#45 : KHAMSATUN WA 'ARBA'UUNA

6.7K 439 20
                                    

#45

Wa ghorrokum billaahil-ghoruur.

"dan penipu (setan) datang memperdaya kamu tentang Allah."

(QS. Al-Hadid 57: Ayat 14)

KHAMSATUN WA 'ARBA'UUNA:

Didiamkan olehnya lebih baik daripada harus berbicara dengan ujung menyakitkan.

KEKASIH UNTIL JANNAH.

45. Hubungan Di Ujung Tanduk.

Siang ini Rafardhan sengaja pulang sebelum jam istirahat. Pulang ke rumah, memasak makanan untuk di kirim kepada Shafiyah. Sudah begitu rindu, tapi Rafardhan tidak mempunyai kekuatan untuk sekedar menemuinya tanpa sebab. Akhirnya, menghantarkan makananlah yang menjadi alasan agar Rafardhan bisa bertemu dengan istrinya itu. Kali ini tidak akan masak banyak-banyak seperti waktu itu, serantang. Cukup satu kotak nasi saja seperti Shafiyah yang pernah membawakannya bekal ke kantor. Dapat pesan dari istrinya waktu itu kala Rafardhan mengantarkan makanan serantang, Shafiyah curhat kepadanya jika makanannya terlalu banyak untuk dirinya. Jadinya dibagi ke tetangga dan anak-anak kecil yang dekat dengan rumah kosannya.

Tidak di sangka, mood Rafardhan yang sedang baik karena akan bertemu dengan bidadarinya, seketika moodnya turun sedikit demi sedikit saat melihat laki-laki yang bernama Daffa berada di depan rumahnya. Keluar dari mobil, Rafardhan menahan kekesalan yang ada.

"Ngapain di sini?" tatapan Rafardhan teralihkan, sesak rasanya hanya sekedar melihatnya. "Shafiyahnya nggak ada di sini."

"Aku tahu kok kalau Shafiyah nggak ada di sini. Kalian pisah rumah, kan?"

Mendengar kalimat yang dikeluarkan oleh laki-laki yang mengaku bernama Daffa itu membuat Rafardhan menatapnya heran, seakan dengan tatapan itu Rafardhan bertanya dari mana kamu tahu?

"Aku tahu semuanya, Rafardhan. Shafiyah sendiri yang cerita sama aku. Aku ke sini pengen ngomong baik-baik aja. Kalau kamu nggak bisa jaga Shafiyah dengan baik dan nggak bisa jadi suami yang nyaman bagi istri, ceraikan Shafiyah."

DEGH! Detak jantung Rafardhan mendadak berhenti seketika. Sakit. Seluruh tubuh Rafardhan seakan berdenyut kesakitan, namun tidak berdarah. Tangan Rafardhan terkepal kuat, ingin sekali meninju laki-laki dihadapannya itu.

"Biar aku bisa nikahin Shafiyah."

Detik itu juga Rafardhan langsung melayangkan sebuah tinju tepat ke wajah Daffa. Emosi Rafardhan tidak bisa terkontrol, jiwanya diselimuti amarah yang membuat Rafardhan tidak bisa berpikir jernih saat ingin melakukan sesuatu.

Laki-laki itu hanya tersenyum meremehkan saat mendapat pukulan dari Rafardhan. Tidak ada niatan untuk membalasnya karena atas perintah Bos, dia tidak boleh melakukan kekerasan terhadap Rafardhan. "Kenapa mukul? Nggak mau cerai sama Shafiyah?"

Kurang ajar! Ya jelas Rafardhan tidak mau bercerai dengan Shafiyah. Rafardhan menyayanginya dan justru Rafardhan ingin memperbaiki hubungan rumah tangganya.

"Gini ya, Rafa. Percuma sekarang kamu mertahanin rumah tangga kamu sama Shafiyah kalau salah satu diantara kalian udah ada yang nyerah."

"Shafiyah cerita sama aku kalau dia tuh udah nggak tahan sama kamu. Dia pengen pisah sama kamu. Tapi dia nggak tahu harus ngomong kayak gimana karena dia takut kalau kamu sakit hati. Bukan berarti cinta, dia cuman menghargai kamu yang udah sayang sama dia."

Seketika itu juga tubuh Rafardhan lemas. Kedua kaki yang selama ini menjadi tumpuan untuk ia berdiri kini seakan-akan mendadak lumpuh sehingga Rafardhan tidak kuat lagi berdiri sekedar menopang tubuhnya. Hatinya berdenyut perih. Sedih, marah dan kecewa membuat Rafardhan hanya mampu berdiam diri. Rumah tangganya hancur, dunianya berantakan.

Kekasih Until JannahWhere stories live. Discover now