Eight

14.5K 2.1K 24
                                    

Upacara hari ini sedikit berbeda dari Senin biasanya. Pasalnya, hari ini merupakan hari yang cukup sakral bagi para anggota Osis.

Ya, hari ini akan dilaksanakan serah terima jabatan.

"Yah, Ketosnya ganti. Padahal enak tuh kalo si Taeyong masih ngejabat. Gak ketat-ketat amat peraturannya."

"Padahal masih mau liat muka ganteng mereka di gerbang."

"Cepet banget ya udah sertijab aja?"

"Semoga anggota yang ini se-asyik anggota yang dulu deh."

"Yah gak bisa disenyumin Jongdae lagi, dong?"

Kamu hanya diam dan mendengarkan celotehan dari siswa/i disekitarmu. Tapi ucapan terakhir sedikit mengganggumu.

"Kok jadi bete sih? Emang kenapa kalo dia disenyumin? Ih." kamu bermonolog.

"Heh, kenapa ngomong sendirian?"

Kamu tersentak lalu menoleh kearah Lisa, "gak apa-apa, hehe."

🍀

"Bu, soto nya dua ya."

Kamu segera mencari keberadaan Lisa setelah memesan soto dan membeli air mineral.

Lisa melambaikan tangannya, bermaksud memudahkanmu ketika mencarinya. Karena kantin sedang ramai-ramai nya.

"Tumben ya kantin rame banget." keluh Lisa saat kamu mendudukan diri dihadapannya.

Kamu menoleh ke sekeliling, "iya juga ya? Tumben. Eh iya, chat Yeri, katanya dia mau makan bareng juga."

"Lah dia dimana emang?" tanya Lisa sembari mengambil ponsel di saku seragamnya.

Kamu mengaduk soto dihadapanmu, "Biasa, UKS."

Setelah mengirim pesan, Lisa mulai menyentuh mangkuk soto miliknya. Mencicipi sedikit kuah soto yang terlihat menggiurkan.

"Hai!"

Kamu hampir saja tersedak saat seseorang datang dan menggebrak meja dengan cukup kuat.

"Yeri! Kebiasaan deh!" seru Lisa kesal.

Yang diteriaki hanya memamerkan cengirannya, "tungguin dong jangan makan dulu! Aku pesen dulu, bentar."

Kamu mengangguk lalu Yeri berbalik pergi. Namun baru beberapa langkah dia menabrak seseorang.

"Aduh maaf ya maaf.."

Yeri menarik orang yang ditabraknya kearah meja mu dan mengambil beberapa helai tisu milikmu yang selalu kamu bawa kemanapun.

"Minta ya cantik hehe." kekeh Yeri sembari menyodorkan tisu kearah orang yang ditabraknya.

Lisa memperhatikan kamu sebentar sebelum beralih menatap orang disamping Yeri.

"Kayaknya kalian ketemu terus deh. Jangan-jangan jodoh, hahaha."

Kamu menunduk sedangkan Jongdae tertawa. Iya orang yang ditabrak Yeri itu Jongdae.

"Aamiin-in jangan?" tanya Jongdae dengan nada bercanda.

"Aamiin aja," balas Yeri lalu menoleh kearah Jongdae yang masih memegang tisu tanpa menyeka seragamnya yang basah, "ih Jongdae! Lap dulu itu, oren-oren udah kayak persija aja. Ayo gue gantiin es nya."

Sebelum Jongdae menjawab, terdengar sebuah suara yang memanggil namanya.

"Bang Jongdae!"

Kalian berempat sontak menoleh bersamaan kearah sumber suara.

"Kenapa, nyel?"

Daniel menepuk bahu Jongdae, "ayo katanya mau makan bareng yang lain. Kok lo disi–eh? Hai Kak, maaf ganggu hehe."

Yeri tertawa dan menggeleng, "santai aja elah nyel."

Jongdae ikut tertawa, "tisu punya (Y/n) ya ini?"

Kamu mengangguk, "kenapa?"

Jongdae hanya menggeleng dan memasukkan tisu tersebut kedalam saku celananya.

Daniel memperhatikan gerak-gerik Jongdae. Kenapa tisunya tidak dipakai? Ini seperti kejadian saat..

"Bang waktu itu tisunya juga gak lo pake, jangan-jangan gegara–"

Jongdae buru-buru membekap mulut Daniel dan meringis.

"Aku duluan ya? Oh iya Yer, gak usah diganti es nya. Makasih juga tisunya."

Jongdae menyeret Daniel menjauh. Lisa dan Yeri menatap kedua orang itu bingung.

"Mencurigakan.." ucap Lisa.

Yeri mengangguk, "kayak ada hal yang ditutupin.."

Kamu hanya menghela napas dan mendorong tubuh Yeri.

"Sana pesen makanan. Aku laper nih nungguin kamu, dingin deh soto nya."

Yeri kembali menunjukkan cengirannya sebelum berlari untuk memesan makanan.

"Kamu gak penasaran sama apa yang dibilang Daniel?" tanya Lisa.

Kamu menggeleng. Ya kamu memang tidak ingin tahu, karena itu urusan mereka. Jadi kamu acuh saja.

🍀

Daniel menepuk tangan Jongdae yang masih membekap mulutnya. Seketika Jongdae berhenti dan melepas bekapannya.

"Kira-kira dong, Bang! Tenaga lo kuat juga ya, padahal kurus."

Jongdae menghela napas, "Nyel, jangan bahas masalah tisu dimanapun oke?"

Daniel mengerutkan keningnya, "kenapa emang, Bang?"

"Ya pokoknya jangan. Kalo dibahas lagi siap-siap gue tampol."

Daniel meringis. Jongdae kurus begitu tenaganya boleh juga.

"Termasuk soal tisu waktu di ruang Osis?"

Jongdae menatap Daniel datar.

"Oke. Gue tutup mulut asal sekarang jajanin otak-otak."

"Deal."

Mereka berdua kembali berjalan beriringan.

"Berarti yang ngasih tisu waktu Kak (Y/n) juga ya, Bang?"

"Daniel..."

"Iya maaf. Beliin permen jelly sekalian ya Bang."

"Dasar banyak mau."

Ya setidaknya hal ini mencegah Daniel membicarakan perihal tisu. Bukan apa-apa, hanya saja Jongdae malu jika mengingat soal itu.

Aneh memang. Apa yang perlu dibuat malu?

🍀

Husband Series - April 2018

-muffinpororo

[Husband Series] | Kim Jong DaeWhere stories live. Discover now