Nineteen

14.7K 2.2K 288
                                    

Part ini didedikasikan untuk seall_orm yang katanya menunggu Mas Jongdae pulang.

6 months later..

"Assalamu'alaikum, Bang? Jadi jemput gak?"

"Jadi, ini lagi berenti di pom. Bentar lagi nyampe kok."

"Yaudah, jangan ngebut."

Setelah panggilan di putus, lelaki yang saat itu mengenakan sweater turtle neck putih menyisir rambutnya dengan jari. Pandangannya meneliti bandara yang cukup ramai sore itu.

"Jakarta gak berubah, aku harap kamu juga gak berubah." gumamnya disertai senyuman.

🍀

Bolehkah kamu berteriak senang? Setelah melalui perhelatan panjang dan drama skripsi, minggu depan kamu sudah bisa di wisuda.

Waktu berjalan begitu cepat. Dan tawaran dari Papa masih berlaku. Lelaki itu benar-benar menunggu kamu lulus kuliah.

Tapi bagaimana? Sampai sekarangpun kamu tidak bisa membaca isi hatimu. Kamu tidak tahu apa yang benar-benar kamu inginkan. Kembali menunggu, atau memulai yang baru.

Sepulangnya dari kampus, kamu tidak niat melakukan apapun selain berbaring di tempat tidurmu.

Tapi sepertinya otakmu berkata lain, kamu justru mengetuk pintu kamar Bang Eja. Rasanya kamu ingin meledak.

"Masuk,"

Kamu membuka pintu kamar dan mendekati Bang Eja yang sibuk dengan laptopnya di atas tempat tidur.

"Abang.." suaramu bergetar.

Bang Eja menoleh cepat dan seketika meletakkan laptopnya di sampingnya. Ekspresi wajahnya berubah khawatir.

"Kenapa?"

Kamu tidak menjawab, melainkan langsung menghambur memeluk Abangmu. Menangis sejadi-jadinya di pelukannya.

Abangmu memilih untuk tidak bertanya apapun. Dia memilih untuk diam dan mengelus kepalamu lembut.

"Bang, aku bingung.."

Abangmu mengecup keningmu lalu mengeratkan pelukannya, "you know that i'm always staying by your side, lil princess. So tell me what's goin' on?"

Kamu terisak pelan, mencoba mengambil nafas disela isakanmu.

"Aku suka sama temen SMA dulu, dia bilang dia bakal balik terus aku disuruh nunggu. 6 tahun. Tapi dia gak ada kabar sama sekali. Sampe akhirnya ada Kak Jungwoo, aku nyoba buat ke Kak Jungwoo. Tapi apa? Aku gagal. Ingetnya sama dia lagi."

Kamu kembali menghela napas, "kemaren Papa bilang, ada yang mau ngelamar aku. Aku di kasih opsi buat nolak. Tapi sampe sekarang aku belum kasih jawaban iya atau nggak ke Papa. Aku harus gimana?"

Abangmu tersenyum, dia kembali mengecup keningmu lembut.

"Inget gak, dulu Abang pernah bilang sama kamu buat gak berharap sama manusia?"

Kamu mengangguk.

"Nah sekarang kamu berharap kan? Sakit?"

Lagi, kamu mengangguk.

"Itu yang kamu dapet kalo berharap sama manusia. Kamu lupa, kalo berharap sama Allah itu gak mungkin sakit. Abang tanya, solat sunnah kamu lancar gak? Wajibnya diawal waktu atau diakhir?"

Kamu semakin terisak, hatimu ter-iris mendengar pertanyaan Bang Eja. Kamu kemana saja? Kenapa kewajibanmu saja lalai?

Benar, solat sunnahmu sudah mulai jarang, bahkan dhuha pun kadang jika sempat. Dan wajibmu kadang kamu kerjakan diakhir waktu.

"Terus aku musti gimana?" lirihmu

Bang Eja kembali mengulum senyum.

"Kalo mau sama makhluknya, ya deketin penciptanya. Pepet lewat do'a, banyak-banyak minta sama Allah. Allah seneng kok kalo kita banyak minta, tandanya kita bergantung sama Allah."

Pikiranmu tiba-tiba melayang jauh saat kamu masih SMA.

"Aku bantu lewat do'aku, boleh?"

"Boleh! Aku butuh bantuan do'a."

Senyumnya. Ucapannya. Kenapa kamu baru sadar sekarang?

"Abang, aku udah dapet jawabannya."

Bang Eja mengendurkan pelukannya, menatapmu penuh tanda tanya.

"Soal perjodohannya, aku.."

🍀

Satu hal yang kamu baru sadari.

Solat tahajud terasa begitu menenangkan.

Kamu menghabiskan waktumu untuk memohon ampun disunyi nya malam, meminta apa yang ingin kamu minta.

Kamu tergugu saat mengucap kata maaf pada Rabb-mu. Kamu merasa begitu kecil, merasa begitu lemah. Tapi disaat yang bersamaan kamu justru bertingkah seakan kamu yang paling kuat saat kamu dengan lalainya meninggalkan kewajibanmu.

Hingga sampai dipenghujung do'a malam mu, kamu mengucap namanya. Yang bahkan pada tahun ini bisa terhitung seberapa banyak terucap dalam do'amu.

"Ya Allah, jika memang dia yang ditakdirkan, dia yang Engkau tulis di langit, dia yang Engkau jadikan pemain utama dalam cerita hidupku, maka mudahkan segalanya. Aku hanya ingin mendengar kabarnya, aku hanya ingin mengetahui bahwa dia baik-baik saja. Bahwa dia memang kembali untukku nantinya..

Tapi jika bukan, maka hapus dia dari dalam pikiran dan hatiku, Ya Allah.." lirihmu.

Setelah mengucap do'a dan menggumamkan 'Aamiin', kamu menyeka sisa air matamu. Menghela napas dan melipat mukena.

Tepat pukul 03:15 pagi, satu notifikasi Line tertera dilayar ponselmu. Tanpa menunggu lama, kamu membuka pesan tersebut dan air matamu kembali jatuh untuk yang kesekian kalinya.

Kjdae

Aku pulang.

🍀

Husband Series - April 2018

-muffinpororo

[Husband Series] | Kim Jong DaeWhere stories live. Discover now