seketika Rio melempar jagungnya jauh masuk ke dalam semak-semak. Terlihat tidak suka dengan respon Riana.

"Aku serius. Apa kamu gak bisa liat mataku, waktu aku lagi ngomong serius?" Tanya Rio yang menatap Riana intens. Tak terasa posisi mereka sudah saling berhadapan. Riana terpaku dengan ucapan Rio yang terlihat kesal dengan jawabban Riana. Rahang pria di hadapannya menjadi tegas.

"Iya, iya maaf." Ucap Riana menyesal membuat Rio kesal.

"Maaf apa?" Tanya Rio.

Riana terdiam. Ia selalu takut jika Rio sudah menatapnya dengan tatapan seperti marah.

Riana menunduk, terdengar Rio tengah menghembuskan nafasnya, seolah menenangkan diri. Riana merasakan tarikan pelan tangan Rio untuk membawanya dalam pelukan hangat pria itu.

Riana membalas pelukan Rio. Ia memeluk Rio seerat yang ia bisa.

"Rio, maaf." Ucap Riana yang merasa bersalah.

Rio tak menjawab, ia meletakkan kepalanya di atas kepala Riana.

"Kamu pernah ngerasa ragu gak sama aku?" Tanya Rio tiba-tiba.

Riana terdiam sebentar.

"Pernah. Waktu kamu deketin aku."

Rio tersenyum, tanpa sepengetahuan Riana.

Silent ✔حيث تعيش القصص. اكتشف الآن