#35 : KHAMSATUN WA TSALAATSUUNA

6.7K 435 4
                                    

#35

Wa yanshurokallohu nashron 'aziizaa.

"Dan agar Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak)."

(QS. Al-Fath 48: Ayat 3)

KHAMSATUN WA TSALAATSUUNA:

"Selalu merasa paling tersakiti, padahal ada yang lebih sakit hati karena perlakuan kita."

KEKASIH UNTIL JANNAH.

35. Dua Perempuan Cemburu.

Bila ditanya soal kejujuran, Shafiyah sempat menyesal datang ke kantor Rafardhan. Jika tahu hatinya akan tergores karena cemburu, lebih baik tadi Shafiyah titipkan saja makanan untuk Rafardhan lewat Ajil. Tadi, sebelum naik ke lantai atas tempat dimana ruangan Rafardhan berada, Shafiyah bertemu dengan Ajil secara tidak sengaja. Kebetulan waktu itu Ajil juga ingin ke ruangan Rafardhan, akhirnya mereka melangkah bersama.

Tepat ketika pintu di geser, Shafiyah terhenyak kaget ketika melihat Rafardhan berduaan dengan perempuan yang bukan mahram. Terlebih, perempuan itu adalah Shita. Perempuan yang mencintai suaminya. Meskipun Shafiyah yakin Rafardhan tidak akan macam-macam, tetap saja rasa cemburu itu ada.

Ketika melihat wajah Rafardhan, Shafiyah langsung menormalkan mimik wajahnya seperti biasanya. Memberikan senyum lebar kepadanya dan bersikap biasa-biasa saja, seakan-akan tidak cemburu. Shafiyah juga tidak ingin memperkeruh hubungannya dengan Shita yang belum baik. Shafiyah berusaha lapang dan ikhlas. Bagaimanapun juga, Shita merupakan teman suaminya. Perempuan yang lebih banyak pengetahuan tentang Rafardhan daripada dirinya.

Sebenarnya, setelah memberikan makanan dan botol kepada Rafardhan, Shafiyah berniat pergi dengan segera. Di satu sisi agar Shafiyah tidak menyakiti hati perempuan yang berada di sana. Shafiyah tahu bahwa ada hati yang tengah terluka saat Rafardhan berbahagia dengannya. Di satu sisi yang lain, Shafiyah ditahan suaminya supaya tetap bertahan, menemaninya makan siang. Belum lagi, ketika Rafardhan memintanya untuk menyuapi, Shafiyah semakin merasa tidak enak hati terhadap Shita.

Rasa cemburu Shafiyah tidak sampai di situ. Saat seseorang memberitahukan kepada Rafardhan bahwa Rafardhan harus segera ke ruangan meeting, Shafiyah melihat dengan mata kepalanya sendiri begitu jelas perhatian yang diberikan oleh Shita terhadap Rafardhan. Bagaimana dia cekatan dalam memilah jas, dan yang membuat hatinya tersayat adalah ketika Shita memakaikan jas kepada suaminya.

Sebelumnya Rafardhan memang sudah pernah bercerita kepadanya jika jas-jas yang selalu ia pakai disimpan di kantor. Alasannya karena terlalu ribet harus memakai jas dari rumah ke kantor, bikin gerah.

Puluhan kali Shafiyah meredam api cemburu, berpikir positif bahwa itu hanyalah ketergesaan yang tidak disengaja. Tapi wallahi, segimanapun Shafiyah redam, tetap saja Shafiyah cemburu. Kejadian itu mendadak menjadi bayangan yang menghantui di kepala Shafiyah.

Apa setiap kali suaminya itu akan meeting dipakaikan jas oleh Shita?

Pertanyaan itu bercokol diotaknya. Jika Rafardhan selalu enteng bilang cemburu terhadap Daffa yang jelas-jelas makhluk satu itu entah berantah dimana, berbeda dengan Shafiyah. Sulit sekali bagi Shafiyah mengatakan bahwa dirinya cemburu kepada Shita yang bernotabene sebagai sahabat suaminya itu. Bila Shafiyah jujur, takutnya Rafardhan menjaga jarak dengan Shita yang membuat Shita semakin tidak suka kepadanya. Dan lagi, Shafiyah takut jika perasaan Shita terbongkar. Shafiyah tidak mau menjadi perusak pertemanan mereka.

Tidak ada pilihan lain selain menelan ludah dalam, menerimanya sendirian, memendamnya, lantas dileburkan dengan kalimat Ya Allah, lapangkanlah hatiku.

Kekasih Until JannahWhere stories live. Discover now