14. Sunday Best

19.2K 1.4K 142
                                    

Hai! Cobalah masakanku kau akan menyukainya, sebab apa? Aku buat dengan penuh cinta
***

Laura mengerjapkan matanya beberapa kali. Cahaya yang menembus jendela kamar Anggit sukses menusuk kedua iris coklat miliknya. Laura menyibak selimutnya lalu segera keluar dari kamar dan berjalan menuruni tangga hendak mencari keberadaan calon suaminya. Haha Calon suami katanya? Memang halu-nya ini sudah akreditasi A

Namun tiba-tiba, terlalu semangat, Laura tak menyadari kalau tubuhnya menubruk Anggit diujung tangga hingga membuatnya kehilangan keseimbangan.

Dengan cepat Anggit menangkap tubuh Laura dan mencegahnya menghantam lantai. Kini Laura bisa melihat tatapan teduh Anggit dari bawah dan langsung membuat bibir Laura tersenyum tipis.

"Eh hai Ang-adohh," Pekik Laura keras ketika mendapati tubuhnya menghantam lantai, dia meruntuk kesal, meskipun sebenarnya tidak terlalu keras. Tapi tetap saja, rasanya malu. "Lo tega banget sih sama gue Nggit, main lepasin gitu aja."

"Berat," Kata Anggit seadanya.

Laura menatap Anggit tajam sembari melayangkan jari tengahnya, Bisa-bisa Anggit berkata seperti itu dengan raut tanpa dosanya.

Fucek Nggit!

Anggit hanya bergedik tak acuh lalu membalikkan tubuhnya, menuju ruang keluarga dan mendudukan dirinya di sofa tv, seperti tak terjadi apa-apa.

Laura mengusap dadanya pelan, sabar! kemudian dia menyusul Anggit dari belakang. Laura meletakkan dagunya pada pundak Anggit sesaat "Gue belum ngucapin selamat pagi tadi." Bisik Laura di telinga Anggit "Selamat pagi."

Anggit hanya menghela napasnya, enggan menjawab kalimat Laura barusan.

"Okedeh pagi-pagi udah dapet kebon kacang, aku mah apa atuh." Kata Laura dramatis.

"Pagi kakak." Suara Alin akhirnya menggema "Biarin aja Anggit nggak jawab kak, nggak usah ditemenin cowok sombong kayak dia."

"Adik durhaka." Maki Anggit pelan.

"Kakak udah biasa dikacangin cowok sombong kayak abang lo itu dek, untung hati kakak dibuat sama Allah, kalo buatan cina udah ambyar dari dulu." Kata Laura dengan gaya tengilnya "Malahan tadi dia jatuhin tubuh Kakak ditangga, kan gagal main adegan sinetron-sinetron india gitu."

"Lebay."

Mendengar kalimat itu terlontar dari Anggit sukses membuat Laura melayangkan tangannya hendak menjitak kepala cowok itu namun tiba-tiba Anggit segera melirik ke arahnya "Mau ngapain?"

Jitak pala lo!

"Eh itu.." Laura tersenyum gugup gak berani jitak kalo dilihatin "Ada ketombe di rambut lo, mau bersihin." Alibi Laura, tangannya terjulur mengusap pelan rambut Anggit yang langsung ditepis oleh sang empunya.

Laura mengusap tangannya pelan akibat tepisan Anggit tadi.

"Jahat banget lo Nggit, masak jatuhin kak Laura gitu aja." Ujar Alin menanggapi curhatan Laura.

Emang jahat! Batin Laura mengangguk setuju.

"Suka-suka gue."

Mendengar hal itu Laura segera pengalihan pembicaraan sebelum benar-benar terjadi perang dingin antar kakak-beradik itu "Eh btw tante sama om mertua kemana dek?" Tanya Laura pada Alin sebab dia tahu percuma bertanya pada mahluk disebelahnya, pasti akan mendapat kacang lagi.

"Mami sama Papi pergi ke Surabaya, ngurusin bisnisnya disana."

"Udah makan?"

"Belom kak."

FlycatcherWhere stories live. Discover now