11. Partner bolos

21.1K 1.6K 198
                                    

Yaallah jika dia jodoh hamba maka dekatkan lah, tetapi kalau dia jodoh oranglain, jadikan lah hambamu ini menjadi oranglain itu, hehe
***

Hembusan angin malam menyapu permukaan wajah Anggit, cowok itu terlihat memejamkan matanya merasakan dinginnya udara malam ditemani jajaran rasi bintang yang menghiasi balkon kamarnya. Memang sudah menjadi kebiasaan Anggit berada di balkon ketika tidak bisa tidur. Cowok itu memegang sebuah gitar ditangannya sembari memetiknya asal. Sebenarnya Anggit cukup lihat bermain gitar namun hanya sedikit orang yang tahu akan hal itu.

Waktu menunjukkan pukul 11.00 malam. Selang infus yang seharian bertengger ditangannya sudah dilepas dua jam lalu oleh sang dokter namun rasa nyeri akibatnya bahkan masih dirasakan Anggit sampai sekarang.

Kalau pun cuma ada satu orang yang sembuh dari kanker, itu pasti elo

Mengingat kalimat itu diotaknya sukses membuat Anggit tersenyum hambar kemudian mulai memetikkan sebuah nada pada gitarnya. Cowok itu terlihat serius dan asik dengan benda ditangannya. Hingga sebuah nada lagu berjudul 'say you won't let go' milik James Arthur mengalun dengan apiknya.

"Udah lama gue nggak denger lo main gitar." Suara itu datang bersamaan dengan berhentinya petikan Anggit.

Anggit melirik sesaat kakaknya yang berada di ujung jendela kamarnya, sebelum akhirnya Abi memutuskan untuk duduk disebelahnya.

"Jangan ceramahin gue karena nggak istirahat, gue udah tiduran selama lebih dari lima belas jam." Kata Anggit kemudian menatap kosong ke arah langit.

"Tenang nggak bakal ngiket lo di kasur biar lo tidur kok." Kata Abi kemudian tangannya terjulur mengambil alih gitar yang sebelumnya dipegang adiknya "Lo mau gue nyanyiin?" Tawar Abi.

"Gue nggak ada receh."

Abi tertawa seketika lalu perlahan tangannya bergerak mulai memetikkan sebuah nada. Terdengar lantunan lembut yang membuat siapapun yang mendengarnya akan terhanyut.

If i was dying on my knees
You'll be the one to rescue me
And if you were drowned at sea
I'd give you my lungs so you could breathe

Anggit terdiam mengamati kakaknya yang seolah sangat menjiwai lagu itu. Memang dia akui, Abi memiliki suara yang lumayan bagus.

I've got you, brother
I've got you, brother

And if we hit on troubled water
I'll be the one to keep you warm and safe

And we'll be carrying each other
Until we say goodbye on our dying day

"Lo nyanyi gitu seolah gue mau mati Bi." Anggit terkekeh pelan mengomentari lagu Abi barusan.

Sontak Abi menatapnya tajam "Lo mau gue getok pake gitar karena ngomong sembarangan?!" Geram Abi.

"Semua orang pasti bakal mati kan, termasuk gue." Celetuk Anggit dengan wajah sangat tenang seolah kalimat itu sudah terpatri di otaknya dalam waktu lama "Yang perlu gue lakuin cuma ikhlas." Lanjutnya.

Abi menghela napas kemudian mengalihkan pandangannya enggan menatap adiknya. Karena Abi tahu hanya keputus-asan lah yang terlihat dibalik wajah pucat itu, Anggit berjuang seolah hanya untuk memenuhi tuntutan kedua orang tuanya yang tak ingin kehilangannya, bukan karena keinginan cowok itu sendiri.

Saat itulah Abi sadar, Anggit membutuhkan alasan yang lebih kuat untuk bertahan atau mungkin seseorang yang dicintainya yang bisa membuatnya bertahan. Ya, Abi harus membuat Anggit mencintai seseorang, kali ini harus pada orang yang tepat.

"Jangan mati dulu Nggit, lo belum kawin."Abi terkekeh setelah mengatakannya sedangkan Anggit hanya memutar bola matanya jengah.

***

FlycatcherWhere stories live. Discover now