Thirty-Four

18.4K 1.8K 156
                                    

Pertama kali kamu mengabari keluargamu dan Jongdae soal kehamilanmu, mereka benar-benar bahagia. Bahkan para ibu menginap dirumahmu dan Jongdae selama 2 hari lamanya bersama Reza juga Jungwoo.

Kamu juga sudah mengabari Yeri dan Lisa perihal kehamilanmu, mereka juga benar-benar antusias. Bahkan Lisa langsung menelponmu saat itu juga, akhirnya kamu menghabiskan waktu selama dua jam untuk mengobrol bersama Lisa yang berakhir Jongdae merajuk karena ingin bermanja denganmu.

Dan hari ini adalah kali keduamu memeriksa Miniatur Jongdae. Jadwalnya pukul 4 sore nanti, Jongdae akan menjemputmu di kantor untuk berangkat bersama ke rumah sakit.

🍀

"Miniatur Jongdae nya sehat ya Bundaaaa, uuu kok aku jadi gak sabar ya dia lahir?"

Kamu tertawa sedangkan Jongdae hanya terkekeh pelan.

"Jangan makan anggur, apel apalagi kalo belum makan nasi oke? Aku kasih resep vitamin yaa."

Kamu mengangguk setelah Yeri membereskan peralatan USG. Selesai dengan konsultasi dan semacamnya, kamu dan Jongdae menuju apotek untuk menebus vitamin.

"Oke kita pulang~"

Selama perjalanan pulang, kamu dan Jongdae berdiskusi perihal nama. Dan beberapa sudah ditetapkan menjadi calon nama Miniatur Jongdae.

"Pokoknya aku mau kamu ngaji terus ya Mas, sambil usap-usap perut aku tapi."

Jongdae mengangguk, "iyaa, ada lagi?"

"Sambil sholawat juga boleh deh, ajak ngobrol juga yaa."

"Ada lagi?"

"Eum, apa yaa, oh! Kalo aku ngidamnya aneh, kamu pasti mau ngabulin kan? Iya kan?"

Jongdae tertawa, "semenjak hamil berubah manja ya kamu? Suka aku liatnya."

"Ihhhh iya in duluuuu, kamu mah."

"Iya sayang iyaaa, kamu mau apa nanti aku turutin sebisa aku, ya?" Jongdae mengusap pipimu lembut.

Kamu tersenyum dan mengangguk senang, "baik banget. Aku tambah sayang."

"Kalo sayang, sampe rumah cium aku ya?"

"Iya cium tangan."

"Pipi dong?"

"Sekali?"

"Eummmm, tujuh kali."

"Kok banyak?"

"Iya kayak cinta aku ke kamu, banyak."

"Mas, besok-besok kurangin main sama Mas Baekhyun sama Ceye nya ya?"

"Heheheh..."

🍀

Seperti Ibu hamil kebanyakan, kamu juga mengalami mual di pagi hari. Tapi tidak separah itu, hanya terasa mual tidak muntah.

Hanya saja, Jongdae yang sangat was-was. Kamu bahkan selalu ditemani kemanapun. Tidak, mandi kamu tetap sendiri. Suamimu menunggu diluar.

"Mas lemes banget serius aku mau oleng nih, ayo bobo lagi masih pagi banget."

Ekspresi Jongdae terlihat lucu, antara ingin tertawa karena ucapanmu dan juga khawatir.

"Gendong aja ya?"

Kamu menggeleng, "ih bisa masih jalan, tapi lemes banget. Pegangin aja nanti aku nyusruk kan gak lucu. Enak kalo jatohnya dihati kamu, lah ini dilantai?"

Jongdae terkekeh kecil, mengangguk. Akhirnya dia memeluk pinggangmu dengan sebelah tangannya.

"Bawaan hamil ya jadi cerewet kamu."

"Ih? Gak suka emang aku cerewet? Yaudah ya aku diem,"

Jongdae panik. Dia lupa, sikap mu bisa berubah dalam hitungan detik. Ehm, efek kehamilan. Mungkin?

"Aduh iya sayang, jangan diem. Gak apa-apa mau cerewet selama apa juga, beneran. Huhu sayangnya aku jangan diem..."

Kamu melirik sinis, lalu kembali diam. Sampai akhirnya sesuatu terlintas dikepalamu.

"Ada syaratnya biar aku gak diem," ujarmu lalu menoleh kearah suamimu.

Setelah membantumu berbaring ditempat tidur, Jongdae duduk disampingmu dan mengusap tanganmu lembut.

"Apa? Bidadari aku mau apa?"

Kamu mengetukkan jarimu di dagu sembari berpikir, "mau peluk kamu aja seharian. Jangan kerja dulu sehari aja? Yaaa?"

Jongdae tersenyum, "mau peluk aku seminggu juga boleh."

"Bener ya? Aku peluk seminggu kalo gitu."

"Terus nanti Miniatur Jongdae sama Ibunya makan apa kalo Ayah gak kerja, hm?"

Wajahmu memerah. Astaga, bisa-bisanya Jongdae membuatmu berdebar hanya karena menyebut dirinya Ayah.

"Malu ih aku," kamu menutup wajahmu dengan kedua tanganmu.

Jongdae tertawa lalu menarik kedua tanganmu, gemas ketika melihat wajahmu yang memerah.

"Masya Allah, ini kalo lagi merona kenapa cantik banget kamu ya?"

Kamu mengerucutkan bibirmu kesal, "udah ah sini cepet peluk."

Jongdae mengangguk, "kabarin Jongin dulu sebentar, ya?"

Jongdae mengambil ponselnya dan meminta izin pada Jongin. Setelahnya dia meletakkan ponselnya diatas nakas sebelum ikut berbaring dan memelukmu erat.

Selang beberapa menit kemudian ada satu pesan masuk. Bukan balasan dari Jongin, tapi dari nomor tidak dikenal.

0812-xxxx-xxx

Jongdae? Udah pulang dari Korea?

🍀

Husband Series - April 2018

-muffinpororo

[Husband Series] | Kim Jong DaeWhere stories live. Discover now