#33 : TSALAATSATUN WA TSALAATSUUNA

6.9K 402 3
                                    

#33

Wasi'a robbii kulla syai'in 'ilmaa.

"Ilmu Tuhanku meliputi segala sesuatu."

(QS. Al-An'am 6: Ayat 80)

TSALAATSATUN WA TSALAATSUUNA:

Saling mengingatkan di jalan Allah adalah bentuk cinta yang baik.

KEKASIH UNTIL JANNAH.

33. Antisipasi.

Ekspresi gelisah di wajah Rafardhan terlihat begitu jelas. Dalam sepersekian detik Rafardhan berdecak, memutar pandangan ke sembarang arah, lantas pandangannya menjadi kosong. Itulah sebabnya Shafiyah menarik diri untuk duduk di dekat suami. Shafiyah memang tidak mempunyai kelebihan dalam menerjemahkan ekspresi seseorang, tapi siapapun pasti tahu bahwa Rafardhan sedang memikirkan sesuatu, entah itu apa.

"Mas kenapa? Kok kayak bingung gitu?" Rafardhan tersentak begitu mendengar pertanyaannya. "Kenapa, Mas? Ada masalah ya di kantor? Coba sini cerita sama aku."

Sudah menjadi rutinitas bagi mereka untuk saling berbagi, menceritakan bagaimana kesehariaannya selama berada di luar rumah sebagai komunikasi yang paling penting. Walaupun Rafardhan tidak pernah lepas dari komunikasi dengan Shafiyah, namun tiap malam mereka masih melakukan komunikasi menurut mereka. Setidaknya, Rafardhan pulang ke rumah tidak hanya numpang tidur, makan, serta mandi. Tapi ada juga waktu yang dia bagi bersama Shafiyah.

"Ng-nggak, nggak papa," jawabnya terdengar ambigu. Shafiyah ikut bingung dengan sikap sang suami yang seperti ini. Biasanya Rafardhan bersikap terbuka kepadanya dalam hal apapun.

Rafardhan masih diam termenung, tidak menceritakan kegelisahan padanya, tapi Shafiyah tahu bahwa ada sesuatu yang mengganjal dipikiran sang suami. Maka, Shafiyah mencoba membujuk Rafardhan supaya bercerita kepadanya. Dengan lembut Shafiyah menuturkan, "Mas, walaupun aku hidup sama Mas belum lama, tapi aku tahu Mas lagi mikirin sesuatu yang mengganggu pikiran Mas. Iya, kan? Kalau Mas ada masalah atau ada apa-apa, cerita sama aku. Jangan pernah sungkan untuk membagi cerita apapun sama aku."

Rafardhan yang saat itu tengah mengetukkan dagunya dengan ponsel merah Shafiyah tertegun seketika. Shafiyah pun dibuat bingung. Tumben Rafardhan memegang ponselnya? Selama ini, paling-paling Rafardhan hanya mengecek history chat, panggilan, dan pesan-pesan yang masuk. Setelah itu, ya sudah. Dia pernah bilang kalau misalkan pegang tangan Shafiyah itu lebih ia pilih daripada harus pegang ponsel lama-lama.

"Tapi bidadari jangan marah kalau aku nanya sesuatu," ujarnya memelas. Dia itu berekspresi seperti anak kecil yang ingin mengatakan sesuatu namun takut sang Ibu marah. Suaminya itu bikin gemas.

"Iya," Shafiyah mengangguk yakin. "Emangnya Mas mau nanya apa, hm?"

"Tadi bidadari latihan?"

"Iya, kan tadi aku udah bilang ke Mas, kan?"

"Latihannya sama temen SMA?"

"Ehem," jawab Shafiyah bergumam.

"Ada laki-laki?"

Shafiyah mengangguk lagi. "Iya ada. Tapi kan dari awal aku udah cerita sama Mas kalau latihannya ada laki-laki juga. Terus waktu itu Mas jawabnya boleh-boleh aja."

Kekasih Until JannahWhere stories live. Discover now