Twenty-Four

22K 2.3K 339
                                    

Adzan magrib sudah berkumandang sekitar 5 menit yang lalu. Kamu sudah mengambil air wudhu dan mengenakan mukena, menunggu Jongdae sembari ber-dzikir. Pintu kamar terbuka dan menampakkan sosok yang kamu tunggu.

Jongdae dengan wajah dan rambutnya yang basah karena air wudhu mampu membuatmu menahan napas selama beberapa detik. Dia menyisir rambutnya kebelakang dengan jari saat berjalan mendekat. Jongdae berkali-kali-kali-lipat lebih tampan.

Sudah berapa kali hatimu melumer karena Jongdae?

"Kenapa ngeliatin aku nya kayak gitu?"

Kamu tersentak dan buru-buru menggeleng, mengalihkan pandanganmu kearah sajadah dihadapanmu.

Terdengar suara tawa dari Jongdae, ya ampun, mendengarnya tertawa saja jantungmu bisa berdetak tidak karuan.

"Yuk," Jongdae mengambil tempat dihadapanmu, tersenyum sebelum menghadapkan tubuhnya kearah kiblat dan melafal niat.

Kamu berdiri dan menghela napas pelan, mengontrol detak jantungmu yang menggila. Mencoba fokus untuk ibadah pertama mu bersama suami.

Ketika suara Jongdae yang mengucap takbir terdengar, darahmu berdesir halus. Hingga saat lantunan surah Al-Fatihah yang dibaca suamimu, kamu tidak kuasa menahan laju air mata yang berlomba ingin keluar dari pelupuk matamu.

Jongdae membawakannya dengan tenang dan penuh penghayatan. Indah sekali.

Semua terasa begitu menenangkan, hingga kepalamu menoleh kekanan dan mengucap salam. Jongdae berbalik lalu menatapmu lembut, kamu meraih tangan suamimu dan mengecup punggung tangannya.

Jongdae mengusap kepalamu lembut sebelum mengecup keningmu. Dia kembali menghadap depan dan berdo'a. Kamu mengulum senyum dengan pipimu yang memerah.

Setelah berdo'a, Jongdae berdiri dan berjalan menuju meja belajarnya, mengambil sesuatu.

"Kamu mau makan?" tanya Jongdae lalu kembali duduk dihadapanmu.

Kamu menggeleng, "Mas mau makan?"

"Aku mau ngaji dulu, gak laper sih, cuma mau minum teh aja."

Kamu berbinar saat mendengarnya ingin mengaji, "aku mau denger kamu ngaji, boleh? Nanti sesudahnya aku bikinin teh."

Jongdae mengangguk, "boleh, sini duduk disamping aku."

Kamu tersenyum lebar dan mengambil tempat di sampingnya, Jongdae membuka Al-Qur'an dan membaca ta'awudz. Lagi-lagi kamu terpukau saat mendengar suara lembut Jongdae.

Suamimu meraih tanganmu dan menggenggamnya selagi dia membaca sebuah surah, kamu memejamkan mata dan menikmati lantunan ayat yang terucap dengan indahnya dari bibir Jongdae.

Kamu tidak pernah menyangka, bahwa mendengar suamimu mengaji akan terasa sebegitu menyenangkan dan menenangkan.

🍀

"Bang Suho katanya mau dateng nanti malem, bawa makanan jadi kamu gak usah masak."

Kamu mengangguk selagi mengaduk teh. Jongdae berdiri disampingmu, menopang tubuhnya dengan sebelah tangan bertumpu di meja.

"Kenapa ngeliatin aku begitu?"

Jongdae tersenyum, "cantik istri aku."

Jongdae menarikmu dalam pelukannya lalu menggoyangkan tubuhmu kekanan dan kekiri, dia juga tertawa senang.

"Gemes akunya gimana dong?"

[Husband Series] | Kim Jong DaeUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum