Twenty-One

17.2K 2.2K 173
                                    

Setelah kamu menerima lamaran Jongdae, Papa segera menghubungi lelaki itu dan bertanya kapan ingin segera melangsungkan pernikahan.

Jongdae berkata bahwa dia akan datang kerumah besok sore setelah pulang kerja untuk membahas masalah ini.

Kamu tidak bisa tidur dibuatnya. Entah kenapa kamu justru membayangkan kamu bertatapan dengan Jongdae dan itu membuat jantungmu berdegup lebih cepat.

Karena terus memikirkan hal yang tidak penting, kamu baru tertidur pukul 11 malam.

🍀

Hari ini kamu pulang cepat untuk Mama untuk menyiapkan suguhan untuk Jongdae yang akan bertamu.

Sejak tadi kamu hanya mengacau saja sebenarnya. Mengambil beberapa cemilan dan kue atau bergelayut dilengan Mama yang tengah memasak sesuatu.

"Heh kamu kalo cuma ngerecokin mending sini aja temenin Abang main ps."

Kamu mendelik lalu mencibir, "nggak ah. Abang rusuh kalo main. Kalo kalah yang digigit aku."

"Eja kamu udah beresin ruang tengah belum itu?" tanya Mama.

Abangmu mengangguk, "udah. Ada yang mau dibantu lagi gak Ma?"

"Nggak. Yaudah kamu kesana aja temenin Abang."

Kamu menatap Mama tidak percaya.

"Ma.. Mama rela aku digigit kucing gila? Kalo aku tiba-tiba kayak Bang Eja gimana.."

"Heh! Abang denger ya!"

Mama tertawa, "udah sana. Kalo digigit ya kamu gigit balik."

Ekspresimu berubah ceria saat menatap Mama dan seketika menyeringai saat melihat kearah ruang tamu.

"Abangkuuu sayangg, aku datanggg~"

Kamu berlari dan melompat keatas sofa, menindih Abangmu yang sedang asyik dengan ps nya.

"Astaghfirullah! Adek ih berat sanaan!"

Kamu tertawa dan malah semakin mendekat kearah Abangmu. Akhirnya dia mengalah lalu membiarkanmu bersandar padanya.

"Bang? Aku deg-deg an.."

"Ya kalo gak deg-deg an kamu mati, gimana sih?"

Kamu baru sadar. Abangmu adalah definisi kebodohan yang hqq.

"Abang ih! Maksud aku bukan kayak gitu."

Abangmu tertawa dan mem-pause permainannya, lalu melirik kearahmu yang kini memainkan ujung kausnya.

"Abang tau kok pasti kamu gerogi parah. Tapi ya mau gimana? Masa si Jongdae gak boleh dateng cuma gegara kamu panik-panik ajaib gini?"

Kamu jadi tertawa karena ucapan Bang Eja. Terkadang leluconnya bisa lucu di waktu yang tepat.

"Bawa santai aja, oke?"

Akhirnya kamu mengangguk dan tersenyum, "makasih Abang."

"Sama-sama. Tapi ya Dek, bentar lagi keluarganya Jongdae dateng. Kamu tetep mau pake daster begini?"

🍀

"Assalamu'alaikum.."

Kamu menyikut lengan Abangmu, memberinya kode untuk segera membuka pintu. Kamu sejak tadi diam dikamar bersama Abangmu. Dia mencoba membuatmu nyaman dan tidak memikirkan hal yang aneh.

Kamu mendengar suara beberapa orang, sepertinya lebih dari tiga orang. Ada suara yang begitu kamu kenal..

Tidak lama, pintu kamarmu diketuk dan Mama muncul dari balik pintu.

[Husband Series] | Kim Jong DaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang