Epilog - Spesial Day

12.1K 393 32
                                    

Please.. tekan vote🌟 sebelum baca. Ini bagian terakhir, berhenti buat sider bagian ini:( Nyalahin data, karna banyak foto tampan Rio dan si cantik Riana.

***

Dear Riana, I love you

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dear Riana, I love you.

***

Dua hari berlalu, Riana menolak keras kedatangan Rio di rumahnya. Kedua orang tua Riana lagi-lagi di buat bingung akan hal ini. Riana dengan lesu memakan sarapannya, karna kalau tidak bisa-bisa Ayahnya marah besar lagi.

"Di minum susunya." Ucap Andre sambil memantau makan Riana. Gadis itu memang susah sekali makan.

Setelah selesai meneguk susu di pagi hari, Riana beranjak membawa piring kotornya ke cucian piring.

"Sayang, sehabis ini mama sama papa mau pergi. Mungkin sampai besok pagi, nanti mama telpon Rio buat nemenin kamu ya." Riana menoleh.

"Gak usah mah. Ana berani sendiri di rumah." Jawab gadis itu lalu berjalan menuju kamarnya.

"Kalok Rio gak ada, makan kamu pasti gak teratur. Biar papa saja yang hubungi Rio nanti." Ucap Andre tanpa melihat ke arah putrinya yang tengah menatap kesal.

"Terserah lah. Riana capek!" Ucap Riana dengan nada kesal. Memang tidak ada yang bisa mengerti keadaan hatinya. Ia berniat untuk mengurung diri seharian ini. Masa bodoh jika nanti Rio mendobrak pintu kamarnya.

***

"Sayang, mama sama papa berangkat dulu ya. Makan siang udah mama siapkan di meja makan. Harus dimakan ya, sebentar lagi Rio datang. Kamu hati-hati di rumah." Riana masih memunggingi ibunya dan memeluk guling sambil memejamkan mata.

"Ana.."

"Iya mah, ntar aku makan." Jawab Riana tanpa menoleh. Lalu dirasakan kecuppan hangat ibunya di pipi gadis itu.

"Mama pergi dulu ya." Riana menghela nafasnya, lalu membalikkan badan dan memeluk tubuh ibunya erat.

"Mama sama papa hati-hati di jalan. Cepet pulang ya mah. Mama gak lupa kan besok?" Wanita itu tersenyum lalu kembali mencium kening putrinya.

"Enggak sayang. Yaudah mama berangkat ya. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, mah."

Riana menghela nafasnya. Moodnya hancur lebur di saat-saat seperti ini.

Ia memilih untuk memperbanyak tidur saja hari ini, tak lupa sebelum tidur ia kunci rapat-rapat kamarnya. Masa bodoh dengan Rio, ia juga belum menengok ponselnya sejak kemarin.

***

"Riana bener-bener marah besar." Rio memijat pelipisnya lalu meneguk kopi latte pesanannya.

"Di hubungin gak aktif, dateng ke rumahnya di usir." Rio menggeleng heran.

"Sabar aja, tahan dulu."

Silent ✔Where stories live. Discover now