Bagian 11

6K 322 1
                                    

"Aku ngerasa makin kesini kita makin sering berantem cuma karna miss komunikasi." Ucap Rio yang sudah berdiri di depan Riana.

"Kamu berubah, aku gak pernah tau apa maumu sebenernya, kamu sulit di pahami belakangan ini An. Kamu selalu menyuruhku untuk terus menebak." Lanjutnya.

"Aku gak suka kamu pulang sama cowok lain walaupun itu Dika sekalipun, padahal aku sudah berulang kali ngajak kamu pulang bareng, salahku dimana?" Rio belum mengizinkan Riana untuk berbicara.

"Jangan buat aku bingung dan terus menebak apa maumu."

"Aku juga bingung." Lirih Riana selang ucapan Rio.

"Kamu setiap ada masalah gak pernah cerita An, gimana aku bisa tau. Kamu takut apa? Aku selalu coba buat jagain kamu, tapi kamu maunya kita ngejauh. Ada yang bully kamu? Bilang ke aku." Rio mulai meraih tangan Riana.

"Aku cuma gak mau kamu di pandang jelek cuma karna selalu prioritasin aku terlalu berlebihan."

"Aku gak berlebihan, aku cuma possesif jagain kamu, karna aku sayang. Apa itu salah?" Riana menggeleng berlahan.

"Terus kenapa? Ada apa?"

"Aku sudah punya teman disekolah, dan aku senang di dekat mereka. Aku gak mau hubungan pertemananku hancur—"

"Karna adanya aku di dekatmu?" Lanjut Rio.

Riana kembali diam.

"Apa hubungannya? Mereka gak suka kita dekat?" Tanya Rio mulai bingung.

"Mereka suka sama kamu, selalu mengangumimu di depanku, aku sakit tapi aku tahan karna kehilangan mereka juga sangat sakit." Ucap Riana akhirnya berterus terang, Rio belum menjawab apapun, dia hanya membawa Riana dalam dekapannya.

"Jika mereka benar-benar temanmu pasti mengerti keadaanmu An, pasti lama kelamaan juga mendukungmu."

Riana menggeleng.

"Aku takut kalau mereka tau hubungan kita, mereka bakal berubah kayak Bella yang dulu."

"Sstt.. kamu terlalu panik, lain kali kalau ada yang mengganjal pikiranmu cerita aja ya. Biar aku bisa mikir juga apa yang harus aku lakuin."

"Sebenarnya aku gak mau kita begini. Aku cuma mau perbanyak teman aja sekarang. Maaf buat kamu gak nyaman." Ucap Riana mengeratkan pelukannya.

"Iya aku ngerti." Balas Rio sambil mengelus rambut Riana.

***

Karna kebanyakan orang selalu menilai kita dari fisik, kemudian membanding-bandingkan dengan hal yang jauh lebih baik dari kita. Sebab itulah aku yang harus sadar diri, bahwa aku tidak sebaik yang mereka mau.

"Kenapa ya si Ana selalu ngejauh kalok Rio lagi nyamperin dia, kamu perhatiin gak sih?" Ucap Ara sambil meneguk minumannya.

"Aku mah perhatiin Rio mulu. Gak bisa fokus ke yang lain." Ucap Putri sambil mengambil gambar makanan yang sudah ia tata rapi untuk di share di instastory.

"Serius Put, aneh aja gitu masa sama sahabat sendiri gitu, padahal Ana kan kalok sama kita seru-seru aja."

"Itu namanya dia ngehargain temennya yang lagi kasmaran sama sahabatnya."

"Terserah lah Put, susah ngomong sama orang bolot."

"Heh! Enak aja."

07.45pm
Nadin: Hehh! Jajan berdua aja, kagak ngajak-ngajak dasar gembrot.

07.46pm
Putri: Yaudah sini. Si Ara gabut malem minggu gak ada yang ngajak keluar terus mampir kerumahku deh. Huehehe.

Silent ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang