50. See you again

14.5K 1.5K 1.8K
                                    

It's been a long day without you, my friend
And I'll tell you all about it when I see you again
We've come a long way from where we began
Oh I'll tell you all about it when I see you again
When I see you again

See you again by Charlie Puth ft Wiz Khalifa.

Langit berubah menjadi kelabu. Seolah ikut berduka melepas kepergian Anggit. Beberapa Anggota Serpents telah berkumpul dengan pakaian serba hitam. Isak tangis dan air mata bersahutan begitu pilu. Membuat siapapun yang mendengarnya ikut meringis menahan rasa sakit itu.

Tak hanya anak Serpents, bahkan beberapa teman sekolah Anggit juga ada disini. Ikut mendoakan. Berharap cowok itu mendapat tempat yang tenang disisinya.

Suasana Rumah Anggit kini begitu ramai.

Hari ini adalah hari terberat yang pernah dialami anggota Serpents dan semua orang yang mengenal Anggit dengan baik. Salah satu sahabatnya telah pergi untuk selama-lamanya.

Tak ada lagi canda guraunya.
Tak ada lagi yang sikap peduli nya.
Tak ada lagi keheningan yang ia ciptakan.

Meskipun terkadang cowok itu lebih banyak diam tetapi Anggit lah yang selalu tau bagaimana keadaan anggota-anggota nya. Yang selalu menjunjung tinggi keadilan, kebersamaan dan kepercayaan satu sama lain. Tapi kini, sosok itu telah pergi.

"Anggit cowok terkuat yang pernah gue kenal. Kenapa dia nyerah gitu aja?" Roman menatap sendu foto Anggit. Cowok itu tadi yang menangis paling kencang. Menolak keras kabar kepergian temannya.

Nathan hanya terdiam sembari menepuk pundak Roman untuk menenangkan cowok itu. Kedua matanya juga ikut memanas. "Doain Anggit tenang disana, Man."

Roman menggeleng. "Sahabat gue nggak mungkin pergi gitu aja. Dia nggak mungkin pergi tanpa pamitan sama kita semua."

Sedangkan disisi lain Abi masih memegang erat sebuah buku. Buku Yasin dengan foto Anggit didalamnya. Cowok itu berusaha setegar mungkin menggumankan ayat suci meskipun dengan isak tangis. Diikuti beberapa temannya yang lain. 

Irawan sendiri juga berada disana. Berbeda dengan Kinanti yang sampai saat ini enggan untuk keluar dari kamarnya.

Acara pengajian berjalan begitu khusuk. Meskipun luka akibat kehilangan belum sepenuhnya hilang. Bahkan masih menganga lebar.

Semuanya mengalami kehilangan yang begitu mendalam. Bahkan Laura sempat tak sadarkan diri. Gadis itu terlihat sangat terpukul.

"Makasih udah jadi bagian dari Serpents selama ini. Lo orang paling sabar ngadepin kita semua. Lo bisa jadi teman sekaligus keluarga buat kita. Lo selalu ada buat nyelesaian semua masalah kita."

"Maaf kita nggak ada buat lo di saat-saat terakhir lo. Maaf kita nggak bisa nemenin lo di Singapura," ujar Rangga lirih. Napasnya langsung berhembus kasar setelah mengucapkan kalimat panjang itu. Cowok itu terisak dalam diam. Ini kali pertama dia kehilangan sahabat sekaligus keluarga baginya.

Rasanya begitu menyakitkan. Rangga tak akan lagi menemukan Anggit yang meminjam buku tugasnya. Anggit yang tertidur di bangku sebelahnya. Atau Anggit yang selalu berdebat dengannya mengenai jawaban Matematika.

Anggit Rahesa Yudistira. Sosok paling irit bicara namun memiliki rasa peduli yang luar biasa. Kini telah pergi.

Tak ada rasa sakit yang dialami Anggit lagi. Dia kini bisa beristirahat dengan tenang.

"Selamat jalan kawan, sampai kapanpun lo nggak akan pernah kita lupain," lanjut Rangga.

***

Abi menginjakkan kakinya dikamar penuh nuansa hitam itu. Tempat itu kini tertata rapi. Biasanya, ketika Abi memasuki ruangan ini tanpa ijin. Sang empunya langsung mengusirnya begitu saja. Tapi sekarang ruangan ini begitu sunyi.

FlycatcherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang