Sixteen

12.8K 1.9K 113
                                    

Kamu menatap langit-langit kamar yang berhiaskan sticker glow in the dark berbentuk bulan dan bintang.

Sejenak memejamkan mata dan menikmati heningnya malam.

Tapi setiap kamu memejamkan mata, ada bayangan tentang laki-laki yang selalu mengganggumu setiap saatnya. Laki-laki yang kala itu meminjamkan jaketnya padamu.

"Dae, ini hampir 3 tahun. Tapi kabar kamu aja aku gak tau. Apa aku nyerah aja nunggu kamu?"

Kamu ingin sekali menyerah dan membuka hatimu untuk lelaki lain.. Tapi masalahnya adalah, kamu begitu merindukan lelaki itu. Lelaki yang bahkan kabar dia baik-baik saja atau tidak kamu tidak tahu.

"Aku bakal bertahan, satu tahun lagi. Tapi kalo seandainya, Allah kasih jalan lain buat aku, aku minta maaf sama kamu."

Setelahnya kamu menghembuskan napas berat dan mencoba tertidur pulas.

🍀

"Assalamu'alaikum, mungil!"

Panggilan ini, hanya satu orang yang memanggilmu mungil dikampus.

"Waalaikum salam, Kak Jungwoo."

Jungwoo tersenyum manis seperti biasa, dan jantungmu mulai lepas kendali.

"Nih," dia menyerahkan susu kotak rasa strawberry dan dua buah permen chupa cups cola.

Kamu tersenyum tipis, "makasih ya Kak," sepertinya kamu mulai terbiasa dengan hal semacam ini.

Jungwoo balas tersenyum dan mengangguk kecil, "sama-sama. Kamu ada kelas siang? Tumben jam segini baru sampe kampus."

"Iya, dosennya tiba-tiba ganti jam. Kan males banget jadinya."

Jungwoo tertawa karena gerutuanmu, "aku mau cubit pipi kamu, gemes."

"Eh?"

"Nggak kok, bercanda." lagi, lelaki itu tertawa.

Kamu bisa merasakan pipimu sedikit panas, sepertinya memerah.

Jungwoo melihatnya, dia hanya tersenyum tipis dan menggeleng kecil.

"Yaudah, aku duluan ya? Semangat kuliahnya, mungil! Assalamu'alaikum."

"Waalaikum salam, semangat juga Kak."

Sepeninggal Jungwoo kamu menatap susu dan permen ditanganmu, apa kamu menyerah sekarang saja?

🍀

Hari libur seperti sekarang akan kamu manfaatkan dengan baik. Bergelung di bawah selimut saat gerimis mengguyur bumi merupakan sebuah kenikmatan yang tidak bisa dijabarkan.

Tapi semua itu harus sirna saat suara teriakan Abangmu membuatmu membuka mata malas.

"Adek! Turun deh! Buruan!"

Kamu berdecak dan membuka selimut dengan kasar, beruntung malam tadi kamu mengenakan sweater berkupuk. Jadi kamu mengenakan kupluk sweatermu sebelum turun untuk menghampiri Bang Eja.

"Apaansih Bang? Aku masih ngantuk bang–astaghfirullah!"

Kamu terkejut saat melihat seseorang dirumahmu pagi ini. Buru-buru kamu kembali ke kamar dan mencuci muka serta mengenakan kerudung, baru setelah itu kamu kembali menghampiri Bang Eja.

"Hai kak, hehe. Kenapa Bang?"

Bang Eja tertawa, dia sedikit membungkuk dan bertumpu pada lututnya.

"Lucu banget sih, dek. Ngacir gara-gara liat Jungwoo doang?"

"Aku kan gak pake kerudung, mana baru bangun."

Jungwoo tertawa, "tetep cantik, kok."

Kamu memberikan cengiran dan menggaruk kepalamu dari luar kerudung.

"Buatin minum, yang anget tapi. Buat Jungwoo."

"Nugas?" tanyamu sebelum berjalan ke dapur.

"Iya." balas Bang Eja.

Kamu mengangguk-angguk dan segera membuat susu milo hangat, kenapa tidak teh? Ya kamu inginnya membuatkan milo, hehe.

"Nih Kak," kamu meletakkan segelas milo hangat dimeja depan Jungwoo.

Lelaki itu mengalihkan perhatiannya dari layar laptop dan tersenyum, "makasih yaa."

Kamu mengangguk dan balas tersenyum. Oh, pagi ini sudah melihat senyum Jungwoo, sepertinya harimu akan menyenangkan.

"Aku balik kamar ya?"

Sebelum kamu melangkah lebih jauh, Jungwoo mengatakan sesuatu yang membuatmu mengulum senyum.

"Kamu baru bangun tidur gitu emang tetep cantik ya?"

Kamu tidak menjawab pertanyaan Jungwoo barusan dan kembali melangkah riang menuju kamar.

Jungwoo tersenyum tipis, "sebentar lagi.."

🍀

Husband Series - April 2018

-muffinpororo

[Husband Series] | Kim Jong DaeWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu