Baikan?

41 4 2
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak😉

****

Bukan tak ingin menjadi prioritas utama, hanya saja aku takut jika suatu saat nanti kamu malah menemukan orang lain dan mampu membuatku menjadi prioritas kesekian untukmu.

****

Jujur saja, sejak semalam aku tak bisa tidur dengan normal. Kalimat yang dikatakan oleh Shavira terus saja menganggu fikiran.

Rentetan kalimat pun mengingatkanku untuk tidak berfikir yang berlebihan terhadap hubungan Vikram Shavira. Dan aku selalu saja merapalkan kalimat "Mereka bukan gada hubungan spesial. Ya, gada."

"Arghhhhh, ko malah jadi gini sih."

"Shavira kan sukanya sama Ryan, Ca. Jadi gakan mungkin."

"Tarik nafas, buang."

"Oke, tenang, Ca."

Ya, sejak bangun tadi, aku sama sekali belum meninggalkan tempat tidur ini. Rasanya malas, ditambah hari libur jadi lebih baik seperti ini saja dulu, rebahan.

"Ca, sarapan." Teriak Wanda dari bawah.

Aku mendengus kemudian turun tanpa mandi.

"Lho, anak gadis ko jam segini belum mandi sih?" Kata ayah.

"Ayah kemana aja sih? Mana pernah Eca mandi pagi kalo bukan hari sekolah." Wanda menyindirku sambil mengambil nasi goreng.

"Ngaca anjir, dikira sendirinya suka mandi pagi." Balasku.

"Suka lahh."

"Sambil ngimpi."

"Nah itu lo tau."

"Kalo mau debat berhenti makan." Kata bunda dan berhasil membuat aku dan Wanda bungkam.

Setelah makan, aku pun membantu bunda membereskan bekas makan. Aku mencuci piring dan bunda kembali merapikan meja makan.

"Ca, ada Ryan." Kata ayah dari ruang tengah.

Aku mendengus. Malas sekali.

"Ngapain sih dateng ke rumah." Gerutuku.

"Bun, aku ke atas ya." Tanpa menoleh kearah Ryan.

"Anak itu, memang keras kepala Yan, kamu tau itu dari dulu." Kata bunda sambil menggelengkan kepala.

"Iya bun, gapapa. Lagian ini salah aku juga yang ga izin ke Eca."

"Ya tapi ga harus gini juga. Ecanya aja yang emang belum ngerti dan harus selalu kamu nemenin dia, dan kamu ga boleh nemenin yang lain."

"Aku ke kamar Eca aja deh, bun." Kata Ryan dan bunda mengangukkan kepala.

"Ca, gue masuk ya." Kata Ryan sambil membuka pintu kamar Eca yang tak pernah terkunci.

"Gue males ketemu sama lo ish."

"Tapi gue udah disini, di depan lo."

"Bodoamat, gue mau pergi. Mending balik aja."

"Yodah, selagi lo mandi dan ganti baju, gada masalah, kan kalo gue tunggu lo? Lagi pula, lo belum mandi, kan?" Kata Ryan sambil tersenyum.

Aku mendengus.

"Lo masih marah sama gue, Ca? Gada niatan buat maafin gue, gitu? Lo ga kasian sama gue yang udah kayak mayat hidup gini? Lo ga mau larang gue buat ga boleh ikutan balapan liar? Lo seneng seneng aja gitu liat gue ganti terus pasangan? Ayolah Ca, maafin gue, ya?"

"Gue sibuk, mending lo balik aja, lagian lo besok aja praktikum, kan? Sana belajar." Kataku mengalihkan pembicaraan.

Kalo di fikir fikir, aku sudah seperti kekasih yang ngambek ke pacarnya, ya? Bodoamat.

Aku melihat Ryan mendengus sebelum akhinya kembali berkata "oke, gua ngaku gue salah, ga izin ke lo dan pergi gitu aja bareng sama Putri. Waktu itu gue mau bilang ke lo, tapi ponsel gue mati, lupa di charger."

"Ga pinjem ponsel Putri?"

Lagi lagi Ryan menghembuskan nafas seolah olah tak tau harus menjelaskannya seperti apalagi kepadaku.

"Lo ga perlu jelasin ngalor ngidul, Yan. Lo cuma harus balik dan anggep aja kita baik baik aja. Lagian juga, gue emang udah dari lahir egois dan keras kepala, jadi lo juga udah tau gimana bobroknya gue luar dalem. Jadi, sekarang lo balik aja." Kataku sambil masuk kedalam kamar mandi.

Dari dalam kamar mandi, samar samar aku mendengar Ryan kembali mengatakan kalimat yang membuat aku semakin merasa bersalah.

Hingga tak sadar, air matakupun keluar seiring dengan air kran yang mulai membasahi sekujur tubuhku.

****

Salam,
Syifa Nur Rahayu💙

Yaampun, fikiran aku buntu banget dan gatau kenapa tetiba chapter ini jadi kayak gini ku tulis🤣

Maafkan jika feelnya belum dapet, next chap, aku usahain bakalan ada deh, hhe.

Terimakasih untuk kalian yang sudah mampir dan membaca ceritaku, ily.

Jangan lupa juga follow akun instagramku syifanrhy_

Khatulistiwa[TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang