#27 : SAB'ATUN WA 'IYSRUUNA

7.5K 446 5
                                    

#27

Fa sanuyassiruhuu lil-yusroo.

"maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan (kebahagiaan)."

(QS. Al-Lail 92: Ayat 7)

SAB'ATUN WA 'IYSRUUNA:

Mengubah tangis dia menjadi senyuman adalah tugasnya.

KEKASIH UNTIL JANNAH.

27. Berpasrah Diri.

"Ya Allah, kenapa dia begitu baik sekali?"

Pertanyaan itu selalu hinggap dikepalanya, seringkali mengulang-ngulang pertanyaan serupa diotaknya. Jika Shafiyah berada diposisi suaminya, Shafiyah pastikan dirinya tidak akan sanggup setegar dan seikhlas Rafardhan. Dari sorot matanya dan dari raut wajah sang suami Shafiyah tahu bahwa suaminya sedih bahkan mungkin kecewa. Tapi Masya Allah, dia masih tetap berperilaku sopan kepadanya.

Ruangan dengan nuansa putih bersih belum terpoles apa-apa dipilih Shafiyah untuk menenangkan diri. Ba'da ashar tadi Rafardhan pergi ke kantor lagi, jadi Shafiyah ada kesempatan untuk merenung seorang diri. Memeluk lututnya erat, Shafiyah menumpahkan segala kesedihan dan beban yang menyesakkan dada. Walaupun Rafardhan telah menceritakan ulang kisah Nabi Zakaria, tapi Shafiyah tetap merasa sedih karena dirinya telah mengecewakan sang suami.

Shafiyah tahu Rafardhan kecewa dan Rafardhan sedih karena harapannya mempunyai anak kandas, bahkan mungkin Rafardhan marah karena hal ini? Tapi, dia tetap memeluknya erat. Dia juga menguatkannya dengan memberikan nasehat kepada Shafiyah agar mereka bisa mencontoh Nabi Zakaria. Namanya juga perempuan, sedikit saja dikasih harapan, bisa dipastikan mereka akan berpegang pada harapan itu.

Tidak pernah Shafiyah temukan laki-laki sehebat dan sebaik suaminya itu. Dia yang ketika tahu kelebihannya dia tersenyum bangga sekaligus memujinya. Dan dia yang meski tahu kekurangannya dia tetap memeluknya dengan tenang. Menyediakan pelukan ternyamannya ketika Shafiyah mulai rapuh meski dia sendiri pun rapuh. Memberikan bahunya untuk dijadikan bahan senderen kala Shafiyah menangis, dan memberikan kecupan manis hingga hal-hal buruk dalam hidupnya langsung lenyap seketika. Shafiyah bersyukur sebanyak-banyaknya kepada Dzat Penguasa Alam Semesta karena telah dipersatukan dengan pria hebat seperti dia. Dia yang beriman, dia yang mencintainya, dan dia yang menjaganya karena Allah.

Shafiyah ingin sekali mencontoh para istri Nabi. Bahkan tak jarang Shafiyah membaca kisah rumah tangga para Nabi, baik itu di blog, mendengarnya saat kajian di masjid, atau dari YouTube. Shafiyah ingin meneladani mereka, terutama mencontoh istri Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam yang pertama, yaitu Khadijah ra.

Rasulullah menerima wahyu di Gua Hira. Satu kali di awal-awal masa Islam, saat ke Gua Hira wahyunya belum turun. Saat turun, di Gua Hira saat siang-siang bolong tiba-tiba ada yang memanggilnya. "Muhammad.. Muhammad.." Nabi melihat ke kanan tidak ada orang, melihat ke kiri tidak ada orang, menengok sepenuhnya kebelakang tidak ada orang sama sekali. Nabi melihat ke atas. Begitu Nabi menengok tiba-tiba ada sosok jubah putih seperti orang duduk rambutnya panjang.

Rasulullah gemetar, bulu kuduknya itu naik, merinding. Tapi Nabi masih punya kesempatan lari. Maka larilah Rasulullah mendatangi istrinya. Diketuk pintunya. Begitu pintunya di buka oleh Khadijah, saat melihat wajahnya, setengah kegelisahan Nabi hilang. Belum cukup itu, Nabi meminta dibawa ke kamar. Sampai di kamar, Rasulullah berkata, "Tolong selimuti saya, selimuti saya." Lalu diselimutilah oleh Khadijah.

Saat itu dikatakan kepada Nabi. "Duhai suamiku sayang, engkau itu orang baik. Selalu menolong orang, tidak pernah memutuskan tali silaturahim, tidak akan ada orang yang jahat kepadamu. Yakinlah saya selalu bersamamu dalam suka maupun duka."

Kekasih Until JannahМесто, где живут истории. Откройте их для себя