55. I need you now

6.5K 980 1.7K
                                    

Hai! sebelumnya mau minta maaf karena update nya lama banget. But it's not the end, i see your face again.

Siapa yang kangen Anggit Laura?

Minta dukungan lewat komen boleh? Komen tiap part ya biar author rajin update. Biar nggak digantung lagi.

"WOY ANJING BUKA PINTU LO, GUE TAU LO DI DALEM."

"GUE TAU LO MASIH HIDUP BANGSAT, BUKAIN SEKARANG GUE MAU KETEMU LO, ANJIR!"

"ANGGIT, JANGAN DURHAKA LO SAMA ABANG SENDIRI!"

Anggit langsung menatap Laura curiga. "Lo kasih tahu Abi?"

Sedangkan Laura hanya menunjukkan wajah tanpa dosanya lengkap dengan cengiran. "Emang kenapa?"

"BUKAIN ATAU GUE DOBRAK SEKARANG JUGA!" Anggit menghembuskan napasnya kasar. Cowok itu lalu berjalan keluar berniat membukakan pintu, diikuti Laura yang berjalan dibelakangnya. Padahal Anggit harap Laura tidak memberitahu siapapun sebelum semua keadaannya membaik. Tapi apa boleh buat, dia lupa kalau gadisnya itu sangat ember.

Cekrek

Brakkk

Belum sempat pintu terbuka sepenuhnya, sebuah tubuh yang setara dengan tubuh Anggit langsung memeluknya begitu saja. Ralat, lebih tepatnya menimpanya karena Anggit tidak siap menopang dorongan dari Abi.

Sesak, engap dan ingin menampol. Itulah yang sekarang dirasakan Anggit. Iya, posisinya dia terjatuh dengan Abi diatasnya. Sudah jangan dibayangkan nanti kalian bisa khilaf.

"Anjir demi apa ini beneran lo kan Nggit? lo masih idup? lo masih napas?"

"Bi, berat," guman Anggit dengan raut tersiksa, cowok itu berusaha melepaskan pelukan Abi.

"Huaa Mami adek gue iduppp! ngomong lagi Nggit gue pengen denger suara lo," racau Abi.

"Berat bangsat."

"Bahkan lo ngumpat aja kedengeran aestetik di telinga gue," seru Abi dengan raut bahagia sekaligus tak percaya.

"HEH, COWOK GUE JANGAN DI UNBOXING DULU! GUE AJA BELOM PERNAH!" teriak Laura lalu menyingkirkan tubuh Abi menjauh dari Anggit. Laura lalu memeluk Anggit posesif sembari melayangkan tatapan mengerikan ke arah Abi.

Abi mendengus kesal "Apa-apaan sih lo!"

"Lo ngapain nindih pacar gue, belok ya lo?"

Mendengar tuduhan Laura sontak membuat Abi melotot. "Belok-belok bibirr lo, sembarangan lo kalau ngomong," bantah Abi tak terima.

Kedua mata Abi kemudian melirik adiknya yang kini berada di pelukan Laura. "Lo!" ujar Abi sambil menunjuk ke arah Anggit. "Kemana aja lo selama ini nyet, lo gatau gue hampir gila karna nangisin lo hah!"

"Gue nggak nyuruh lo nangis."

Pletak

"Sakit anjir," reflek Anggit ketika sebuah jitakan keras mendarat dikepalanya.

"Bodo amat," Balas Abi. Tak mau kalah Anggit membalas jitakan Abi. Diikuti Abi yang menjambak rambutnya. Sehingga terjadi pertempuran saling menjambak disana.

FlycatcherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang