#61 : WAAHIDUN WA SITTUNA

6.6K 324 17
                                    

#61

Allohu laaa ilaaha illaa huwal-hayyul-qoyyuum.

"Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya)."

(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 2)5

WAAHIDUN WA SITTUNA:

Bahkan hal-hal tidak penting jika diobrolkan bersamanya malah semakin seru.

KEKASIH UNTIL JANNAH.

61. Memahami dan Melengkapi.

Matahari sudah terbit dua jam yang lalu tapi gorden kamar belum terbuka karena seseorang memintanya untuk tidur lagi sebelum ia kembali bekerja. Hari sudah mulai siang dan Rafardhan masih tertidur pulas di atas kasur. Mungkin Shafiyah akan membiarkan suaminya itu tidur sampai ia merasa cukup dan bangun sendiri, tapi Rafardhan tadi malam bercerita jika hari ini ia punya jadwal bertemu klien penting jam 9 pagi ini.

Berhubung Rafardhan sedari tadi susah dibangunkan, Shafiyah menyibak gorden, membiarkannya terbuka hingga selarik cahaya masuk ke dalam kamar melalui jendela. Rafardhan mengerang, matanya begitu berat untuk sekedar terbuka. Dengan matanya yang sipit dia berdecak sebal, "Aku masih ngantuk, bidadari." Rafardhan langsung menutup wajahnya dengan bantal. Semakin bergelung dengan selimut dan guling.

"Katanya mau ketemu klien penting," Shafiyah mengambil bantal yang menghalangi wajahnya dari sinar matahari. "Ayooooo!! Nanti telat, sayang."

"Ma menit lagi." Tak mau kalah, masih dengan mata yang terpejam, dia membalikkan badannya. Membelakangi sinar matahari.

Satu tambahan yang harus Shafiyah pahami adalah sikap Rafardhan yang susah sekali untuk dibangunkan. Dia yang selalu bilang lima menit lagi, malah tidur kebablasan ketika ditinggal Shafiyah membereskan pekerjaan rumah. Alhasil, dia pasti buru-buru berangkat ke kantor dengan segala kelupaannya. Jangankan map-map penting yang harus ia bawa yang sudah dikerjakan semalaman, handphone pun sering ditinggal. Menjadi Rafardhan itu repot. Jika biasanya Rafardhan memang selalu pelupa, apalagi jika sedang terburu-buru. Jangan tanya lagi, deh.

Alhasil, Shafiyah duduk di tepi kasur. Menggeleng-gelengkan kepala karena tidak menyangka kenapa suaminya harus dapat yang begini. Udah mah pelupa, teledor, iseng, lagi. Tapi Alhamdulillahnya, meskipun begitu, Shafiyah menyayanginya.

"Ayo bangun, cintaku. Nanti Mas telat ke kantornya! Ayooooo!!!" ujar Shafiyah sembari menggoyang-goyangkan tubuh Rafardhan. Sementara Rafardhan hanya diam saja. Salah besar memang membangunkan Rafardhan hanya dengan digoyang-goyang. Entahlah, dia itu jika tidur seperti orang mati. Susah sekali untuk dibangunkan. Kecuali dengan beberapa cara yang Shafiyah pelajari.

Rafardhan masih bergeming, tidak peduli dengan perkataan Shafiyah. Akhirnya, Shafiyah mengeluarkan jurus yang selama ini ampuh membangunkan suaminya itu. Dengan mengecupnya. Biasanya, dengan perlakuan seperti itu mata Rafardhan langsung terbuka, menarik tubuhnya untuk duduk, lalu menggodanya sebentar. Namun kali ini, tidak. Dia masih saja tetap memejamkan matanya. Tapi tangannya justru malah menarik Shafiyah sambil berujar, "Ceritanya ngegoda aku, nih?" Bukannya bangun, Rafardhan malah menarik Shafiyah untuk tidur bersamanya.

"Bangun, ih!"

"Lima menit lagi, beip."

"Udah jam sembilan, Mas!"

Kedua bola mata Rafardhan spontan terbuka saat mendengar perkataan Shafiyah.

"Jam 9 kurang 40 menit, maksudnya. Ehehee..."

Kekasih Until JannahWhere stories live. Discover now