#69 : TIS'ATUN WA SITTUNA

5.4K 331 33
                                    

#69

Min-haa kholaqnaakum wa fiihaa nu'iidukum wa min-haa nukhrijukum taarotan ukhroo.

"Darinya (tanah) itulah Kami menciptakan kamu dan kepadanyalah Kami akan mengembalikan kamu dan dari sanalah Kami akan mengeluarkan kamu pada waktu yang lain."

(QS. Ta-Ha 20: Ayat 55)

TIS'ATUN WA SITTUNA:

Jika tidak ada dirinya, siapa yang akan membuat bidadari dan jagoannya tertawa?

KEKASIH UNTIL JANNAH.

69. Permintaan Rafardhan.

"Kalau aku mau minta sesuatu sama bidadari, boleh?" tanya Rafardhan sedikit ragu. Sejujurnya Rafardhan tidak ingin mengatakan hal ini, tapi Rafardhan juga tidak mau egois. Yang Rafardhan mau, bidadarinya ini tidak kenapa-napa dan bahagia.

"Apa?" tanya Shafiyah dengan suara serak.

"Aku pengen bidadari janji sama aku."

"Janji apa?" tanyanya lagi. Rafardhan terdiam sejenak. Menelan ludahnya dalam-dalam.

"Nanti, setelah aku nggak ada dan masa 'iddah kamu udah selesai. Jika ada pria shalih yang ingin sama bidadari, tolong terima dia, ya, bidadari? Supaya dia bisa gantiin aku buat jagain bidadari dan pengganti Abi yang lebih baik buat Ilham."

Seketika itu Shafiyah langsung menjauhkan diri dari Rafardhan dan menatapnya begitu tajam. Tanpa dijelaskan pun Rafardhan tahu maksud tatapan itu. Tatapan marah yang jarang sekali Rafardhan lihat dari kedua mata bidadarinya. Perbincangan tentang ia akan pergi pun tidak disukai oleh Shafiyah dan justru dia selalu menangis untuk hal itu. Terlebih lagi dengan hal ini. Entah sudah ke berapa kalinya Rafardhan membuat Shafiyah menangis akhir-akhir ini. Yang jelas, Rafardhan hanya ingin menyampaikan semuanya sebelum dirinya kembali pada-Nya.

"Mas, aku yakin Mas nggak akan pulang sekarang-sekarang! Aku yakin Mas pasti panjang umur dan Mas bakalan sehat lagi! Aku percaya itu, Mas! Kenapa Mas sendiri nggak percaya?!"

"Berjanjilah untuk tidak membuatku cemas, bidadari."

"Mhass!!"

"Berjanjilah untuk selalu bahagia meski tidak ada aku disamping bidadari lagi." Air mata Shafiyah jatuh bergerombol begitu deras. Shafiyah menunduk dalam-dalam.

"Bagaimana aku akan bahagia saat orang yang selalu menjadi alasan aku bahagia enggak ada, Mas?" telak Shafiyah. Rafardhan terdiam.

Suasana yang tadinya hangat kini berubah seratus delapan puluh derajat menjadi dingin mencekam. Melihat tangisan Shafiyah yang semakin menjadi-jadi, Rafardhan langsung berjongkok dihadapan Shafiyah. Wajah cantiknya tertutup oleh derai air mata yang saling berjatuhan. Menggenggam kedua tangan Shafiyah. "Justru itu, bidadari. Aku mau bidadari nyari pengganti aku supaya bidadari bahagia lagi."

Mata Shafiyah kembali melotot. Lalu, tangannya menghindar dari genggaman Rafardhan. Seolah Shafiyah menunjukkan sebegitu tidak sukanya ia akan perkataan Rafardhan. Shafiyah membuang muka. Dia menangis lagi. Hati Rafardhan ikut tertusuk dan tercabik-cabik ketika melihat bidadarinya menangis. Naasnya, yang membuat bidadarinya menangis adalah dirinya sendiri.

"Berjanjilah denganku, bidadari?"

"AKU NGGAK MAU DENGERIN OMONGAN MAS!!!" katanya begitu tegas sembari menutup kupingnya dalam-dalam. Menangis lagi.

"Ini buat bidadari juga,"

"NGGAK MAUUUUUU!!!"

Cukup. Cukup dirinya saja yang tersiksa dengan ini semua. Tidak untuk bidadarinya dan juga anaknya. Rafardhan tidak ingin bidadarinya dan juga anaknya bersedih sepeninggal dirinya. Jika mereka sedih, siapa yang akan membuatnya tertawa lagi?

Kekasih Until JannahWhere stories live. Discover now