Epilog

108 3 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak😉

* * * *

7 Tahun kemudian.

"Kamu yakin bakalan kesana?" Tanya laki laki yang sedang menemani wanitanya membeli bunga.

"Ya, aku yakin." Sambil tersenyum ramah dan berterimakasih kepada pedagang yang telah dirinya berikan beberapa lembar uang.

Wanita itu terlihat jauh lebih baik setelah kejadian yang menimpanya beberapa tahun silam.

Tahun yang menjadi penyebab dirinya sakit luar biasa, tahun yang menjadi penyebab hilangnya dunia untuk sementara waktu serta taun yang sangat sulit untuk dapat di lewati.

Tahun itu juga, menjadi tahun yang tak ada tawa serta canda yang tercipta.

"Hai Ersya.
Apa kabar? Tentunya kabar baik, karna hal itu yang selalu ingin aku dengarkan dan tau. Entah karna dasar dan alasan apa aku membuat vidio seperti ini, hanya ingin saja untuk saat ini.

Disini, aku baik baik saja. Bisa kamu lihat sendiri.
Sudah lama aku membuat vidio ini, jauh sebelum aku menyatakan perasaan sayang ke kamu.

Maaf karna aku tidak bisa mengucapkannya secara langsung di hadapan kamu, karna aku merasa waktu ini takan pernah bisa.

Aku yakin, saat kamu membaca tulisan ini, kamu pasti sedang bahagia dan tak merasa kehilangan, karna aku selalu berdo'a agar kamu selalu bahagia dan berada bersama orang orang yang sayang kamu.

Vidio ini bukan salam perpisahan, melaikan salam rindu dari aku yang sedang berada sangat jauh darimu. Kalau kata Dilan, "Aku Rindu."
Boleh tidak, jika aku rindu kamu yang saat ini sudah menjadi milik orang lain?

Percaya atau ga percaya, aku ragu file ini akan sampai dan di tonton oleh mu, tetapi Tuhan berkata lain, kamu memang sedang menonton vidioku saat ini.

Jangan nangis, aku gamau liat air mata kamu jatuh buat cowok seperti aku yang sama sekali ga pantes buat bersanding denganmu. Jangan pernah menangisi orang yang sudah tidak lagi berada di sisimu, percuma, sebab dia takan pernah bisa merasakan seperti apa sakitnya.

Aku bodoh ya, bisa dengan sangat mudah pergi meninggalkan kamu hanya karna aku merasa tidak pantas dan tidak akan pernah bisa membuat mu bahagia, dan selalu berfikiran bahwa selama ini aku hanya menjadi benalu di hidupmu.

Oiya, kamu masih ingat ga awal pertama kita bertemu? Ya, di Gramedia.

Aku mau jujur, sejak pertemuan kita di Gramedia, aku lancang mengikuti kamu dengan adikmu hingga sampai komplek perumahan kamu. Aku memperhatikan setiap gerak gerik kamu saat bercanda dan tertawa dengan Wanda, adikmu.

Dan semenjak hari itu, aku sering datang ke Gramedia itu dengan harap bisa bertemu dengan kamu lagi. Tapi sudah beberapa kali aku datang, kita masih belum bisa di pertemukan. Aku hampir menyerah saat itu.

Tetapi Tuhan Maha Adil, ternyata kamu adalah adik dari Ryan, sahabatku di kampus. Saat dimana aku mengetahui kalau kamu adalah adik Ryan, aku luar biasa senang, tak hentinya tersenyum bisa mendapatkan kesempatan untuk bisa tau nama kamu, Ersya.

Aku menanyakan banyak hal tentang kamu ke Ryan. Ya walaupun awalnya Ryan ragu dan sempat tak percaya, tapi aku berusaha menyakinkan Ryan.

Tau ga, apa yang Ryan bilang saat aku berkata bahwa aku ingin mengenal kamu lebih jauh? Ryan bilang "Adik gue bukan mainan cowok begajulan yang kalo udah bosen tinggalin gitu aja, adik gue ga gue izinin deket dan kenal sama sembarang orang, siapapun yang pengin kenal dan deket sama adik gue, di depan ada gue, gue yang bakalan jadi tameng dan orang nomor satu yang maju paling depan, karna adik gue adalah nyawa gue."

Jujur aja, aku salut sama ucapan Ryan waktu itu. Lagi lagi aku merasa bahwa aku takan pernah bisa bersanding dengan kamu.

Dan pada kenyataannya memang benar, aku sama sekali tidak pernah pantas bila harus bersanding dengan kamu. Aku bukan cowok baik baik.

Gatau mau bilang apalagi selain maaf.

Maaf karna telah menyakiti.
Maaf karna telah singgah.
Maaf karna selalu mengeluh.
Maaf karna selalu aku repotkan.
Maaf karna aku telah pergi dan membuat luka.
Terimakasih karna telah bersedia menawarkan pundak ketika aku butuh sandaran.

Aku senang bisa liat kamu walau dari jauh, aku sayang kamu, Ca. I Love You💙

Orang orang takan pernah tau dan merasakan bagaimana perasaan Ersya saat itu. Takan pernah bisa mengerti bagaimana sulitnya menerima kenyataan seperti ini.

Dan setelah semuanya perlahan membaik, Ersya kembali memulai hidupnya dari awal.

Bertekad dan meyakinkan dirinya bahwa di balik kenyataan hari ini, Tuhan telah menyediakan kebahagian di hari esok.

Hingga pada akhirnya, Aldi lah memang orang yang sedari awal Tuhan ciptakan untuk dirinya.

"Aku sayang kamu, Di. Maaf karna dulu aku pernah mengecewakan dan membuatku patah beberapa kali, maaf karna selalu saja menyakiti dan tak pernah mau mengerti." Ujar Ersya sambil berkaca kaca.

Aldi tersenyum haru melihat perempuan yang sudah sejak dari lama ia dambakan. Tanpa menjawab wanitanya, Aldipun membawa Ersya ke dalam pelukannya dan merengkuhnya erat.

"Aku sayang kamu, Ca. Terimakasih karna telah bersedia menerima aku dan mengandung anakku." Ucap Aldi sambil mengecup kening Ersya dan mengusap perut Ersya yang masih rata.

Tamat

****

Semoga suka💙
Salam, Syifa Nur Rahayu

Alhamdulillah, setelah hampir 3 bulan aku menyiapkan Epilog seperti ini akhirnya aku berani mempublikasikannya.

Terimakasih pembaca setia Khatulistiwa.

Terimakasih yang telah memberikan votte serta comment di cerita ini.

Terimakasih yang sudah memberikan dukungan dan masukan untukku.

Aku sayang kalian.

Masih sama, jangan lupa votte dan comment yak!✨🥰

Sampai jumpa di cerita aku yang selanjutnya ya, jangan pernah bose baca cerita aku, lopyu💙.


Instagram: syifanrhy_

Khatulistiwa[TAMAT]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant