19. Kamu berubah hatiku yang resah

19.4K 1.4K 101
                                    

Makasih yang udah komen dan vote di part sebelumnya. Ramaikan part ini guys.

***

All it takes is a fake smile to hide an injured soul and they will never notice how broken you really are

_____________________________________

Seorang cowok sedang terduduk di rooftop ditengah mendungnya awan. Rambut poninya seolah berterbangan tertiup angin. Pandangan nya menatap lurus ke arah lahan kosong yang terletak dibelakang sekolahnya, dalam hati dia berdoa semoga saja tidak akan ada guru yang memergokinya sedang membolos pelajaran dan malah merokok dirooftop.

Anggit terbatuk sesaat lalu segera mematikan rokok yang baru dihisapnya setengah, seharusnya dia menuruti kata hatinya saja agar tidak pernah mencoba benda mematikan tersebut.

Sebenarnya ini pertama kalinya Anggit merokok, Nathan bilang rokok bisa mengubah suasana hati menjadi lebih baik, tapi nyatanya kini malah suasana hati Anggit semakin buruk dan napasnya sedikit sesak. Padahal dia baru mengisap tiga putung rokok.

Anggit membuka ponselnya sesaat. Bibirnya tersenyum kecut melihat layar ponsel yang tidak menampilkan apapun disana. Padahal biasanya selalu ada seseorang yang menggangunya dengan mengirim bermacam pesan meskipun tak pernah sekalipun dibalasnya.

Sudah genap satu minggu Anggit merasakan perubahan dari sikap Laura, cewek itu tak lagi mengirimnya pesan, tak lagi memintanya mengantar pulang, tak lagi duduk disebelahnya ketika di kantin, dan yang pasti tak lagi mengusiknya seperti dulu.

Seharusnya Anggit senang karena untuk pertama kalinya, setelah hampir tiga tahun lamanya akhirnya dia bisa terbebas dari Laura. Tapi yang dirasakannya kini malah bertentangan dengan hal itu. Entah mengapa Anggit lebih menyukai hari-harinya ketika Laura mengusiknya.

Dia merindukan Laura, seseorang yang bahkan tak pernah pergi dari pandangannya tapi seolah menjauh.

Brakk

Pintu rooftop tiba-tiba terbuka menampilkan dua orang sedang tertawa sembari mengatur napasnya "Anjir untung Pak Beno nggak ngejar kita sampe kesini," Kata Nathan.

"Elo sih kurang cepet larinya."

Pandangan Anggit kini beralih pada cewek yang sedang bersama Nathan. Cewek tersebut juga sekilas menatapnya kemudian cepat-cepat memalingkan muka.

"Eh Nggit, sejak kapan lo disini?" Tanya Nathan mulai menyadari keberadaannya.

"Sejak tadi," kata Anggit. Kedua mata tak lepas dari cewek disebelah Nathan yang kini enggan hanya untuk menyapanya seperti dulu.

Laura hanya tersenyum kaku kemudian memicingkan mata menatap ke arahnya "Lo ngerokok?"

Nathan yang terkejut dengan kalimat Laura juga terlihat memperhatikan putung rokok yang tadi dibuang Anggit "Lah lo beneran ngikutin saran gue?"

Laura kini melirik Nathan tajam "Jadi elo yang ngajarin? Lo kok bego sih Tan."

Nathan mendengus "Kenapa sih? Orang Anggit tanya gue kalo lagi suntuk ngapain ya gue jawab ngerokok mana tau dia bakalan ikut."

"Emang kenapa kalo gue ngerokok?" Kata Anggit masih menatap Laura.

Diluar dugaannya, Laura hanya mengangkat bahunya tak acuh "Nggak papa, itu kan hak lo, gue juga nggak peduli," Kata Laura lalu menarik tangan Nathan untuk pergi. "Kita ke kantin aja yuk, gue laper."

Nathan yang terkejut hanya mengikuti langkah Laura "Duluan ya Nggit!"

Anggit mengangguk samar, lagi-lagi perasaan aneh hinggap dihatinya ketika melihat Laura bersama Nathan. Jika boleh jujur itu terasa menyakitkan.

FlycatcherWhere stories live. Discover now