#59 : TIS'ATUN WA KHAMSUUNA

6K 366 32
                                    

#59

Wallohu ya'lamu maa tusirruuna wa maa tu'linuun.

"Dan Allah mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan."

(QS. An-Nahl 16: Ayat 19)

TIS'ATUN WA KHAMSUUNA:

Menebus kebohongan dengan cara membahagiakannya adalah satu-satunya cara.

KEKASIH UNTIL JANNAH.

59. Berkompromi.

"Hah? Mas udah di Jakarta? Ini enggak boong, kan?" Shafiyah begitu kaget karena suami dan kedua sahabatnya sudah berada di Jakarta lagi. Senang, sih. Tapi, kenapa Rafardhan memberitahunya mendadak seperti ini? Kenapa tidak di awal? Shafiyah kira siang ini mereka mungkin baru siap-siap pulang, tahunya mereka sudah di Jakarta.

"Iya, baby. Nih, aku udah di Jalan." Rafardhan menunjukkan jalan yang sedang mereka lalui. "Tunggu aku, ya? Suamimu pulang membawa rindu yang kamu pesan," katanya sok puitis. Sepertinya Rafardhan juga merasa geli sendiri, terbukti saat dia tertawa terbahak, diikuti oleh Ajil dan Shita yang ikut tertawa.

"Jijik, Raf," Ajil bergidik namun masih tertawa.

"Rafardhan alay!" cela Shita kemudian.

"Iya ih, enggak tahu malu, udah tua juga," Shafiyah pun ikut meledek Rafardhan.

"Gapapa, yang penting aku masih ganteng, masih punya bidadari yang mau sama aku," timpalnya santai. "Ilham mana, bidadari?"

"Lagi jalan-jalan di komplek sama Pak Supri, Mas. Oh ya, Mas mau makan apa? Biar nanti aku siapin," tanyanya. "Mas Ajil sama Mbak Shita juga mau makan apa? Biar sekalian aku siapin."

"Apa aja lah sayang, asal makannya ditemenin bidadari," katanya, masih juga terus menggoda Shafiyah.

Meski mereka sudah punya Ilham, entah kenapa Shafiyah masih saja merasa pipinya memerah saat Rafardhan berbicara seperti itu. "Oh ya udah kalau gitu. Kalau Mas Ajil sama Mbak Shita mau apa?"

"Nggak usah repot-repot, istrinya Rafa. Apa aja yang ada, kita makan, kok. Selagi itu gratis, hahahaha..."

"Nah bener, Sha. Selagi gratis kita pasti siap makan!"

"Mereka kan suka gratisan, bidadari. Kalau aku sukanya kamu." Layar ponsel Shafiyah memunculkan wajah Rafardhan yang membuat Shafiyah ingin Rafardhan cepat-cepat sampai. Setelahnya, sambungan mereka terputus. Shafiyah langsung menuju dapur, membantu bibi untuk memasak. Nanti, setelah beres memasak, Shafiyah pasti menyiapkan dirinya. Berdandan sedikit supaya suaminya senang melihatnya. Kalau dandan dari sekarang, nanti Shafiyah keringetan lagi.

Shafiyah kan mau tampil cantik ketika pertama kalinya mereka bertemu lagi. Biar Rafardhan semakin cinta. Makin kepincut, deh. Hehe...

***

Menuju garasi rumah Rafardhan, Ajil menekan klakson, memberi pertanda kepada isi rumah bahwa mereka sudah sampai. Bertepatan dengan mobil yang berhenti, bidadarinya keluar, menghampirinya. Langsung saja, tanpa memperdulikan koper dan barang-barang penting lainnya, Rafardhan keluar mobil lantas memeluk istrinya begitu erat. "Aku kangen banget sama bidadari."

Memeluk Shafiyah, Rafardhan merasa tenang dan damai. Dan pastinya, hangat. Hebatnya, memeluk Shafiyah itu bisa merobohkan segala penat dan resahnya. Seolah tubuh Shafiyah berkata, Jika kau kenapa-napa, mari sini mendekat, dan kupastikan kau akan baik-baik saja; Menjaminkan ketenangan.

Kekasih Until JannahWhere stories live. Discover now