Fourty

20.4K 2K 185
                                    

Jongdae benar-benar tidak melepaskan kamu sedetikpun. Dia masih betah berada diposisi sedang memelukmu seperti ini.

Meskipun dia sudah bangun, dia terus berpura-pura tidur agar puas memelukmu seharian.

Kamu sedikit meregangkan tubuhmu sebelum mengerjap dan menatap Jongdae yang terlihat tenang saag tertidur. Kamu mengusap punggungnya lembut dan mengecup keningnya sekilas.

"Kesel banget bawaannya kalo liat kamu. Keinget Irina terus, aku musti gimana?"

Jongdae tidak menggubris sedikitpun, dia membiarkan kamu bicara dengan tenang.

"Tapi aku kangen, mau peluk juga. Aku gak bisa bobo kalo gak peluk, tapi aku kesel. Yang ditanya pertama sampe rumah malah anak, ya gak salah sih, tapi aku juga mau ditanya." kamu merengek saat memainkan rambut Jongdae.

Ingin sekali rasanya Jongdae membuka mata dan menghujani wajahmu dengan ciumannya. Tapi dia menahan diri. Dia ingin terus mendengarmu bicara dan merajuk seperti ini, menggemaskan.

Kamu bisa merasakan Jongdae yang memelukmu lebih erat dan wajahnya semakin dia benamkan di lehermu.

Kamu menghela napas dan sedikit menjauhkan tubuhmu untuk bangkit menuju kamar mandi dan membersihkan diri. Tetapi, lagi-lagi suamimu menahan tubuhmu dan dia menarikmu kembali dalam pelukannya.

"Aku juga kangen, maaf ya..." ujarnya dengan suara serak khas bangun tidur.

Kamu terdiam, pasti Jongdae mendengar semua yang kamu katakan tadi.

"Awas aku mau mandi," ujarmu ketus.

Jongdae terkekeh dan mengecup leher lalu naik ke pipimu.

"Kamu masih ngambek? Gak mau maafin?" tanya Jongdae sembari mengusap pipimu lembut.

Kamu mengangkat bahu dan membuang pandanganmu kearah lain.

"Gak tau. Awasan ih aku mau mandi."

Jongdae menghela napasnya dan tersenyum, "yaudah cium sekali lagi ya."

"Buruan."

Setelah Jongdae mendaratkan kecupannya di kedua pipi serta bibirmu, kamu segera bangkit dari tempat tidur dan keluar kamar.

Jongdae tertawa kecil dan berguling ke sisi tempat mu berbaring tadi malam.

🍀

Kamu mengambil setoples biskuit lemon yang kemarin kamu beli bersama Jungwoo dan memakannya sembari membaca buku di ruang tengah.

Jongdae yang baru saja selesai mandi melihatmu yang duduk di sofa segera saja menghampirimu dan memeluk bahumu dari belakang.

"Mau makan?" tanya Jongdae lembut.

Kamu tersentak dan sedikit berdecak ketika tetesan air dari rambut Jongdae jatuh membasahi lengan serta lembaran bukumu.

"Aaah kan! Basah ih keringin dulu rambutnya sana."

Jongdae tertawa dan mengusakkan pipinya dengan pipimu, "kamu yang keringin dong, ya?"

"Nggak ah," ujarmu lalu berusaha melepas pelukan Jongdae, "keringin sendiri."

Jongdae mengerucutkan bibirnya, "masih marah ya? Hm?"

Kamu diam dan Jongdae mengartikannya sebagai 'iya.'

Sebenarnya kamu sudah tidak begitu marah, hanya kesal. Perempuan mana yang tidak kesal ketika suaminya membentak dirinya?

Jongdae menghela napasnya lalu melepas pelukan untuk duduk di sampingmu. Dia memeluk pinggangmu dan menyandarkan kepalanya di bahumu.

"Mau marah sampe kapan dong? Aku nya kangen..."

Kamu melirik kearahnya lalu kembali berpura-pura membaca buku.

"Nyadar gak kamu ngapain aku kemaren malem?"

Jongdae mengangguk, "iya, kamu aku bentak. Maaf..."

"Ih kamu juga gak nanyain aku! Nanyainnya cuma anak kamu doang. Aku kan juga mau ditanya..." pada akhirnya kamu menangis.

Perasaanmu yang belum membaik ditambah mood swing akibat hamil membuatmu lebih sensitif. Kamu menangis tersedu dan Jongdae menarik kepalamu agar bersandar pada dadanya.

"Jangan peluk-peluk!" serumu namun Jongdae abaikan.

"Maaf, aku gak nanya kamu. Maaf juga udah bentak-bentak, ya?"

Kamu memukul pahanya pelan, "aku kan takut ih! Emang kamu pikir kalo kamu marah gitu gak serem apa?! Hiks."

Jongdae ingin sekali tertawa karena sikapmu yang menggemaskan. Bagaimana tidak? Kamu menyuruh Jongdae agar tidak memelukmu, tapi tanganmu justru melingkar di pinggangnya dan kamu bersandar nyaman pada dadanya.

"Iya maaf bikin kamu takut ya? Gak lagi bentak kamu, bener. Jangan marah lagi, aku kangen."

Kamu semakin mendekat kearah Jongdae dan menyandarkan pipimu di dadanya.

Jongdae menempelkan pipinya pada dahimu namun dia sedikit terkejut karena tubuhmu terasa lebih hangat.

"Tuh kan, jangan nangis sayang. Badan kamu jadi anget sekarang." ujarnya lembut setengah berbisik.

"Boboan di kamar ya?"

Kamu menggeleng, "gak mau. Disini aja, kamu jangan kemana-mana."

Suamimu tersenyum senang dan memelukmu erat, "aku udah dimaafin?"

"Belum. Aku masih kesel pokoknya."

Jongdae tertawa dan mengecupi keningmu beberapa kali.

"Yaudah gak apa-apa, kesel aja asal kamu ngomong sama manja gini. Ya? Jangan diemin aku tapi."

"Hm."

Kamu memejamkan mata dan menaikkan kedua kakimu diatas kakinya. Jongdae tidak keberatan bahkan jika kamu ingin tidur diatas tubuhnya, asal kamu tidak mengacuhkannya dan menjauh.

Dia mengusap kepalamu lembut dan menyenandungkan sebuah sholawat.

"Si manja. Maafin Mas yaa, Mas sayang kamu."

🍀

Ada yang gak yang kalo nangis sebentar badannya langsung anget? Kwkw well aku begitu.

Maafan sama Mamas ya? Kangen katanya.

Husband Series - April 2018

-muffinpororo

[Husband Series] | Kim Jong DaeWhere stories live. Discover now