Thirteen

13.3K 2K 45
                                    

KJdae menambahkan Anda
sebagai teman

Terima | Blokir

Kamu mengerutkan kening saat melihat satu notifikasi di Line. KJdae?

KJdae
Assalamu'alaikum, (Y/n)..
Ini Jongdae.

Kamu membola dan menahan napas selama beberapa detik.

Jongdae?

Kamu buru-buru menerima friend request Jongdae dan membalas pesannya.

You

Waalaikum salam, Dae.
Kenapa?
Read.

Kamu berdebar hanya saat dia sedang mengetik pesan balasan.

KJdae
Foto nya aku kirim sekarang ya?

You
Oh iya, foto ya? Boleh Dae.
Read.

KJdae
Sent a photo
Sent a photo
Sent a photo

Udah semua ya, (Y/n).

You
Makasih ya, Dae 😊
Read.

Kjdae
Iya sama-sama..

Kamu memekik pelan. Selama ini kalian hanya berkomunikasi secara langsung, tidak pernah lewat aplikasi chatting seperti ini. Kamu ber-istighfar guna meredakan degup jantung yang menggila.

Tiba-tiba kamu teringat sesuatu, foto mu dan Lisa.

Kamu membuka galeri dan mencari foto yang menurut Lisa jelek. Menurutmu foto itu tidak jelek, karena fokusmu mengarah pada satu titik. Lelaki dengan balutan kemeja dilapis jas hitam yang tampak begitu dewasa dan tampan.

Kamu menyimpan foto itu di folder dalam folder ponselmu. Kamu hanya ingin mengabadikannya, walau jika suatu saat nanti kamu tidak bertemu lagi dengannya, kamu masih memiliki satu kenangan yang tersimpan rapi.

🍀

Jongdae terus berguling diatas tempat tidurnya. Senyum juga tidak luput dari bibir tipisnya.

Dia mendekap erat ponselnya didada, sesekali tertawa dan memekik heboh.

Suaranya yang cukup nyaring memancing keingin tahuan kakak laki-lakinya.

"Astaghfirullah, Jongdae! Kamu ngapain ketawa-tawa kenceng begitu?"

Jongdae seketika terdiam dan menoleh, namun detik selanjutnya dia kembali memberikan cengiran pada kakaknya.

"Abang gak tau sih," ujarnya lalu kembali berguling ke sisi kiri tempat tidur.

Hanya decakan yang keluar dari mulut kakak laki-lakinya. Jongdae akhirnya berhenti berguling dan kembali menatap kakaknya.

"Bang Suho, sini deh.."

Suho melangkah masuk kedalam kanar Jongdae dan duduk bersila diatas tempat tidurnya.

"Kenapa?"

Jongdae mengubah posisinya menjadi tidur menyamping, tatapannya berubah serius.

"Pernah jatuh cinta gak?"

Suho ingin tertawa melihat ekspresi Jongdae, lucunya.

"Nggak tuh, kenapa?"

Jongdae menatap kakaknya tidak percaya, "eey, kata Bang Lay pernah, Abang pernah suka sama primadona sekolah, iya kan?"

"Denger dari orang lain belum tentu bener, apalagi dari Lay. Lagian kenapa sih?" Suho menepis tudingan Jongdae setelah menoyor pelan kepala adiknya.

"Dae..kayaknya lagi jatuh cinta deh Bang."

"Pftt."

Jongdae menatap Suho malas. Lalu dengan segera dia meraih bantal dan memukul Suho dengan cukup kencang.

"Heh, songong banget ya. Abang lho, ini."

"Lagian Abang kenapa ketawa?"

Suho menggeleng dan meredam tawanya.

"Gini ya, Dae. Kamu tuh anaknya kan misterius. Kadang bisa heboh, kadang jadi pendiem. Ya walaupun tetep senyum sih. Denger kamu tertarik sama cewek aja gak pernah, lah ini tiba-tiba bilang lagi jatuh cinta. Kaget lah Abang."

Jongdae mengangguk-angguk, benar juga sih. Jongdae membenarkan ucapan kakaknya.

"Tapi kali ini serius Bang. Dae gak main-main, Dae pengen seriusin dia. Nanti sih, setelah balik dari Korea."

"Kamu yakin mau tetep di Korea?"

Jongdae mengangguk mantap, "lagian setelah pulang kuliah kan Jongdae bisa nemenin Nenek."

Salah satu alasan kenapa Jongdae mau mengikuti permintaan Umi nya adalah, dia ingin menemani Neneknya disana. Karena Kakeknya sudah lama meninggal dunia.

Setidaknya, untuk jangka waktu 6 tahun, itu sudah terhitung lama. Setelah 6 tahun nanti, Jongdae akan kembali pulang dan keluarga tantenya yang akan menggantikan posisinya untuk menemani Nenek.

"Yaudah terserah aja. Eh, tapi cewek yang kamu suka kayak gimana?"

Jongdae tersenyum dan membuka galeri ponselnya, menunjukkan foto seseorang yang dengan mudahnya berada di ponselnya.

"Cantik, itu sebelahnya siapa?"

"Kakaknya."

Suho mengangguk sekilas, "kamu tetep kabar-kabaran sama dia nanti?"

Jongdae menggeleng lemah, "gak tau deh Bang.."

"Kalo pas kamu balik ternyata dia udah dilamar orang gimana?"

Jongdae melemas, benar juga. Ya Allah, jadi harus apa?

Jongdae memejamkan matanya sejenak, menghela napas.

"Sesuai sama takdir Allah aja nanti deh, Bang. Jongdae ikhlas kalo emang jodohnya bukan dia.."

Suho menepuk bahu Jongdae beberapa kali, "yang penting nih, tikung terus lewat do'a. Oke?"

Jongdae menatap foto dilayar ponselnya lalu tersenyum.

"Oke."

🍀

Husband Series - April 2018

-muffinpororo

[Husband Series] | Kim Jong DaeOnde histórias criam vida. Descubra agora