Epilog

10.4K 389 48
                                    

Hidup ini banyak sekali kejutan.

Karena kita hanyalah pemain yang semua skenarionya sudah disiapkan sebaik mungkin oleh Sang Pencipta. Dipertemukan dengan Daffa adalah ketentuan-Nya dari sebuah perjalanan yang cukup melelahkan di bumi. Dan menikah dengan Rafardhan, adalah penyempurnaan diri yang paling sempurna. Kisah yang tidak akan pernah Shafiyah lupakan. Bahwa, dalam hidupnya, ada laki-laki shalih nan baik yang menyayanginya begitu tulus.

Jika Allah sudah memerintahkan manusia untuk melakukan sesuatu, tidak ada yang bisa menolaknya. Nyatanya, seketat apapun Shafiyah melarang Ilham untuk dekat dengan orang asing, Ilham tetap bandel dan melanggar aturan Shafiyah. Meski mulanya Shafiyah bersikukuh tidak terima dan menolak, tapi bukankah Allah Maha Membolak-balikkan hati? Mudah saja bagi Allah membalikkan hati Shafiyah yang tidak mau menjadi mau, lewat video Rafardhan yang mengorbankan diri demi Ilham.

Awalnya Shafiyah sempat bertanya pada Allah. Jika memang ketetapan-Nya membuat Shafiyah menikah lagi setelah Rafardhan wafat, kenapa laki-laki itu harus Daffa? Kenapa bukan pria lain yang tidak Shafiyah kenali?

Hari ini, dengan berat hati, Shafiyah menatap dirinya di cermin. Memakai baju warna putih dan make-up yang cukup tebal. Dalam hatinya, Shafiyah menangis. Hatinya merasa bahwa dirinya sudah meng-khianati Rafardhan, cintanya selama ini. Namun, keadaan memaksa Shafiyah untuk melakukan ini. Bukan untuknya, bukan juga karena ia sudah mencintai Daffa kembali. Tetapi, karena Ilham. Buah cintanya bersama Rafardhan.

Daffa sendiri sudah tahu konsekuensi menikahi Shafiyah. Bahwa Shafiyah menjalankan ini semua karena Ilham, bukan atas dasar cinta. Shafiyah kira Daffa tidak akan melanjutkan. Jika laki-laki lain mungkin akan berfikir, "Untuk apa saya menikahi perempuan yang tidak mencintai saya?"

Kenyataannya salah besar. Daffa malah mengungkap, "Tidak apa-apa. Semoga nanti, kamu bisa mencintai saya setelah saya berstatus menjadi Ayah Ilham dan suami bagi kamu."

Dari sisi Daffa, justru Daffa senang dengan pernikahan ini. Boleh kah ia bahagia di atas penderitaan orang lain? Terdengernya saya begitu egois. Namun, hatinya tidak pernah bohong dalam hal mencintai. Sejak dulu, Fiya adalah perempuan yang selalu ia cintai dan selalu ia perjuangkan, juga jadi bahan perbincangan dengan Rabbnya.

Meski Daffa tahu, wanita yang akan dinikahinya itu tidak mencintainya. Melainkan hanya agar anaknya tidak bersedih hati karena selalu merindukan Abinya. Setahu Daffa, Shafiyah melakukan ini karena pesan Rafardhan sebelum ia meninggal dunia.

Tapi, tidak apa-apa. Daffa melakukannya dengan sepenuh hati.

Walaupun untuk bisa mencapai di hari pernikahannya ini banyak sekali hambatan yang ia hadapi, terutama komentar teman-temannya karena menikahi seorang janda, terlebih lagi larangan dari kedua orang tuanya.

Namun cintanya kepada Fiya lebih dalam dari apapun sehingga Daffa terus berdoa supaya ia bisa menikah dengan Fiya. Menemani dia sampai dia keriput dan menemani dia sampai dia di jemput malaikat maut.

Dan akhirnya, Allah mengabulkan doanya.

Semua urusan yang tadinya begitu kusut di kepalanya, atas izin Allah, semuanya dimudahkan oleh Dzat yang Maha Pengasih lagi Maha Pemurah. Tiga bulan setelah pertemuan mereka, barulah Daffa diizinkan untuk menikah dengan Fiya oleh kedua orangtuanya. Tanpa acara meriah seperti teman-teman yang lain, Daffa hanya melakukan akad. Prinsipnya adalah, uang yang ia punya lebih baik ia gunakan untuk hidup selanjutnya dibandingkan dipakai untuk resepsi mahal-mahal yang hanya dilakukan satu hari.

Ya Allah, hamba melakukan semua ini atas dasar cinta. Cinta pada-Mu, dan juga, cinta pada perempuan disampingku ini.

"Saya terima nikahnya Parisya Shafiyah binti Ahmad Iskandar dengan mas kawin tersebut di bayar tunai!"

Ucapan Daffa dalam satu tarikan napas itu di balas oleh para saksi yang ada dengan ucapan SAH! Secara serempak.

Setelah acara akad selesai, Mas Ajil dan Mbak Shita menghampiri mereka; memberika kata selamat dan menitipkan Shafiyah agar di jaga dengan baik. Sebelum Ajil pamit berpulang dan melihat disamping Daffa tidak ada Shafiyah, Ajil memberikan sebuah buku catatan kecil berwarna hitam kepada Daffa. "Ini dari Rafardhan. Untuk kamu baca dan kamu pelajari tentang Shafiyah. Semoga kamu bisa memperlakukan Shafiyah dengan baik, sebagaimana Rafardhan dulu memperlakukan Shafiyah dengan begitu baik."

Selesai acara dan para tamu sudah pulang, Ilham mengajak Shafiyah dan juga Daffa ke taman belakang.

Kamu tahu, Shafiyah? Dulu, hal ini yang sering kamu tunggu-tunggu, bukan? Bersatu dengan seorang pria bernama Daffa. Iya, kan? Dia juga yang kamu pinta sebagai Kekasih Until Jannah-mu di awal cerita ini, bukan?

Dan kini, Allah mengabulkan doa serta pintamu sesuai pintamu di awal cerita ini.

Allah bukan tidak mendengar, tapi Allah tahu, kapan waktu yang tepat untuk mengabulkan doa-doamu dalam menjadikan pria bernama

Daffa Syauqi Mahmudi sebagai Kekasih Until Jannah. 

***

SELESAI, YA.

😊

Kekasih Until JannahOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz