#25 : KHAMSATUN WA 'IYSRUUNA

7.4K 446 4
                                    

#25

Wa ilaa robbika farghob.

"dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap."

(QS. Al-Insyirah 94: Ayat 8)

KHAMSATUN WA 'IYSRUUNA:

Ikhtiar aja dulu, berharapnya sama Allah.

KEKASIH UNTIL JANNAH.

25. Munculnya Kabar.

Di waktu sepertiga malam kali ini bukan belaian suami yang membangunkannya, melainkan rasa mual yang tak tertahankan. Perutnya tiba-tiba terasa dililit kuat seperti jeruk yang sedang diperas. Sambil mengambil langkah terburu, Shafiyah masuk ke dalam kamar mandi. Rasanya begitu mual, perutnya pun ikut sakit, tapi ketika Shafiyah di kamar mandi malah tidak muntah sama sekali, terasa susah.

"Sayang kamu kenapa?" Suaminya kini telah berada disampingnya dengan raut wajah cemas penuh khawatir. Padahal saat Shafiyah ke kamar mandi tadi Rafardhan sedang melakukan shalat malam.

"Enggak tahu, mual banget aku," jawabnya lemas.

"Yaudah kita ke dokter sekarang!"

"Enggak mau ah, ke dokter terus," ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya tidak suka. "Aku cuman kedinginan doang, nanti pagi juga sembuh."

"Nggak dipeluk sama aku itu, makanya jadi kedinginan." Shafiyah yang saat itu sedang mengikat rambutnya tersipu malu. Suaminya ini masih saja bisa gombal disaat situasi seperti ini.

"Apaan sih, gombal banget. Udah ah sana, aku mau ngambil air wudhu," katanya sambil menyembunyikan senyum senangnya itu.

"Kamu seriusan nggak papa?" Pertanyaan Rafardhan saat itu terlontar ketika Shafiyah sedang membaca niat wudhu sehingga Shafiyah hanya menjawab dengan anggukan kepala.

"Sayang ih kamu seriusan nggak papa?" tanyanya lagi ketika Shafiyah baru saja menyodorkan tangan dibawah air kran. Namun dengan tiba-tiba Rafardhan mematikan air krannya dengan sengaja, entah apa maksudnya.

"Ih ganggu deh,"

"Kalau suami nanya itu dijawab, nggak baik tahu diemin pertanyaan suami," protesnya.

"Kan tadi udah,"

"Kapan? Enggak ada," jawabnya lugas.

"Tadi aku kan udah ngangguk, berarti aku udah jawab dong?" alibinya. "Udah ah, keluar sana! Ganggu aja."

"Galak amat sih bidadariku ini," bukannya marah Rafardhan malah menunjukkan sisi kelembutannya, yaitu mengacak rambutnya asal.

"Iya maaf," sebelum pergi Shafiyah menarik lengan suaminya itu.

"Always," Genit, dia mengedipkan bola mata coklat terangnya itu sebelah. "Cepetan, nanti waktunya keburu abis,"

"Iya," Shafiyah memutar kran hingga mengeluarkan air dari dalam.

"Makanya lain kali kalau tidur sambil peluk suami biar nggak kedinginan lagi."

***

Ternyata, rasa mual yang Shafiyah rasakan berlangsung hingga pagi hari. Sehabis shalat subuh Shafiyah muntah-muntah lagi, tentu saja hal itu membuat Rafardhan benar-benar khawatir. Melihat istrinya dengan kondisi seperti itu Rafardhan menyiapkan teh hangat untuknya, dan hal yang paling tidak pernah Rafardhan lakukan seumur hidupnya, kali ini dia lakukan, yaitu mengolesi kayu putih ke perut istrinya.

Kekasih Until JannahWhere stories live. Discover now