Bagian 37

5.2K 299 1
                                    

⚠Vote dulu sebelum baca⚠

*

**
"Riana, aku sadar aku salah. Tolong kamu ngertiin posisi aku waktu itu. Jangan diem begini terus." Riana tak bergeming, ia mencoba tidak menanggapi ucapan Nando. Pagi ini mereka berangkat sekolah bersama, ia tak bisa menolak. Kebetulan juga Rio tidak ikut masuk hari ini. Jadi ia tak perlu bingung memberi alasan ke Rio nantinya.

Riana merasa Nando menepikan mobilnya, sudah pasti sikap Riana saat ini membuat pria itu tidak nyaman.

"Riana. Apa yang harus aku lakuin buat balikin kepercayaan kamu ke aku? Aku bener-bener menyesal An. Aku mau kita kayak dulu lagi." Nando meraih tangan Riana. Namun Riana melepas genggaman Nando.

"Aku udah ada Rio. Kita gak bisa sedekat dulu. Dulu dan sekarang udah beda, ngembaliin kepercayaan seseorang itu ga semudah yang kamu pikir." Tegas Riana yang masih bersikap dingin.

"Oke. Aku tau, tapi apa kamu mau hubungan pertemanan bahkan persahabatan kita cukup sampai sini aja? Sementara dulu—"

"Aku selalu ngerepotin kamu, aku cengeng, aku manja, aku egois—" Riana menghentikan ucapannya. Matanya panas seolah siap meluapkan emosinya dengan menangis.

"Riana aku minta maaf." Sela Nando yang semakin merasa bersalah.

Nando berlahan meraih tangan Riana. Mengenggam tangan itu erat sebagaimana ia mengenggam tangan Riana sewaktu mereka masih bersama dulu.

Riana adalah cinta pertamanya, ia sadar itu. Sampai ia rela kembali ke Surabaya untuk kembali menemui Riana, tapi ternyata keluarga mereka sudah pindah ke Jogja. Hingga membuatnya berniat untuk tetap menyusul Riana sampai Jogja. Memindahkan sekolahnya ke sekolah Riana mulai kelas 2 ini. Sayangnya ia tidak dapat bagian satu kelas dengan gadis itu.

"Ini yang aku takutkan An. Kamu menghindar dari aku. Selama ini aku cuma berani perhatiin kamu dari jauh. Aku memang pengecut, apalagi kalau berhadapan sama kamu. Seolah aku mau kita balik ke 12 tahun yang lalu, memperbaiki semua kesalahanku. Sekarang aku gak punya siapa-siapa. Ayahku sudah gak tau dimana. Mamaku sudah meninggal 3 tahun yang lalu, aku cuma ingat kamu. Aku cuma punya kamu. Aku butuh kamu An." Riana menoleh. Melihat Nando sedang menahan tangis tapi pria itu tutupi.

"Kamu boleh pukul aku sebanyak mungkin, ngatain aku seburuk apapun. Sampai rasa sakit yang kamu rasain bisa aku rasain juga. Aku rela An." Manik mata pria itu sudah berkaca-kaca. Menahan air yang sebentar lagi jatuh dari matanya. Seketika Rianalah yang merasa dirinya memang benar egois.

"Mungkin gelar pahlawan yang sempat kamu kasih ke aku dulu sekarang berubah jadi gelar cowok brengsek

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mungkin gelar pahlawan yang sempat kamu kasih ke aku dulu sekarang berubah jadi gelar cowok brengsek. Aku seolah dateng disaat aku butuh kamu lagi, sedangkan dulu aku ninggalin kamu dalam keadaan, aku nyakitin kamu." Riana menarik Nando dalam dekapannya.

"Nando jangan bilang gitu." Ucap Riana sambil mendekap erat tubuh Nando. Ia ikut menangis.

"Aku selalu merindukan semua tentang kamu An, aku cuma bisa diam menyesali semuanya." Sela Nando yang membuat Riana semakin merasa ikut bersalah.

Silent ✔Where stories live. Discover now