Bagian 20

5.3K 265 4
                                    

Riana masuk ke dalam toilet, menyuruh teman-temannya untuk lebih dulu ke kantin. Nadin sudah siuman dan memikih untuk pulang karna kepalanya yang pusing, hantaman bola basket Kevin memang cukup keras hingga membuat Nadin pingsan dalam sekali hentak.

Selesai dengan urusannya Riana keluar dari kamar mandi, membersihkan tangannya, merapikan sedikit penampilannya dan tataan rambutnya yang mulai semrawut.

Brukkk..

Riana menoleh kaget terdapat Zoya dan 2 temannya menatapnya tajam.

Riana mencoba biasa dan mulai melangkah keluar ruang kamar mandi.

"Berhenti disitu." Ucap Zoya pada Riana. Gadis itu menarik nafasnya untuk tetap tenang, kejadian begini adalah kejadian yang selalu ia benci.

"Iya ada apa?" Tanya Riana.

"Kamu anak kelas 11 S2 kan?" Tanya Zoya sambil terus maju memojokkan Riana.

"Iya, ada perlu apa ya? Bisa kita bicara diluar aja?" Tawarnya.

"Gak perlu. Kita disini aja. Biar lebih leluasa ngobrolnya." Riana hanya mengangguk mengiyakan.

"Kamu pacaran sama Rio?" Tanya Zoya to the point.

"Kalian teman sekelas Rio?" Tanya Riana balik.

"Gak usah ngalihin pembicaraan! Jawab aja."

"Bukan." Jawab Riana seadanya.

Zoya tersenyum miring. Lalu mengkode teman-temannya untuk memegang kedua tangan Riana.

"Apa-apaan kalian? Apa salahku?" Tanya Riana mulai panik.

"Salahmu dekat dengan Rio. Cuma kamu yang sampai saat ini selalu di dekati Rio. Kalian punya hubungan apa?"

"Kami sahabatan sejak kecil." Jawab Riana dengan gemetar. Ia takut kejadian mengerikan dulu terulang kembali. Ternyata pembullyan belom sepenuhnya hilang.

"Bawa dia masuk ke kamar mandi." Ucap Zoya menyuruh temannya. Riana menggeleng takut. Ia bahkan tidak kenal gadis di hadapannya. Walaupun Zoya tergolong siswi populer sekalipun.

"AKU GAK SUKA KAMU DEKAT DENGAN RIO YA!" teriak Zoya memojokan Riana di dalam kubu kamar mandi.

"Memangnya kamu siapanya Rio sampai berhak melarangku? Aku bakal lapor ke Rio kalau kalian masih beginikan aku!"

"Kamu macam-macam bilang ke Rio. Aku bisa buat kamu keluar dari sekolah ini dan semakin jauh dari Rio!" Ucap Zoya dengan nada marah. Lalu ia menjambak rambut Riana hingga kepala gadis itu tertarik mengikuti tarikkan Zoya. Sangat pedih.

Zoya meraih gayung yang berisi air.

"AKU BENCI ORANG YANG MEREBUT APA MAUKU." Bentak Zoya keras lalu menyiram Riana dengan air.

Teman-temannya cukup terkejut dengan kelakuan Zoya, namun mereka mencoba bungkam. Riana sudah menangis, dirinya benar-benar tak kuat jika harus kebablassan mengatakan yang sebenarnya.

Zoya pergi dari hadapan Riana. Dan membanting pintu kamar mandi keras. Ia baru melihat Zoya, dan pertemuan awal mereka berakhir seperti ia kembali bertemu Bella teman kelas SMPnya.

"Kalian liat kan jawaban dia? Berani-beraninya bohong. Jelas Kevin sendiri yang bilang ke kita kalau mereka pacaran diam-diam." Ucap Zoya kesal.

***
"Riana mana sih? Udah ah bodo amat aku udah laper. Keburu masuk nanti. Makan aja yuk." Ucap Putri mengakhiri penantian mereka.

"Yaudah deh. Yuk." Jawab Ara.

Saat mereka mau melangkah ponsel Ara bergetar.ia berhenti sebentar, namun tangan Putri sudah lebih dulu menariknya untuk segera memesan makanan.

Silent ✔Where stories live. Discover now