Riweuh

53 7 2
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak😉

****

"Ca kalo mau ikut cepet, ntar gue tinggal kalo masih aja lama." Teriak Wanda dari lantai bawah.

"Caaa, lo beneran di tinggal ya." Lagi lagi Wanda berteriak dan berhasil mendapat teguran dari bunda.

"Huss, kamu ya, di suruh manggil ke atas malah teriak teriak di bawah, mana ga sopan lagi."

Wanda hanya cengegesan dan mengacungkan jari berbentuk huruf V.

"Ya lagian, ga adil banget. Aku yang badannya gede adik, giliran Eca yang badannya mungil kaka. Dimana mana tuh yang badannya gede pasti jadi kakak dan yang badannya kecil bakalan jadi adek, jadi yang pantes jadi adek tuh E-." Gerutu Wanda.

"Ehh, percuma badan gede kalo  otak kecil." Potong Eca sambil menjitak kepala Wanda.

"Tuh, kan. Bunda bisa liat sendiri mana yang pantes di jadiin kakak." Bela Wanda.

"Pantes gue lah kemana mana juga." Kataku.

"Harusnya tuh kalo jadi kakak bisa jadi contoh buat adeknya, bukannya malah bar bar kayak gini."

"Suka ga nyadar diri deh, padahal sendirinya lebih bar bar."

"Tapi kan lo leb-".

"Kalian berdua sama aja bar bar." Potong ayah Sony yang baru saja turun dan bergabung dengan ketiganya.

Bunda yang melihat perdebatan antara dua bersaudara itu hanya bisa menggelengkan kepala dan sesekali mengucapkan istighfar.

"Kalian kalau mau lanjut debat monggo, silahkan. Tapi ayah sama bunda mau pergi ke rumah om kalian."

"Eca ikut yah, Wanda taro aja di sini, bakalan riweuh bawa dia ma." Kataku cepat.

"Gue udah bisa jalan sendiri ya ga perlu di bawa bawa." Protes Wanda.

"Tapi lo bau."

"Lo lebih."

"Lo kan penem-".

"Kalian tinggal di rumah, ga ikut ke rumah tante Reny." Putus ayah di sela sela berdebatanku dengan Wanda.

Aku dan Wanda langsung saja menatap serius ayah seolah berkata 'serius?' dan seolah mengerti, ayah langsung mengangukkan kepalanya.

"Ga bisa gitu dong yah, kan tadi udah janji mau ajakin kota ke rumahnya tante Reny." Belaku.

"Nah, iya bener. Tadi sore kan ayah yang batalin buat main game karna mau ke rumah tante Reny." Protes Wanda.

"Kalian berisik." Kata ayah.

"Eca yang mulai yah, bukan aku."

"Lah, ko gue sih." Kesalku.

"Fakta, kan."

"Kalian bertiga sama aja, berisik, mending bunda aja yang pergi ke rumah tante Reny sendirian." Kata bunda datar.

"Ehh, ko bunda gitu sih." Protes ayah yang tak mau di samakan.

"Lagian, kamu Wanda, tadi bunda udah suruh kamu buat panggil kakak kamu ke atas, bukan malah teriak di bawah." Kata bunda sambil menarik nafas "Eca juga salah, udah tau adiknya bawel, ngalah sesekali sayang." Kemudian yang terakhir bunda melirik ke arah ayah yang sepertinya sudah siap menerima teguran dari bunda. "Ayah juga salah, bukannya jadi penengah malah ikut ikutan."

Aku, Wanda dan ayah hanya menundukkan kepala dan mengangguk ketika bunda berbicara.

"Jadi, mau jadi pergi ke rumah Ryan apa engga?" Kata bunda akhirnya.

"Jadi dong bun, kan udah janji." Kataku semangat sambil tersenyum menunjukkan deretan gigiku.

Dan bunda, hanya menggelengkan kepala melihat tingkahku.

Kemudian, aku, Wanda, ayah dan bunda pun pergi ke rumah tante Reny.

****

Semoga suka🤗
Ily😚

Follow ig ku: @syifanrhy_

Khatulistiwa[TAMAT]Where stories live. Discover now