[[ Jalinan ]]

1.6K 286 32
                                    

Sembari menunggu pakaiannya berputar-putar dalam mesin cuci, Dimas mencukur rambut halus yang mulai tumbuh di sekitar area dagunya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sembari menunggu pakaiannya berputar-putar dalam mesin cuci, Dimas mencukur rambut halus yang mulai tumbuh di sekitar area dagunya. Setiap kali pulang ke rumah, dia pasti selalu disibukkan dengan rutinitas-yang sebenarnya membuatnya sangat tidak sabaran-seperti mencuci semua pakaian kotor yang dia kenakan selama mendapat giliran jaga malam. Kalau dia membiarkannya menumpuk begitu saja di sudut kamar mandi, besok pagi Bunda Elizar pasti akan dengan lancang mencuci semua pakaian tersebut-bahkan sampai celana dalamnya-dan itu akan sangat memalukan. Sebenarnya Dimas bisa saja menggunakan jasa laundry, tetapi dia tidak ingin mengambil risiko. Dia tidak sanggup membayangkan seluruh pakaiannya dicampur aduk dengan pakaian kotor milik pelanggan lain. Lagipula, menurut Dimas, para petugas laundry itu sepertinya tidak bekerja dengan benar. Mereka menuang begitu banyak wewangian yang baunya sangat menyengat, tanpa memedulikan kebersihan pakaian yang mereka cuci.

Saat alat cukur elektrik dalam genggamannya terasa semakin memanas, Dimas memutuskan untuk segera menyudahi kegiatannya mencukur. Dia membasuh wajahnya sekali, sekali lagi, lagi, dan lagi. Namun, tetap saja, raut wajahnya yang terlihat sangat lelah itu tidak kunjung membaik. Bulir-bulir air turun sampai ke dadanya yang bebas. Dimas meraih handuk kecil yang digantung dekat kaca, kemudian mengeringkan tubuhnya. Dia menatap pantulan wajahnya lebih lama. Agus Sinar kelihatannya memang tidak ingin mewariskan banyak hal pada dirinya-kecuali rambutnya yang sedikit bergelombang, semua yang melekat di wajahnya adalah milik mamanya. Tugas yang menuntut Dimas untuk turun ke lapangan membuat kulitnya tampak semakin terbakar-kecoklatan. Orang-orang bilang, Dimas punya jenis mata bengis yang dapat membuat mereka mengkeret jika melihatnya. Memangnya mata bengis itu seperti apa? Kalau Dimas perhatikan bentuk matanya sama saja seperti orang kebanyakan-tidak begitu besar dengan ujung lipatan mata yang sedikit melancip.

Akibat terlalu lama mengagumi dirinya sendiri, Dimas jadi mati penasaran, mengira-ngira seperti apa wajah Letnan Samsuri. Dia sama sekali tidak bisa membayangkan, tetapi Letnan Samsuri ... melebihi apapun ... Dimas yakin dia adalah seorang polisi yang sangat berdedikasi pada pekerjaannya.

Sampai detik ini, sebenarnya Dimas masih tidak mengerti dengan semua yang terjadi. Bagaimana bisa dia berkomunikasi dengan Letnan itu di masa lalu? Logikanya tentu saja menolak untuk mempercayai lantaran ini semua sangatlah tidak masuk di akal. Namun, HT tua yang tidak sengaja dipungutnya di tempat pemusnahan barang bukti itu nyatanya memang dapat menembus ruang dan waktu.

Mengapa? Bagaimana bisa? Mengapa harus dirinya dan Letnan Samsuri?

Transmisi itu datang secara tiba-tiba tanpa Dimas duga-duga. Lamanya waktu berkomunikasi juga tidak bisa Dimas prediksi. Selain itu-waktu; jika Letnan Samsuri memang sedang menyelidiki kasus menghilangnya Tuan Hachiko-Santini, itu berarti di masanya saat ini, Letnan Samsuri berada di tahun 2002. Padahal seingat Dimas, terakhir kali mereka berkomunikasi adalah sewaktu Letnan Samsuri menangani kasus Rianda Bumi-di tahun 2000. Waktunya melompat terlalu jauh. Sementara Dimas hidup di tahun dan waktu yang bergerak sebagaimana mestinya.

SIGNAL: 86Where stories live. Discover now