51. Mengharapkan mu

11.1K 1.3K 808
                                    

Bila ku ingat tentang mu

Dalam rapuhnya hatiku

Semua kenangan yang kini terkubur oleh rasa sesakku

Ditengah-tengah kesepian hatiku yang berjuang tuk dapat hidup tanpamu

-Lagu terakhir untuk mu by last child-

Vote dulu baru baca, btw aku pengen tau kalian domisili mana aja? Absen sini.

Terkadang Laura masih bertanya pada diri sendiri mengapa Anggit pergi secepat itu? bagaimana janji-janji yang Anggit ucapkan pada Laura? hilang begitu saja kah? Tapi entah mengapa Laura masih tidak percaya dengan semua yang terjadi akhir-akhir ini. Semuanya berjalan begitu cepat.

Ketiga kakak nya Laura pun ikut prihatin dengan keadaan Laura. Sebab Laura jarang makan dan jarang meninggalkan kamarnya. Dia juga sering menangis dikamar mandi.
Kevin mengetahui semua itu. Awalnya dia kira sosok hantu penunggu rumah sedang gentayangan. Ternyata itu suara Laura yang menangis di kamar mandi.

"Dek, keluar dong, lo udah di kamar mandi 2 jam, ntar lo sakit," ucap kevin sembari mengetuk kamar mandi Laura.

Tak lama kemudian seorang gadis keluar dengan badan menggigil dan mata yang sembab. Laura masih memakai bajunya lengkap, hanya saja basah kuyup. Dengan sigap kevin mengambil handuk dan memakaikan nya ke Laura.

Laura memeluk Kevin dengan erat.

"Bang kenapa sesakit ini?"

"Kenapa gue lemah bang?"

"Gue gakuat bang, gue capek."

Badan Laura bergetar saat mengatakan itu semua.

Kevin tidak tau harus berkata apa. Dia hanya bisa memeluk Laura erat dengan harapan bisa menguatkan adiknya. "Yang gue kenal adek gue tuh kuat, jangan pernah berfikiran yang aneh-aneh. Gue nggak pengen kehilangan adek gue satu-satunya. Jangan tinggalin abang ya?"

Kalimat itu seolah menyadarkan Laura. Dia hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Sekarang lo ganti baju, habis itu kita makan. Mau makan dimana? Gue turutin deh," ucap Kevin sambil mengelus kepala Laura.

"Iya bang, terserah lo aja," jawab Laura pasrah.

***

Laura dan Kevin akhirnya pergi ke salah satu restoran cepat saji. Kevin memesan beberapa makanan dan minuman untuk mereka. Sementara Laura sibuk melihat orang yang berlalu lalang dijalan melalui jendela restoran.

"Makan dulu ya? harus diabisin kali ini," ujar Kevin.

Laura hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Ra, ini berapa?" tanya Kevin sembari mengangkat tiga buah jarinya.

"Tiga," jawab Laura malas.

Kevin mengelus dadanya lega. "Syukur deh, gue kira lo tadi bisu."

"Dark banget joke lo," komentar Laura. Lagipula yang Kevin lakukan lebih pantas untuk mengecek penglihatan daripada kebisuan.

"Bang, kalau kita jemput Shena sama Sasky boleh? gue pengen ditemenin mereka malem ini," pinta Laura.

"Boleh banget dong, kabarin dulu biar bisa mastiin mereka bisa atau engga," jawab Kevin.

Sekali lagi, Laura mengangguk sebagai jawaban. Dia meraih ponselnya lalu mengetikkan beberapa pesan untuk teman-temannya.

"Mereka bisa bang," ujar Laura setelah Shena dan Sasky mengiyakan ajakan nya.

FlycatcherWhere stories live. Discover now