Thirty-Five

17.2K 1.9K 147
                                    

"Mas? Ada yang nelpon tuhh,"

Jongdae yang masih berada didalam kamar mandi hanya bisa merespon, "angkat aja, sayang."

Kamu mengambil ponsel Jongdae di nakas dan melihat caller id. Nomor tidak dikenal. Baru saja kamu ingin menggeser ikon hijau, panggilan sudah lebih dulu terputus.

Saat kembali ke layar kunci, matamu membola dan wajahmu bersemu. Wallpaper layar kunci Jongdae...fotomu saat wisuda dulu.

Kamu terus terpaku pada layar ponsel Jongdae, hingga suamimu selesai mandipun kamu masih belum sadar dari keterkejutanmu.

Kamu berjengit saat sebuah kecupan yang terasa dingin menyapa sudut bibirmu, jangan tanya siapa pelakunya.

"Kok ngelamun? Siapa yang nelpon?"

"Nggak tau, langsung mati gitu aja."

Kamu menatap Jongdae sekilas, "ada sms juga. Kayaknya dari kemaren deh."

Jongdae mengernyit, "coba baca."

Kamu membuka pesan tersebut dan ikut mengernyit. Sepertinya dari nomor yang sama. Tapi tidak ada nama pengirimnya sama sekali.

Kamu menunjukkan layar ponsel Jongdae dan suamimu membaca pesan itu sebelum berpikir keras.

"Siapa ya? Biarinin aja deh, nanti juga dia nelpon lagi."

Kamu mengangguk. Lalu sedetik kemudian kamu ingat sesuatu.

"Mas."

"Hm?"

Kamu menekan tombol kunci dua kalo lalu menunjukkan layar ponsel pada Jongdae, "kok pake foto aku?"

Jongdae mengusap tengkuknya sembari tertawa canggung.

"Abis kamu cantik. Hehehe."

"Ini kamu simpen dari jaman kapan, Mas?"

"Dari dulu gak pernah aku hapus. Stay di galeri, hehe."

Ya Allah. Suamimu ini memang terkadang suka tidak terduga. Akhirnya kamu berinisiatif untuk melakukan sesuatu.

"Mas, aku mau jujur."

Jongdae duduk dihadapanmu, diatas tempat tidur sembari menatapmu intens.

"Tapi, pake dulu bajunya ih! Kamu gak dingin begitu?!"

Wajahmu sebenarnya sudah merona sejak suamimu itu selesai mandi. Sekarang dengan santainya dia duduk dihadapanmu dengan keadaan top less. Hanya mengenakan celana training hitam dan handuk yang menggantung di lehernya. Rambutnya yang basah justru menambah kesan—lupakan saja lupakan!

"Nanti aja dulu, kenapa? Gak fokus yaaaaa?"

Astaghfirullah... Iya Mas, iya.

"Terserah. Aku mau bilang, aku dari dulu nyimpen foto cowok. Gak pernah aku hapus. Bukan Bang Eja atau Papa tapinya. Maaf..."

Ekspresi Jongdae berubah tegang, dia menelan salivanya dan berdeham.

"Siapa?"

Kamu berusaha menahan senyum dan mengambil ponselmu yang berada diatas nakas juga. Mencari sebuah foto di galeri, tepatnya di folder dalam folder.

Setelahnya kamu berpura-pura menghela napas, "jangan marah ya?"

"Siapa sayang?"

"Janji jangan marah..."

"Siapa dulu?"

Kamu akhirnya menunjukkan layar ponselmu pada Jongdae.

Jongdae memejamkan matanya lalu menatapmu tajam. Dia menghembuskan napasnya kasar.

"Niat bikin aku jantungan ya? Hm?"

Kamu akhirnya tertawa, "emang tau itu siapa?"

"Aku kan? Astaghfirullah, aku udah mau nangis aja rasanya tau kamu nyimpen foto cowok lain."

Kamu masih terus tertawa, dan seketika tatapan Jongdae berubah jahil.

"Udah bisa ngerjain aku ya? Hm? Sekarang aku yang ngerjain kamu!"

Jongdae menubruk tubuhmu, membuatmu jadi berbaring dan menahan kedua tanganmu.

"Ahahah, ampunn! Jangan diciumin terus leher akunya geliiiii!"

"Aku gigit ya pipinya yaa~"

"Jangaaaan nanti meraaaah! Aaaaa!"

"Ampun lagi cepetan! Bilang ampun!"

"Ampuun! Udahh ih aku capek ketawa terus! Pipi aku pegel banget~"

"Oh pegel? Harus dicium biar gak pegel ya berarti? Muah!"

"Mas Daaaae!"

"Apa sayaaaang?"

"Hati-hati ih ada Miniatur Jongdae!"

"Oh iya lupa astaghfirullah! Maaf nak, Ayah lupa!"

🍀

Jongdae masih tersenyum mengingat hal menyenangkan yang terjadi sebelum dia dan kamu berangkat ke kantor.

Bahkan sampai siang pun senyum itu tidak luntur.

Tidak lama, ponselnya berdering menandakan ada sebuah panggilan masuk. Dia sudah memasang senyum. Istrinya kah?

Tapi saat melihat siapa yang menelpon, dia justru mengernyit bingung. Nomor tidak dikenal, lagi.

"Assalamu'alaikum?"

"Wa'alaikum salam, Jongdae?"

"Iya, saya sendiri. Ini dengan siapa ya?"

"Ini Irina, Dae."

Oh. Jongdae sangat tidak suka jika ada orang lain yang memanggil dirinya 'Dae' selain dirimu dan keluarga.

"Kenapa, Rin?"

"Kamu udah balik dari Korea?"

"Udah."

"Bisa ketemuan?"

"Mau apa?"

"Melepas rindu aja, bisa?"

"Aku cuma punya waktu lusa. 20 menit."

"It's enough, Dae. Okay see you!"

"Hm. Wa'alaikum salam."

Setelah memutus panggilan, Jongdae menghela napasnya kasar. Dia berharap tidak akan ada masalah yang menunggunya didepan nanti.

Semoga saja.

🍀

Husband Series - April 2018

-muffinpororo

[Husband Series] | Kim Jong DaeWhere stories live. Discover now