#55 : KHAMSATUN WA KHAMSUUNA

7.2K 409 30
                                    

#55

Qul ta'aalau atlu maa harroma robbukum 'alaikum allaa tusyrikuu bihii syai'aw wa bil-waalidaini ihsaanaa, wa laa taqtuluuu aulaadakum min imlaaq, nahnu narzuqukum wa iyyaahum, wa laa taqrobul-fawaahisya maa zhoharo min-haa wa maa bathon, wa laa taqtulun-nafsallatii harromallohu illaa bil-haqq, zaalikum washshookum bihii la'allakum ta'qiluun.

"Katakanlah (Muhammad), Marilah aku bacakan apa yang diharamkan Tuhan kepadamu. Jangan mempersekutukan-Nya dengan apa pun, berbuat baik kepada ibu bapak, janganlah membunuh anak-anakmu karena miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; janganlah kamu mendekati perbuatan yang keji, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi, janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu mengerti."

(QS. Al-An'am 6: Ayat 151)

KHAMSATUN WA KHAMSUUNA:

Dibalik anak yang cerdas, ada seorang Ibu yang hebat.

KEKASIH UNTILL JANNAH.

55. Shafiyah, Umi Yang Hebat.

Ilham dan Rafardhan itu memang aneh. Terkadang mereka bisa akur layaknya seorang Ayah dan anak, tapi terkadang mereka bisa bertengkar layaknya musuh. Tak jarang Rafardhan mendapat cakaran kecil dari Ilham saking kesalnya Ilham terhadap sikap Rafardhan. Ilham sering menjambak rambut Rafardhan dan bahkan memukul Rafardhan. Sudah sering Shafiyah menasehati Ilham agar bisa berperilaku baik terhadap Rafardhan, tapi tetap saja. Rafardhan juga. Malah sok-sok-an bilang, "Gapapa sayang, biar dia jadi laki-laki yang kuat bukan lembek." Ya tapi tidak begitu juga, kan?

Setiap hari rumah seperti kapal pecah. Mainan Ilham sering berserakan karena main bersama Rafardhan. Ketika Ilham bermain dengan Rafardhan, mereka pasti ada sesi lempar-lemparan mainan, kejar-kejaran sampai Ilham berteriak keras. Mungkin kalau untuk sekali-kali pemandangan itu indah, namun jika setiap hari, rasanya pusing.

Sebentar lagi hari dijemput malam. Shafiyah menyuruh Ilham dan Rafardhan untuk bersiap-siap pergi ke masjid. Meskipun Ilham masih berumur tiga tahun, Alhamdulillah Ilham selalu mau shalat di masjid. Kata Rafardhan, "Supaya Ilham jadi kebiasaan buat shalat di mesjid kalau nanti udah dewasanya." Kali ini Shafiyah setuju dengan perkataannya.

"Ilham di masjidnya jangan main-main ya? Harus dengerin kata Abi dan ikutin Abi. Kalau Abi duduk, Ilham juga duduk ya? Jangan kejar-kejaran lagi sama temen-temen yang lain. Mending Ilham belajar Al-Qur'an ya? Nanti minta ajarin sama Abi." Shafiyah memberi nasehat kepada Ilham agar kejadian seperti kemarin tidak terulang lagi. Dimana Shafiyah mendengar kabar dari suaminya kalau Ilham banyak main di masjid, bikin kericuhan juga di masjid. Ilham mengangguk setelah Shafiyah memakaikan baju kepadanya.

"Kalau Ilham bandel, Allah enggak suka loh sama Ilham." Shafiyah memakaikan peci untuk Ilham. "Nah kalau gini kan Ilham ganteng."

Tiba-tiba Rafardhan muncul. "Pakein juga dong Umiii..." rengeknya manja, Shafiyah tersipu. Sudah jadi Ayah, masih aja manja. Shafiyah pun memakaikan peci untuk Rafardhan. Melihat Ilham dan Rafardhan memakai baju koko dan peci mendapat ketenangan tersendiri bagi Shafiyah. Mereka terlihat begitu tampan.

"Ilham jangan minta pulang sebelum shalat isya ya?" pinta Shafiyah, Ilham mengangguk. "Janji sama Umi?"

"Janji!" kata Ilham berteriak, seolah ia begitu yakin dengan janjinya.

"Umi pegang ya janjinya?" Ilham menganggukkan kepalanya lagi.

"Kalau Ilham nakal marahin aja Miiii.." celoteh Rafardhan.

Kekasih Until JannahWhere stories live. Discover now