Marah

38 3 1
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak😉

****

Akhirku bukan memilikimu, tetapi akhirku menemanimu hingga akhir tutup usia.

****

Semangat puasa bagi yang menjalankan.

Happy reading

"Mana sempat, keburut telat.

"Hmm, mana sempat."

"Mamah muda."

Bryce dan Shavira pun tertawa setelah aku berkata demikian.

"Anjir anjirr, sumpah sumpah, pokoknya nanti harus bikin." Ujar Bryce setelah tawa diantara kami mereda.

"Di tengah lapangan sekolah, biar viral."

"Viral di sosmed, malu sampe DNA sampe lulus nanti." Jawabku.

"Wahahaha."

"Gapapa, jadi nanti kalo udah lulus adik kelas pada mengenal kita sebagai kakak kelas yang joget tiktok di tengah lapangan."

"Nanti tuh gini." Kata Bryce mencontohkan. "Ehh, lo tau ga kakak kelas kita yang ini? Ohh, iya gue tau! Yang joget tiktok itu."

Dan lagi lagi kami tertawa dengan nyaring.

"Udah dong plis, sakit perut gue ketawa terus." Kata Ersya sambil mengusap air matanya yang ikut keluar.

"Noh si Bryce. Suruh berhenti anjirr, aing ngakak sumpah!" Ujar Shavira yang melihat Bryce sepertinya tidak akan berhenti tertawa.

"Plis anjir, gue ga boleh dulu banyak gerak."

"Gue ga ngajakin lo gerak, tapi gue ngajakin lo ketawa." Ujar Bryce sambil memperagakan joget goyang mama muda.

"Ko Aldy telpon gue?" Tanya Ersya setelah tawa benar benar usai.

"Mana berani dia telpon kita, orang tadi mereka kita tinggal." Jawab Bryce.

"Halo l, Dy?"

"Kamar rawat lo no berapa? Gue di parkiran."

"Lo bego apa tolol sih, Dy? Kenapa ga masuk aja, terus tanyain ke bagian informasi." Jawab Ersya.

"Gue lagi nyekil anjir, biar bisa telpon lo."

"Kadal."

Setelah itu panggilan pu Ersya putuskan secara sepihak.

"Gue mau nanya." Kata Ersya serius.

"Apaan?"

"Lanjut pa Eko."

"Menurut kalian, Aldy tuh beneran serius ke gue apa cuman main main?"

Pertanyaan dari Ersya sukses membuat Bryce dan Shavira seketika langsung menghentikan aktivitasnya.

Khatulistiwa[TAMAT]Where stories live. Discover now