1. Dare or Dare

39K 2.1K 380
                                    

Suasana kantin di SMA Trisakti benar-benar riuh saat ini. Keriuhan yang didominasi oleh ocehan para siswi yang sedang mengisi perutnya disana. Tak hanya ocehan, bahkan teriakan serta sapaan manja juga banyak dilontarkan.

Anggit Rahesa Yudistira

Korban sekaligus penyebab dari ricuhnya suasana kantin siang ini. Bagaimana tidak? Keputusan cowok itu untuk membuka kemeja osisnya lalu menyisir rambutnya acak kemudian memakai bandana berwarna pink sukses membuat para gadis memekik histeris, meskipun Anggit masih menggunakan kaos putih berlengan pendek didalam kemejanya.

"Calon suami unyu banget sumpah"

"Syahwat ku mengalir deras mas!"

"Anjir gue bisa langsung hamil nggak ya kalo liat Anggit kek gitu?"

Teriakan para gadis jelas terdengar di telinga Anggit. Membuat Anggit seketika ingin mengumpat. Bukan ingin tebar pesona, Anggit jelas melakukan hal itu karna keterpaksaan. Dia sedang menjalankan dare sialan dari teman-temannya untuk berpenampilan acak-acakan yang menurutnya membuatnya terlihat seperti gembel. Terlebih bandu pink yang bertengger manis di kepalanya benar-benar membuatnya ingin mengubur diri hidup-hidup.

"Puter lagi weh puter lagi," celetuk salah satu teman Anggit yang diketahui bernama Rangga.

Seseorang lain yang memiliki wajah mirip dengan Anggit pun kembali memutar botol kecap yang diletakkan ditengah-tengah kerumunan mereka.

Rama Mahesa Abimanyu, atau lebih sering dipanggil Abi. Dia adalah kembaran sekaligus kakak se-rahim Anggit. Abi lima belas menit lebih tua daripada Anggit. Konon katanya dulu Anggit terlalu mager untuk keluar akibatnya waktu kelahiran mereka terpaut lumayan lama.

Botol yang tadi Abi putar pun berhenti dan mengarah kepada Roman.

"Dare or Dare?" desis Anggit yang langsung mendapat pelototan dari Roman.

"Truth nya mana Nggit astagfirullah."

Sepertinya Anggit dendam kepada Roman karena cowok itulah yang memberi dare kepada Anggit untuk memakai bandu berwarna pink.

"Udah dare aja, jangan cemen lo." Seseorang bernama Rizal menimpali.

"Yaudah dare." Roman akhirnya bergumam pasrah.

"Tembak satu cowok disini," celetuk Abi yang langsung diikuti anggukan oleh semua teman-teman nya.

"Jancuk, lo kira gue maho? Alim ganteng gini masa suruh nembak cowok, wah nggak bener lo Bi, bisa-bisa gue dikutuk abah gue jadi Barbie Kumalasari." Roman melayangkan protes.

"Alim pala lo kotak!" timpal Rizal melempar sedotan ke-arah Roman. "Asal kalian tau ya, kemaren gue lihat Roman abis download bokep dipojok kelas." kata Rizal.

"Tobat Man, nggak malu lo sama sorban bokap lo?" kata Rangga sambil tertawa.

Roman itu anak ustad, Romandhon nama lengkapnya tapi kelakuan nya jauh dari kata Sholeh. Suka mengumpat apalagi dengan aksen jawanya dan suka nonton yang mantap-mantap.

"Udah sono lakuin dare lo, nembak doang apa susahnya, toh ga mungkin diterima lo," Rizal menyahuti.

"Kalo diterima gimana?" tanya Roman.

"Ya itu rezeki lo hahaha," sahut Rangga.

"Buru!" hardik Anggit. Anggit ini paling irit dalam hal bicara tapi sekali ngomong seolah tak bisa dibantah.

Roman pun mendengus, mau tak mau dia harus konsisten menjalani dare gila itu. Dalam hati Roman merutuki teman-teman laknatnya. "Woy sini lo njir." Roman memanggil salah satu siswa berkacamata yang baru saja melewati meja kantinnya.

FlycatcherNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ