#41 : WAAHIDUN WA 'ARBA'UUNA

6.4K 413 16
                                    

#41

Innaa kholaqnal-insaana min nuthfatin amsyaajin nabtaliihi fa ja'alnaahu samii'an bashiiroo.

"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat."

(QS. Al-Insan 76: Ayat 2)

WAAHIDUN WA 'ARBA'UUNA:

Seseorang yang jauh, bisa didekatkan dengan doa.

KEKASIH UNTIL JANNAH.

41. Ragu.

Seseorang bersembunyi. Melihat adegan hancurnya rumah tangga orang dengan senyuman lebar yang ia miliki. Hatinya memberontak, tidak tega dengan yang telah ia lakukan. Tapi, ini tugasnya. Semakin mereka berpisah, semakin banyak pula komisi yang ia dapat. Sejak tadi, orang itu tidak henti-hentinya memvideokan, untuk di kirim kepada bosnya supaya dia benar-benar percaya bahwa misinya telah berhasil.

Laki-laki itu mengekori Shafiyah saat Shafiyah pergi. Pria itu kira, hanya dirinya saja yang mengikuti Shafiyah pergi. Namun juga, laki-laki yang sejak tadi cekcok dengan Shafiyah yang diasumsikan sebagai suami Shafiyah, ikut mengikuti Shafiyah secara diam-diam. Untungnya pria itu sedikit cerdas sehingga suaminya tidak tahu bahwa sedang diikuti olehnya. Belum mahir, memang. Tapi untuk mendapatkan uang ia bekerja sampai sebegininya.

Jarak yang Shafiyah tempuh cukup jauh dari rumah suaminya. Hingga Shafiyah mendarat di sebuah rumah petak kecil yang sedikit butut. Cat rumah sudah kusam dan banyak coretan krayon, pintu rumah yang ketika di buka menimbulkan bunyi tak sedap, serta atap rumah banyak yang bocor.

Setelah Shafiyah berbincang dengan seorang wanita agak tua yang diperkirakan sebagai pemilik rumah kosan, Shafiyah masuk ke dalam. Posisi Rafardhan yang berada tepat di depannya yang sama-sama mengintip itu membalikkan badan, menunduk dan menutup mata dengan tangan kirinya itu terlihat begitu gusar. Wajahnya berantakan, matanya memerah menahan tangis, tangannya terkepal kuat.

Sesekali pria itu melihat Rafardhan melangkah maju, lalu terhenti, kentara sekali dia begitu ragu untuk menemui Shafiyah. Sampai beberapa kali, Rafardhan akhirnya memutuskan untuk membalikkan badan yang dengan segera pria itu bersembunyi dengan apik. Sampai akhirnya, Rafardhan pulang dengan tangan kosong.

Pria itu menghembuskan napas dalam, begitu lega. Selesai Rafardhan pulang dan memastikan Shafiyah tinggal di rumah ini, pria itu pun ikut pergi.

Kata bosnya, buat mereka berpisah, tapi jangan sampai diantara mereka kenapa-napa.

***

Raut wajahnya begitu bahagia dikala dirinya mendapati sebuah kabar bahwa rencananya akan berhasil. Tidak sia-sia Shita melakukan ini semua. Meskipun capek, ribet, dan pusing akhirnya kelelahan yang ia jalani berbuah hasil. Shita excited, sebentar lagi akan menjadi hari yang tidak akan pernah Shita lupa dalam hidupnya. Ini pertama kalinya Shita berbuat nekat, tidak peduli dengan reaksi dan pandangan orang-orang sekitar, karena yang terpenting, bahagianya.

Shita: Jalankan dengan baik, bung!

Shita bangkit dari rebahan, mengangkat tubuhnya menjadi duduk sambil memeluk guling. Tidak sabar dengan hal yang akan ia hadapi. Terasa ingin dipercepat menuju waktunya. Waktu dimana Shita tersenyum bahagia akan rencananya yang sudah ia rancang dengan begitu matang.

***

"Mas beneran nggak mau gulali?"

"Buat apa aku beli yang manis kalau disampingku aja ada yang lebih manis dari gulali."

Kekasih Until JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang