#4 : ARBA'ATUN

15.3K 679 4
                                    

#4

..Wa nahnu lahuu mukhlishuun.

"..Dan hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan hati."

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 139)

ARBA'ATUN :

"Tugasku mengikuti jalan yang telah Allah beri, selebihnya aku serahkan diriku seluruhnya hanya kepada-Nya."

KEKASIH UNTIL JANNAH.

4. Pilihan Putusan

Sudah beberapa hari lamanya Rafardhan dipertemukan dengan gadis itu sampai sekarang ia belum lagi bertemu dengannya. Bukan maksud ingin berbuat apa-apa, Rafardhan hanya ingin mengembalikan tasbih ini kepemiliknya. Selama ini Rafardhan selalu membawa tasbih itu kemanapun dia pergi karena jika bertemu dengan pemiliknya, Rafardhan akan langsung mengembalikannya. Rafardhan juga sudah berusaha mencari-cari perempuan itu. Bahkan tak jarang, setiap waktu istirahat Rafardhan pergi ke gang Delima untuk menemukan perempuan si pemilik tasbih, tapi hasilnya nihil. Tetap saja perempuan itu tidak pernah ia temukan lagi.

Siang ini, setelah selesai shalat dzuhur Rafardhan berdiam diri dibalik meja kerjanya. Tangannya menggulir tasbih dengan mulut yang bergerak-gerak kecil. Sejak tasbih itu selalu ia bawa kemana-mana, Rafardhan sering teringat untuk berdzikir.

Ingatannya kembali berputar pada kejadian di hari Jum'at siang waktu itu. Disaat dirinya bertemu dengan perempuan yang membuat Rafardhan berdecak takjub akan tingkahnya. Pendiam namun sopan. Selain wajahnya yang sedap dipandang, akhlaknya Rafardhan sukai. Hal itulah yang membuat Rafardhan memutuskan untuk mengambil langkah serius dengannya dengan segera. Rafardhan selalu merasa gemas di saat perempuan itu selalu menghindari kontak mata dengannya. Rafardhan bisa menebak bahwa perempuan itu pasti di didik dengan betul sampai benar-benar terjaga seperti itu.

Rafardhan tersenyum simpul saat mengingat wajah perempuan itu yang kaget karena ucapan dirinya yang berniat serius dengannya. Perempuan itu benar-benar membuat Rafardhan gemas, ingin mencubit pipinya. Namun sayangnya, dia bukan mahramnya. Sampai sekarang, mungkin hanya perempuan itu yang berhasil menggelitik hatinya.

"Astagfirullahaladzim!" Seketika Rafardhan sadar akan lamunan yang seharusnya tidak boleh ia lakukan. Kedua tangannya mengusap wajahnya sambil membaca kalimat istigfar.

Rafardhan menghela napas kemudian dihembuskannya dalam. Akhir-akhir ini, otak dan juga fikirannya selalu saja tertuju pada gadis itu disela-sela waktu santainya. Tangannya memijit keningnya, matanya menatap laptop dan kertas yang bertumpuk, berusaha mengalihkan pikiran-pikiran tentang gadis itu. Seharusnya Rafardhan selalu ingat perkataan Bunda jika dirinya tidak boleh berlebihan-lebihan dalam mengharapkan seseorang.

Suara pintu ruangan kerja terdengar di ketuk, Rafardhan langsung melihat ke arah pintu sembari mengucapkan, "Masuk." Pintu terbuka, lalu sosok Ajil muncul dibalik pintu. Kakinya melangkah mendekati Rafardhan yang tengah terduduk di kursi kerja.

"Wih, lagi ngapain ente? Diem mulu kayaknya," Ajil duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan Rafardhan.

Ajil adalah teman Rafardhan sedari SMA. Awalnya Ajil kuliah di salah satu universitas negeri di Jakarta, tapi karena biaya yang tidak memadai akhirnya Ajil berhenti kuliah. Saat itu secara tidak sengaja Ajil melamar ke perusahaan ini dengan bermodal keyakinan dan bismillah. Ajil sendiri tidak menyangka saat dirinya akan interview ternyata ia bertemu dengan Rafardhan yang bernotabene sebagai pemilik perusahaan ini. Setelah melakukan tes demi tes kemudian Ajil diterima di perusahaan yang di pimpin oleh temannya dulu. Semakin lama kinerja Ajil semakin berkembang dengan baik sampai akhirnya Rafardhan memberikan jabatan kepada Ajil sebagai asisten perusahaan. Syukurlah Allah Maha baik kepada hamba-Nya.

Kekasih Until JannahWhere stories live. Discover now