5. Bukan prioritas

23.2K 1.7K 208
                                    

Aku bukan petasan, yang rela meledak dan hancur demi melihatmu bahagia.

***

Class metting adalah salah satu momen yang paling di idam-idamkan bagi seluruh siswa tak terkecuali siswa SMA Trisakti. Bukan karena rangkaian lomba yang disusun para anggota osis melainkan karena jam kosong yang membuat seluruh siswa bebas melakukan apapun selama satu hari penuh tanpa harus mengikuti pelajaran. Begitu pula dengan anak-anak Serpents yang memilih kantin sebagai singgasana atau terkadang juga rooftop.

"Nggit, nggak ikut ngantin?" Ajak Rangga menarik ujung baju dari kemeja Anggit yang memang tidak dimasukkan.

"Ntar nyusul." Sahut Anggit. Cowok itu sedang sibuk menyalin tugas milik Rangga yang seharusnya dikumpulkan minggu lalu. Tapi itulah Anggit, dia tidak pernah tepat waktu dalam mengerjakan tugas.

"Lewat jendela lagi?" Kata Roman sambil terkekeh. "Nggak kapok ketahuan guru?"

"Biar cepet." Balas Anggit singkat yang kemudian diikuti anggukan teman-temannya, sebelum akhirnya mereka meninggalkan kelas.

Salah satu cara yang paling diminati Anggit untuk menggapai kantin adalah melewati jendela kelas yang langsung terhubung pada kantin, meskipun sedikit terkesan bar-bar namun hal itu cukup ampuh sebagai jalan pintas. Daripada harus berjalan jauh melewati lorong seperti apa yang dilakukan teman-temannya.

Anggit kembali fokus menulis tugas sembari mendengarkan lagu milik Jeremy Zucker yang mengalun melalui airpod miliknya. Suasana kelasnya tidak terlalu ramai saat ini, hanya ada dirinya dan segerombolan gadis yang sedang bergosip di depan kelas, yang sesekali melirik ke arahnya, Anggit menyadari hal itu tapi tidak ingin ambil pusing sama sekali.

Setelah selesai dengan semua tugasnya Anggit memutuskan untuk menyusul teman-temannya ke kantin sesuai ucapannya tadi. Cowok itu membuka jendela kelas kemudian meloncatinya.

Brukk

Kedua kaki Anggit mendarat sempurna pada paving depan kantin bersamaan dengan seorang guru yang berdiri didepannya sembari menyilangkan kedua tangannya, menatap Anggit dengan tajam. Bu Darti namanya, guru BK terkejam, gendut, dan berkacamata bulat layaknya harry potter.

"Gimana pelatihan jadi malingnya Anggit?"

"Alhamdulillah, berhasil bu."

"Kamu itu dibilangin malah ngelawan!"

"Salah saya apa bu? Ibu kan tanya, ya saya jawab."

"Pake tanya salah kamu apa, kamu udah manjat jendela kelas, memangnya kamu nggak tau fungsi pintu itu apa?"

"Tau bu."

"Ikut saya! Nggak usah ngebantah."

Tanpa banyak protes Anggit memilih menuruti kata-kata Bu Darti, cowok itu mengikuti Bu Darti dari belakang. Karna percuma saja kalau dia membantah, guru itu punya 1001 cara untuk membuat muridnya bungkam, apalagi dalam hal ini Anggit memang salah.

"Eh Liat, Anggit di apelin pacarnya lagi." Celetuk Roman ketika Anggit melewati meja mereka di kantin. Anggit menatap Roman tajam yang langsung membuat Roman menutup kedua mulutnya.

Sebuah cekalan menghentikan langkah Anggit "Ketahuan Bundar lagi?" Tanya Abi.

Bu Darti memang lebih akrab dipanggil Bundar karena memang bentuknya seperti itu.

FlycatcherWhere stories live. Discover now