Three

17.6K 2.4K 111
                                    

Minggu ini merupakan minggu terakhir menjelang pensi, dan keadaan sekolah mulai padat akan beberapa properti untuk menghias sekolah.

Beberapa anggota Osis dan siswa/i yang tergabung dalam kepanitiaan tengah berlalu-lalang di lapangan.

Ada yang menge-check banner, memasang bendera warna-warni, hingga yang hanya sekedar bercanda.

Netra mu jatuh tepat pada seorang siswa yang tubuhnya terbalut seragam pramuka. Entah kenapa dengan seragam itu dia terlihat lebih...tampan?

Siswa itu tengah berbincang dengan Taeyong yang notabene nya adalah Ketua Osis sedangkan siswa tadi merupakan Wakil Ketua Osis.

Beberapa kali senyuman tersungging di bibirmu saat wajahnya menampakkan ekspresi serius. Dilihat dari manapun dia tetap saja menarik.

"Eh? Kok aku jadi liatin dia? Ya Allah, kurang kerjaan banget," kamu bermonolog lalu menepuk dahimu beberapa kali.

Tanpa kamu sadari, siswa yang tadinya kamu perhatikan justru kini balik memperhatikanmu. Dia tertawa saat melihat kamu mengerucutkan bibirmu dan menepuk-nepuk dahimu.

"Heh! Bener-bener lo ya. Gue lagi serius nih, Dae. Liatin siapa sih?" tanya Taeyong seraya memutar kepalanya mencari siapa yang kini tengah diperhatikan temannya.

"Nggak ada. Eh hahaha, maksudnya bukan siapa-siapa. Lanjut, sampe mana tadi?"

🍀

"(Y/n) maaf banget aku gak bisa nemenin piket ya? Aku ada les."

Kamu mengangguk sebagai balasan dari permintaan maaf Lisa. Dia berlari kearahmu dan memelukmu erat sebelum berlari meninggalkan ruang kelas.

Seperti biasa, kamu akan melaksanakan piket seorang diri. Harusnya Yuta, Lisa, dan Jeno menemanimu piket. Tapi dengan alasan berbeda, mereka semua mangkir dari jadwal piket harian.

Setelah menyapu dan membuang sampah, kamu segera mengambil tas dan keluar dari ruang kelas. Mungkin jika hatimu bisa bicara, dia akan menyumpahi otakmu karena harus berhenti saat seseorang yang tadi siang kamu lihat di lapangan kini berada di hadapanmu.

"Assalamu'alaikum, (Y/n)."

Kamu sedikit menunduk dan tersenyum tipis, "Waalaikum salam, Dae."

Dia sedikit melongok kedalam ruang kelasmu lalu kembali menatapmu yang kini melihat ke arah lantai.

"Baru selesai piket ya? Sendiri?"

Kamu otomatis mendongak saat Jongdae bertanya, dan beberapa detik kemudian kamu mengangguk.

"Iya. Kamu...belum pulang?"

"Belum. Masih ada beberapa properti lagi yang harus diurus."

Kamu hanya mengangguk dan seketika teringat sesuatu. Kamu membuka tas dan mengambil beberapa lembar tisu.

"Nih."

Jongdae mengerutkan keningnya, kemudian menatapmu dengan pandangan bertanya, "buat apa?"

Kamu menunjuk dahi mu sendiri, "kamu keringetan. Jadi aku kasih tisu."

Jantungmu berdetak dua kali lebih cepat. Kamu sebenarnya malu sekarang. Ralat, sangat amat malu.

"Ah, oke. Makasih ya?" Jongdae mengangkat beberapa helai tisu di tangannya sembari tersenyum.

Kamu mengangguk dan balas tersenyum, "aku pulang dulu ya Dae. Semangat. Assalamu'alaikum..."

Jongdae hanya mengangguk seraya menggumamkan jawaban salam. Ya ampun dia benar-benar akan melumer jika satu menit lagi masih berada di hadapanmu. Beruntung kamu pergi lebih dulu.

Lelaki itu berjalan menuju Ruang Osis sembari tersenyum menatap beberapa helai tisu di tangannya.

"Assalamu'alaikum..."

Beberapa anggota menoleh sembari menjawab salam.

Jongdae masih saja tersenyum hingga suara serta tepukan bahu dari Daniel membuatnya terkejut.

"Bang?"

"Astaghfirullah!" Jongdae berbalik sembari mengelus dadanya. "Daniel, jangan ngagetin gitu ah."

Daniel tertawa lalu berdiri di sebelah Jongdae, memperhatikan tisu di tangan kakak kelasnya itu.

"Lo kenapa dah, Bang?"

Jongdae menggeleng, "gak apa-apa. Lo punya tisu gak? Minta dong."

Daniel mengerutkan keningnya bingung. Jelas-jelas di tangan Jongdae ada tisu.

"Buat apaan?"

"Ngelap keringet, gak betah."

"Lah itu di tangan lo kan tisu Bang? Pake aja."

"Tisu nya terlalu spesial yang ini. Jennie! Punya tisu gak? Minta dong."

Daniel terus memperhatikan Jongdae yang dengan semangat mengambil beberapa helai tisu yang disuguhkan oleh Jennie. Dia masih bingung, kenapa harus meminta tisu sedangkan di tangannya ada.

"Bang? Lo gak lagi kesambet kan?"

"Kenapa emang?"

"Lo senyum mulu sambil ngeliatin tisu. Kalo gak dipake, sini gue yang pake."

Jongdae menggeleng disertai senyum manisnya, "Tisu nya mau gue simpen, Nyel. Terlalu spesial soalnya."

Daniel baru saja akan kembali melayangkan pertanyaan sebelum teriakkan Jennie menginterupsinya.

"DANYEL! LO YANG MAKAN YUPI GUMMY BEAR GUE YA?! NGAKU!"

🍀

Husband Series - April 2018

-muffinpororo

[Husband Series] | Kim Jong DaeWhere stories live. Discover now